Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh Para Pendeta dan Jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
18. Kebetulan Atau Bukan?
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11)
Sebagai manusia yang mempunyai akal budi, kita sering membuat rencana, baik itu rencana harian atau rencana jangka panjang. Jika suatu peristiwa terjadi tanpa rencana atau niatan sebelumnya, kita sering menyebutnya sebagai suatu ‘kebetulan.’ Misalnya, “Kebetulan, saya bertemu dengan teman lama di pasar tadi pagi,” atau “ketika saya jatuh dari motor, kebetulan ada orang yang sedang duduk dekat situ, jadi ada yang menolong saya.” Tapi benarkah ini sekadar kebetulan semata?
Yusuf adalah seorang tokoh yang sejak masa mudanya telah mengalami begitu banyak macam tantangan. Dia pernah dijual oleh kakak-kakaknya, kemudian difitnah oleh istri Potifar, dan dia dimasukkan ke dalam penjara. Meskipun demikian, jika kita membaca kisah hidup Yusuf dalam kitab Kejadian, kita akan melihat bagaimana Tuhan selalu menyertai Yusuf di mana pun ia berada.
Ada beberapa hal menarik yang kita dapat lihat ketika Yusuf berada dalam penjara. Dua pegawai Firaun, yaitu juru minuman dan juru roti ditempatkan pada pengawasan kepala penjara yang sama dengan Yusuf dan mereka juga ditempatkan di penjara yang sama dengan Yusuf. Penulis kitab Kejadian menjelaskan bahwa juru minuman mengenal Firaun yang kemudian memerintahkan agar Yusuf dibebaskan. Lalu, kedua pegawai itu masing-masing bermimpi ketika dipenjarakan bersama- sama dengan Yusuf. Mereka berdua juga mau menceritakan mimpi mereka kepada Yusuf, yang bukan ahli sihir maupun ahli nujum Mesir. Yusuf juga pada akhirnya dapat mengartikan mimpi mereka dengan tepat. Apakah semua ini hanya ‘kebetulan’ semata-mata atau bukti pimpinan Allah terhadap Yusuf?
Terkadang kita melihat setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai sebatas ‘kebetulan’ saja. “Kebetulan saya bisa diterima bekerja di perusahaan A.” “Kebetulan saya bisa mengerti teknologi, jadi bisa membantu gereja dalam urusan perteknologian.” Atau mungkin kita pernah berpikir, “Kebetulan keluarga saya semuanya jemaat Gereja Yesus Sejati, sehingga saya bisa jadi jemaat di sini juga.” Sadarkah kita bahwa setiap hal yang kita terima adalah bentuk pimpinan dari Allah untuk hal yang baik?
Semua yang terjadi adalah sesuai dengan kehendak Allah. Bila Allah tidak berkenan akan sesuatu hal terjadi, maka hal tersebut pun tidak akan terjadi. Kita juga harus ingat bahwa rencana Allah selalu mendatangkan kebaikan, maka setiap hal dalam kehidupan kita mempunyai alasan tersendiri mengapa dapat terjadi.
Oleh karena itu, ketika suatu hal yang baru atau tanpa direncanakan sebelumnya terjadi, kita seharusnya tidak melihatnya sebagai kebetulan semata, melainkan sebagai bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Kita juga bisa belajar dari kisah Yusuf bahwa pertolongan Allah dapat datang dengan cara apa pun, bahkan dengan cara yang sering kita anggap sebagai sebuah ‘kebetulan’. Kiranya Tuhan selalu menguatkan iman kita dari hari ke hari!