Sabar Sampai Musim Menuai
Seri Injil Matius (Bag 4)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia

25. Biji Sesawi
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya” (Matius 13:31)
Biji sesawi adalah biji yang sangat kecil jika dibandingkan dengan biji tanaman lainnya. Ukurannya hanya sebesar 1 mm dan beratnya sekitar 1 mg. Meskipun sangat kecil, tetapi ketika bertumbuh, sesawi dapat tumbuh besar melebihi tanaman-tanaman lainnya. Inilah gambaran benih iman yang ditaburkan di dalam hati kita. Awalnya, iman kita begitu kecil bagaikan biji sesawi, tetapi kemudian dapat tumbuh menjadi semakin besar.
Yang menarik, sesawi ini termasuk tanaman yang tergolong sayur-sayuran, seperti kubis dan brokoli. Namun biji sesawi ini dapat tumbuh sedemikian sehingga menjadi tinggi dan besar seperti sebuah pohon. Secara biologis, sayuran dan pepohonan adalah dua jenis tumbuhan yang berbeda. Sebesar apapun sayuran, tetap saja tidak bisa menjadi pohon. Tetapi sesawi ini, walaupun tergolong sayuran, dapat tumbuh begitu begitu tinggi dan besar seperti sebuah pohon. Hal ini menggambarkan betapa hebatnya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi dalam iman kita.
Namun, setelah menjadi sebesar pohon, burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya. Burung-burung ini melambangkan si jahat. Pada awalnya, benih iman yang ditaburkan adalah benih kebenaran yang murni. Tetapi seiring pertumbuhannya, si jahat bersarang di dalamnya. Seperti sarang burung yang tidak terlalu nampak, kecuali benar-benar diperhatikan dari jarak dekat, demikianlah tanpa disadari, benih si jahat dapat bersarang di dalam pertumbuhan iman kita dan di dalam perkembangan gereja.
Saul, yang awalnya memiliki hati begitu rendah hati dan taat, sehingga dipakai Tuhan menjadi raja pertama bagi bangsa Israel. Seiring pertumbuhan pelayanannya, karena tidak waspada, si jahat bersarang di dalam hatinya. Dirinya menjadi sombong, tidak lagi setia, dan tidak lagi taat dan berpegang pada firman Tuhan.
Gereja para rasul yang awalnya begitu murni. Tetapi seiring perkembangannya, si jahat terus berusaha masuk dan menyebarkan ajaran palsunya.
Si jahat tidak pernah akan tinggal diam melihat pertumbuhan iman kita dan perkembangan gereja Tuhan. Karena itu “sadarlah dan berjaga-jagalah!” Jangan sampai benih si jahat bersarang di dalam hati kita. Dan juga “awasilah ajaranmu!” Jangan sampai si jahat dengan ajaran sesatnya masuk dan bersarang di dalam gereja-Nya.
Haleluya!