Sabar Sampai Musim Menuai
Seri Injil Matius (Bag 4)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia

26. Ragi Yang Diadukkan
“Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya” (Matius 13:33)
Ragi adalah bahan penting dalam membuat adonan roti dan kue, yang berfungsi membuat adonan dapat mengembang. Ragi akan memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan karbondioksida sehingga menciptakan alkohol dalam tepung. Dengan demikian, adonan roti atau kue pun akan mengembang karena karbondioksida terperangkap dalam gluten. Adonan yang mulanya hanya sekepalan tangan orang dewasa, bisa menjadi dua atau tiga kali lipatnya ketika sudah ditambahkan ragi.
Demikianlah Tuhan Yesus menggunakan ragi dalam perumpamaan-Nya, “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”
Dalam kesempatan lain, Tuhan Yesus juga pernah mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” (Mat 16:11). Awalnya murid-murid mengira bahwa ragi yang dimaksud adalah ragi yang terdapat di dalam roti, karena mereka tidak membawa roti. Namun ternyata yang dimaksudkan-Nya ialah ajaran orang Farisi dan Saduki. Pengaruh orang Farisi dan Saduki begitu besar, sehingga dapat mempengaruhi iman kepercayaan mereka.
Di dalam Alkitab, ragi seringkali berbicara mengenai ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran. Ajaran-ajaran ini tentunya sangat berbahaya bagi kemurnian kebenaran itu sendiri. Seperti pada zaman gereja para rasul, guru-guru palsu masuk ke dalam gereja dan menyebarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran. Dan banyak orang percaya menjadi terpengaruh, karena ajaran-ajaran seperti ini lebih dapat memuaskan telinga mereka. “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (2 Tim 4:3). Membuat akhirnya gereja semakin menjauh dari kemurnian kebenaran Firman Tuhan.
Dalam era digital sekarang ini, sumber informasi begitu terbuka dan sangat mudah untuk kita dapatkan. Namun kita perlu waspada karena informasi atau pesan yang kita terima itu dapat saja mengandung ragi di dalamnya. Banyak pengajaran-pengajaran, motivasi-motivasi kehidupan yang sepertinya benar, tetapi sesungguhnya jauh dari kebenaran Firman Tuhan. Hal ini tentunya berbahaya bagi pertumbuhan iman kita.
Jemaat di Berea memberikan teladan yang sangat baik, “… mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. (Kis 17:11). Hari ini, biarlah kita juga dapat selalu waspada dan dapat menyaring setiap pesan dan informasi yang kita terima, agar tidak ada ragi yang berkembang dan mempengaruhi pertumbuhan iman kita.
Haleluya!