Sabar Sampai Musim Menuai
Seri Injil Matius (Bag 4)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia

23. Tanah Yang Baik
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat” (Matius 13:23)
S
Untuk bisa menghasilkan pohon yang berbuah lebat, dibutuhkan tanah yang baik dan subur. Karena itulah petani akan mempersiapkan terlebih dahulu tanahnya, sebelum mereka menaburkan benih. Pertama-tama, lahan akan dibersihkan dari kotoran-kotoran dan rumput liar yang dapat mengganggu pertumbuhan benih. Setelah itu, mereka akan menggemburkan tanahnya, lalu diberikan pupuk. Setelah tanah itu siap, barulah benih mulai ditebarkan.
Begitu pula dengan hati kita. Agar Firman Tuhan bisa berbuah di dalam kehidupan kita, kita perlu terlebih dahulu mempersiapkan hati kita sebelum mendengarkan Firman Tuhan.
Pertama-tama, kita perlu membersihkan hati kita dari segala kejahatan dan hal-hal yang kotor. Dengan banyaknya gulma dan tanaman liar, benih Firman Tuhan tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Yakobus mengatakan, “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” (Yak 1:21)
Selanjutnya, kita perlu menggemburkan hati kita yang keras agar menjadi lembut. Dengan rendah hati, kita mau menerima segala nasihat dan teguran Firman Allah. Seperti penulis kitab Ibrani menasihatkan, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman” (Ibr 3:15)
Dan setelah benih firman Tuhan ditaburkan, kita mau menyimpannya di dalam hati kita dan dengan tekun berusaha mengerjakannya. Dengan demikian, barulah firman Tuhan dapat menghasilkan buah.
Hari ini, bagaimanakah hati kita ketika mendengarkan Firman Tuhan?
Kalau sebelumnya, karena banyaknya kesibukan, membuat hati kita dipenuhi banyak persoalan sehingga tidak dapat fokus ketika mendengarkan Firman Tuhan, biarlah hari ini kita dapat terlebih dahulu membersihkan hati dan menenangkan diri kita sebelum mendengarkan Firman Tuhan.
Kalau sebelumnya, karena kekerasan hati kita, kita hanya mau mendengar perkataan Firman Tuhan yang indah dan menolak teguran, biarlah hari ini kita dapat terlebih dahulu menggemburkan hati kita dan merendahkan hati kita sebelum mendengarkan Firman Tuhan.
Kalau sebelumnya, setelah mendengarkan firman Tuhan, kita sering mendengar dan melupakannya, biarlah hari ini kita dapat mendengarkan Firman Tuhan, lalu menyimpannya di dalam hati, dan dengan tekun melakukannya.
Maka, benih Firman Tuhan yang ditaburkan akan dapat berakar di dalam hati kita, bertumbuh, dan akhirnya menghasilkan buah seratus kali lipat.
Haleluya!