Sabar Sampai Musim Menuai
Seri Injil Matius (Bag 4)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia

30. Percaya Saja, Mujizat Akan Terjadi
“Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ” (Matius 13:58)
Setelah memberitakan Injil dan mengadakan berbagai tanda dan mujizat di tempat-tempat lain, akhirnya Yesus sampai di kota kelahiran-Nya, yaitu Nazaret. Seperti kebiasaan-Nya, Dia masuk ke rumah ibadat untuk membacakan nas dari Kitab Suci dan mengajar orang banyak.
Mulanya orang banyak itu merasa takjub akan perkataan-Nya, tetapi setelah mereka tahu bahwa Yesus adalah anak Yusuf, seorang yang mereka kenal, mereka mulai meragukan Yesus. Pada akhirnya, mereka menjadi kecewa dan menolak Dia. Dan karena mereka tidak percaya kepada Yesus, maka tidak banyak mujizat yang dilakukan-Nya di Nazaret, kecuali kesembuhan beberapa orang yang sakit.
Sesungguhnya iman mendahului mujizat. Jika kita melihat peristiwa-peristiwa sebelumnya, mujizat-mujizat umumnya terjadi karena adanya iman. Ada beberapa contoh yang dapat kita lihat. Kesembuhan yang terjadi pada hamba seorang perwira di Kapernaum terjadi karena perwira itu percaya bahwa ada kuasa dalam perkataan Yesus, sehingga dia bisa berkata, “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Luk. 7:6b-7) Yesus memuji iman perwira itu dan berkata, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.” (Mat. 8:13)
Demikian juga yang dialami oleh seorang perempuan yang telah sakit pendarahan selama dua belas tahun. Dia telah banyak mendengar tentang Yesus dan mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya dan dia percaya. Maka, ketika pada suatu hari Yesus datang ke kotanya, dia segera menghampiri Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh,” demikian pikirnya (Mrk. 5:28). Karena iman, seketika itu juga pendarahannya berhenti dan dia sembuh.
Kesembuhan yang diperoleh karena iman bukan hanya dilakukan oleh Yesus, melainkan juga oleh rasul Paulus. Kisah Para Rasul 14 mencatat bahwa di Listra ada seorang yang hanya duduk-duduk saja, karena kakinya lemah dan lumpuh sejak lahir. Dia duduk dan mendengarkan perkataan rasul Paulus. Rasul Paulus pun melihat bahwa dia memilki iman untuk dapat disembuhkan, sehingga rasul Paulus berkata dengan suara nyaring, “Berdirilah tegak di atas kakimu!” (Kis. 14:10a) Mujizat terjadi. Orang itu langsung dapat berdiri dan dapat berjalan kian ke mari.
Melalui peristiwa-peristiwa di atas, kita melihat bahwa iman sangat erat kaitannya dengan terjadinya kesembuhan dan mujizat. Jadi, jika kita ingin mengalami kesembuhan atau pun mujizat dalam kehidupan ini, maka kita harus terlebih dahulu memiliki iman. Kita harus percaya bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkan dan melakukan berbagai hal yang tampaknya mustahil bagi manusia. “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” (Mrk. 10:27)
Mungkin di antara kita ada yang baru saja mendapat vonis dari dokter bahwa kita menderita suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Kiranya kita dapat menguatkan hati, sehingga kita tidak merasa terlalu kuatir, takut, apalagi putus asa. Serahkanlah semua kepada Tuhan. Jika memang Dia menghendaki kita sembuh, Dia akan membiarkan mujizat-Nya terjadi atas diri kita. Namun jika tidak, kita pun percaya bahwa rancangan-Nya selalu baik adanya.