Sabar Sampai Musim Menuai
Seri Injil Matius (Bag 4)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia

24. Sabar Sampai Musim Menuai
“Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 13:43)
Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan mengenai seorang yang menabur benih yang baik di ladangnya. Tetapi musuh datang dan menaburkan benih lalang di antara gandum itu. Ketika gandum tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang. Namun sang tuan membiarkan lalang itu tumbuh bersama dengan gandum sampai saat menuai tiba. Demikianlah orang benar dan orang fasik hidup bersama-sama di dalam dunia.
Keadaan dunia pada akhir zaman pernah dikatakan oleh Rasul Paulus: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah.” (2Tim 3:1-4). Demikianlah kita sebagai orang percaya hidup di tengah masyarakat dunia dengan moralnya yang semakin bobrok.
Barulah ketika waktu menuai tiba, gandum dan lalang itu dipisahkan. Pada saat penghakiman, lalang, yaitu orang-orang yang melakukan kejahatan selama di dunia akan dikumpulkan dan dicampakkan ke dalam api. Sementara gandum, yaitu orang-orang benar akan dibawa ke dalam lumbung, yaitu masuk ke dalam Kerajaan Surga. Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Terkadang hidup sebagai gandum di antara lalang, kita akan mengalami kesusahan dan menderita untuk menjalani hidup sebagai orang benar. Sama seperti yang dirasakan oleh pemazmur, kita merasa cemburu terhadap orang-orang fasik yang nampaknya hidup nyaman dan senang walaupun perbuatannya tidak benar (Mzm 73:3-4).
Dalam perumpamaan gandum dan lalang, mengapa tuannya tidak menyuruh hamba-hambanya untuk mencabut lalang itu? Penulis kitab Matius menekankan bahwa pada waktu lalang dicabut, kemungkinan gandum itu juga akan ikut tercabut (Mat 13:28-29). Artinya, Tuhan tidak serta-merta menurunkan hukumannya atas umat manusia, sebab orang benar sekalipun hampir tidak dapat bertahan akan penghakiman-Nya (1Pet 4:18). Tuhan menunggu sampai kedurjanaan orang fasik genap jumlahnya (Kej 15:16). Saat Tuhan sepertinya mengizinkan kejahatan untuk tinggal diam dalam dunia, bukan berarti bahwa penghakiman tidak akan datang pada orang fasik.
Akhir hidup orang fasik sesungguhnya menuju kebinasaan. Karena itu, kita harus terus bersabar dan bertahan sampai musim menuai tiba. Rasul Paulus menasihatkan agar kita senantiasa taat dan tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Kita harus berpegang pada firman kehidupan. Dengan demikian kita dapat menjadi anak-anak Allah yang tidak bercela dan tetap bercahaya di tengah dunia yang gelap ini sehingga kelak layak mendapat kemuliaan bersama-sama dengan Kristus.
Selama di dunia ini kita harus hidup benar dan berjalan sesuai kehendak Tuhan. Pada saatnya kelak, Tuhan akan memisahkan dan mengumpulkan kita ke dalam Kerajaan Surga.
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rm 12:12)