Berani Melangkah Seri Injil Matius (Bag 5)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
7. Jagalah Hatimu!
“Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19)
Perkataan ini diucapkan Yesus ketika beberapa orang Farisi dan ahli Taurat mempersoalkan tentang membasuh tangan. Mereka menuduh murid-murid Yesus melanggar adat istiadat nenek moyang karena mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. Orang Farisi dan ahli Taurat memang terkenal ketat dalam memelihara adat istiadat Yahudi. Mereka lebih mementingkan adat istiadat daripada menaati perintah Allah, dan mereka juga suka menghakimi, terutama kepada Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka selalu mengamati-amati gerak-gerik Yesus dan murid-murid, dan mencari kesempatan untuk menyalahkan, seperti halnya dalam kasus ini. Mereka adalah orang-orang munafik yang menganggap diri sebagai orang yang saleh dan beribadah kepada Allah, namun pada kenyataannya mereka lebih mementingkan ajaran manusia daripada perintah Allah.
Oleh karena itu, terkait dengan tuduhan mereka itu, Yesus berkata “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Mat. 15:11) Di sini Yesus ingin menekankan bahwa tuduhan mereka itu semata-mata berasal dari hati mereka yang jahat.
Sebagai seorang yang sangat berhikmat, Salomo sangat memahami betapa pentingnya peranan hati. Dia tahu bahwa hati manusia duniawi memiliki kecenderungan yang jahat. Oleh karena itu dia menuliskan, “Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong, yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari, yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran” (Ams. 6:12-14). Salomo menasehati kita untuk senantiasa menjaga hati dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Maka kita harus menjaga hati kita. Jangan biarkan hal-hal yang cemar dan jahat masuk ke dalam hati kita. Dan walaupun mungkin kita tidak mengucapkan perkataan yang jahat, namun pikiran yang jahat pun telah menyebabkan kita berdosa. Nabi Yeremia pernah memperingatkan para pembaca, “Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yer. 7:9). Walaupun orang lain tidak tahu, tetapi Tuhan tahu dan akan memberikan balasannya–sebab Tuhan mampu untuk menyelidiki hati dan menguji batin untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.
Salah satu cara yang paling baik dalam menjaga hati adalah dengan memenuhinya dengan firman Tuhan, sehingga iblis tidak dapat masuk. Sebab ketika kita dipenuhi firman, kita akan segera menyadari ketika hal-hal yang jahat berusaha untuk masuk. Kita dapat segera menghalaunya, sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa.
Iblis berusaha untuk masuk ke dalam hati kita dan ingin menyesatkan kita. Dia tahu bahwa jika dia berhasil menguasai hati manusia dan memberikan pengaruh yang jahat, maka dia telah berhasil menghalangi manusia untuk memperoleh keselamatan. Di akhir zaman ini, pekerjaan iblis semakin gencar. Oleh karena itu, janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Jika ada sedikit celah saja, maka dia akan segera masuk. Marilah kita senantiasa menjaga hati agar hidup kita dapat senantiasa berkenan dan memuliakan nama-Nya.
