Ini data sampel saja
Ayat Mas:
“Lalu berkatalah Mefiboset kepada raja: “Biarlah ia mengambil semuanya, sebab tuanku raja sudah pulang dengan selamat.”” (2Sam. 19:30)
Ringkasan Khotbah Sabat:
Raja Daud dan Mefiboset adalah suatu perlambangan
1. Daud, raja Israel melambangkan Tuhan Yesus, adalah raja rohani, Raja segala segala raja, Raja yang menguasai dan mengatur alam semesta, Dia adalah Raja di dalam gereja.
2. Mefiboset, anak Yonatan yang cacat (timpang) melambangkan umat Kristen.
Kita pun dahulu seperti Mefiboset. Kita berdosa, yang tidak benar, jahat di hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya kepada kita. Dia memberikan anugerah keselamatan kepada kita, ini adalah kasih Tuhan yang terbesar (Rm. 5:6-8).
Mefiboset melambangkan umat Kristen.
1. Mefiboset sujud dan menyembah kepada raja Daud (2Sam. 9:6)
• Kita harus sujud dan menyembah kepada Tuhan, dengan rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Sujud dan menyembah kepada Tuhan berarti kita menyembah hanya kepada Tuhan dan kita menuruti atau mentaati segala perintah-Nya (Mzm. 95:6; Ibr. 12:28;
2. Mefiboset menyebut dirinya hamba (2Sam. 9:6).
• Semua umat Kristen adalah hamba di hadapan Tuhan (Rm. 6:22; Kol. 3:24; Yoh. 13:16; Kel. 21:5-6; Luk. 17:7-10). Jemaat adalah milik Tuhan dan berada di bawah kuasa-Nya. Kita harus melayani Tuhan dan berbuat menuruti perintah Tuhan (melakukan firman). Hendaklah kita menjadi hamba yang baik, yaitu taat dan setia kepada Tuhan (Ef. 6:5-8; Tit. 2:9-10).
3. Mefiboset menyamakan dirinya seperti anjing mati, yaitu menunjukkan dirinya hina dan tidak berguna. Tetapi raja Daud menunjukkan kasihnya kepada Mefiboset. Mefiboset dapat makan sehidangan dengan raja Daud sebagai salah seorang anak raja (2Sam. 9:7-8, 11-13).
• Allah menebus kita dari dosa bukan karena perbuatan baik kita, melainkan semata-mata karena kasih-Nya yang besar. Dia mengangkat kita sebagai anak-Nya dan memberi damai sejahtera. Dan kita diizinkan untuk makan perjamuan rohani dengan-Nya, yaitu persekutuan rohani dan memperoleh kehidupan yang kekal (1Yoh. 3:1-2).
4. Mefiboset pernah difitnah oleh Ziba, hamba Saul atau Mefiboset namun ia sabar dan tidak membalas (2Sam. 16:1-4).
• Adakalanya kita sebagai jemaat atau umat Kristen difitnah oleh orang lain. Kita harus sabar dan jangan takut. Tuhan tahu mana yang benar, mana yang salah. Kebenaran kelak akan nampak (Mat. 5:11).
5. Mefiboset menyatakan kesetiaannya kepada raja Daud dengan melakukan perbuatan dengan tidak membersihkan kakinya, tidak memelihara janggutnya dan tidak mencuci pakaiannya sejak raja Daud pergi sampai raja Daud pulang dengan selamat (2Sam 19:24).
• Mungkin di antara kita ada yang berpikir bagaimana kita membalas kasih Tuhan yang demikian besar kepada kita? Kita tidak dapat melayani Tuhan seperti jemaat lain, lalu apa yang harus kita lakukan? Kita dapat menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan dengan berdoa untuk negara, gereja, keluarga dan diri sendiri dan hidup dalam kekudusan (Mzm. 145:18).
6. Mefiboset tidak meminta supaya supaya Ziba dihukum. Sebaliknya ia menyerahkan segalanya kepada raja Daud, agar raja berbuat apa yang menurut raja pandang baik (2Sam. 19:25-27)
• Janganlah kita menuntut balas terhadap orang yang bersalah atau berdosa kepada kita, karena pembalasan adalah hak Tuhan (Ibr. 10:30; Yak. 4:11-12). Kebenaran kelak akan terungkap dan Tuhan akan menjaga dan melindungi kita. Kita yang sudah mendapat anugerah dari Tuhan dan dosa kita sudah diampuni, hendaklah mengampuni kesalahan atau dosa orang lain (Kol. 2:13; Mat. 18:23-35;
7. Mefiboset tidak mengadakan tuntutan kepada raja Daud (2Sam. 19:28).
• Kita dahulu adalah orang-orang yang patut mati, karena dosa atau kejahatan kita, tetapi Tuhan mengangkat kita dari lumpur dosa, memberi anugerah keselamatan kepada kita, memberikan warisan kerajaan sorga kepada kita dan Tuhan memberkati kita. Karena itu, kita tidak boleh menuntut kepada Tuhan, harus merasa cukup dan bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang Tuhan berikan (Ibr. 12:28; Ef. 2:1-7).
8. Mefiboset tidak mau mengambil bagian ladangnya (berbagi dengan Ziba), yang terpenting baginya adalah dapat bertemu raja Daud yang sudah pulang dengan selamat (2Sam. 19:29-30).
• Yang terpenting bagi kita bukanlah nama baik dan harta dunia. Kehilangan harta pun tidak masalah, yang terpenting kita dapat bertemu Tuhan Yesus di surga (Mat. 16:26; Flp. 3:7-8).
Sharing Keluarga:
1. Bagaimana kita dapat merendahkan diri di hadapan Tuhan seperti seorang hamba? Apakah yang dapat kita teladani dari kerendahan hati Mefiboset terhadap Raja Daud? (Lihat point 1-3) Bagaimana kita menyatakan kerendahan hati terhadap sesama? Apa kesulitannya dan bagaimana mengatasi rasa harga diri kita sebagai manusia yang seringkali egois?
2. Ceritakan pengalaman hidup Anda difitnah atau disalahpahami oleh orang lain? Bagaimana perasaan dan reaksi Anda saat itu? Apakah hari ini perkara itu sudah teratasi? Bagaimana cara Anda menyembuhkan luka hati tersebut? (Lihat point 4 dan 6)
3. Apakah kita sudah merasa diri kita cukup diberkati Tuhan? Bagaimana kita dapat mensyukuri keadaan buruk yang sedang dialami di masa pandemi? (Lihat point 5 dan 7)
4. Bagaimana kita dapat memiliki kesadaran bahwa keselamatan rohani dan surga adalah yang terpenting di dalam kehidupan manusia? Sikap dan perbuatan seperti apa yang seharusnya menyatakan kesadaran itu di dalam keseharian kita? (Lihat point 8)
Evaluasi Proyek Iman:
Evaluasilah tingkat kerendahan hati, kesabaran dan rasa syukur Anda dalam tujuh hari ini.
Proyek Iman:
Doakan orang yang telah memperlakukan Anda dengan buruk selama ini dan mohon pertolongan Roh Kudus supaya mengampuninya.
Pokok Doa:
1. Pandemi Covid-19 di seluruh dunia, khususnya di Indonesia
2. Saudara-saudari seiman yang terdampak pandemi secara kesehatan maupun ekonominya
3. Pertumbuhan iman selama masa pandemi
4. KPI online bulanan