Berani Melangkah Seri Injil Matius (Bag 5)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
22. Yang Terbesar Dalam Kerajaan Sorga
“Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:4)
Dalam perjalanan ke Kapernaum, murid-murid Yesus mempertengkarkan tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus mengetahui hal itu, sehingga Dia sengaja memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Yesus ingin mengajarkan mereka tentang betapa berbedanya konsep kerajaan surga dengan konsep dunia. Dunia menganggap bahwa orang yang terbesar adalah orang yang ada di tingkat tertinggi, baik dalam hal status, kedudukan, kekayaan, atau pun kepandaian. Sedangkan konsep kerajaan surga adalah sebaliknya, sebagaimana yang dikatakan Yesus dalam Markus 10:43-44: “Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.”
Sebelumnya murid-murid mengira konsep kerajaan surga sama seperti konsep dunia, sehingga mereka memperebutkan posisi yang paling tinggi. Hal ini tercermin dari permohonan yang diajukan oleh ibu Zebedeus dan anak-anaknya, Yakobus dan Yohanes, untuk dapat duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus dalam kerajaan surga. Kita juga dapat melihat reaksi murid-murid lain yang marah karenanya. Ini menunjukkan betapa mereka sombong dan sangat mementingkan diri sendiri. Beberapa di antara mereka merasa lebih unggul dan ingin mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dan mulia.
Oleh karena itu, Yesus mengambil contoh seorang anak kecil. Umumnya anak kecil itu polos dan pikirannya sederhana. Dia tidak memiliki ambisi atas kedudukan atau kekuasaan dan tidak memiliki pikiran yang jahat. Anak kecil lebih mudah diajar dan bisa dinasihati. Anak kecil pun sangat bergantung dan percaya pada orang tuanya.
Itulah sebabnya Yesus memakai anak kecil sebagai contoh di depan murid-murid, agar mereka menyadari bahwa hanya orang-orang yang memiliki sifat dan ciri-ciri seperti anak kecil di atas yang layak masuk ke dalam kerajaan surga.
Sesungguhnya, Yesus sendiri telah memberikan teladan, terutama dalam hal kerendahan hati kepada murid-murid. Ketika lahir sebagai manusia, Dia memilih kandang domba sebagai tempat kelahiran-Nya. Selama menjalankan misi-Nya untuk memberitakan Injil, Yesus tidak pernah menyombongkan diri, walaupun perkataan dan perbuatan-Nya dipenuhi kuasa. Dia pun mau membasuh kaki murid-murid-Nya, walaupun Dia merupakan Tuhan dan Guru mereka. Dan puncak dari semuanya adalah ketika Dia dengan rendah hati menerima segala cemooh dan hinaan, sampai Dia mati di kayu salib. Semua itu karena Yesus tahu bahwa Dia datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Mrk. 10:45a). Dan setelah semuanya itu, barulah Yesus dimuliakan.
Demikian juga halnya dengan kita, para pengikut-Nya. Jika kita ingin masuk ke dalam kerajaan surga dan dimuliakan bersama Yesus, teladanilah ketaatan dan kerendahan hati-Nya! “Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mzm. 149:4) Jadilah sama seperti anak-anak dalam pemikiran. Jangan memikirkan dan menginginkan hal-hal yang terlalu tinggi. Ingatlah bahwa “ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” (Ams. 22:4)
