Tuhan Memanggil Saya ke Gereja-Nya yang Sejati
Warta Sejati Edisi 110: Menemukan Gereja Sejati – Daftar Isi
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Daniel Awutey—Hahoe, Ghana, Africa
Sebelumnya, saya adalah jemaat di sebuah gereja. Perpindahan saya ke Gereja Yesus Sejati adalah peristiwa luar biasa yang akan selalu disyukuri.
DIUSIR DARI GEREJA SEBELUMNYA
Pada tahun 1991, tepatnya tanggal 19 Januari, pendeta dari gereja saya sebelumnya memberitahu bahwa dia ingin saya menjadi penanggung jawab gereja di Afrika Barat, dan hal ini berarti bahwa saya membutuhkan kekuatan supranatural. Dia meminta saya tidur malam itu di bawah salib, dan akan dibangunkan jam 2 pagi untuk berangkat ke Sungai Densei di bagian timur Ghana dan menerima “kekuatan” itu.
Saya tertidur nyenyak sekali malam itu. Pukul 9 pagi keesokan harinya, saya terbangun oleh dering bel. Itu adalah bel yang memanggil semua jemaat gereja untuk berkumpul.
Sungguh mengejutkan dan membingungkan, pendeta memerintahkan para penatua gereja untuk mengusir saya keluar dari tempat itu dalam lima menit.
Ketika saya menanyakan alasannya, dia menjelaskan bahwa tadi malam, dua malaikat muncul di hadapannya dalam penglihatan, mengikat dia, dan mencambuknya. Bahkan, pakaian yang ia kenakan pagi itu masih bernoda darah. Dia berkata bahwa kedua malaikat itu melarang dia untuk menyentuh saya atau berurusan apa pun dengan saya, karena Tuhan telah mempersiapkan saya untuk bekerja sebagai pelayan di gereja sejati di kota itu. Pada saat itu, saya sama sekali tidak punya gambaran tentang gereja sejati apa yang dimaksud.
MIMPI TENTANG GEREJA SEJATI
Kemudian pada hari itu juga, saya mengunjungi orang tua saya di kediaman mereka. Suasana menjadi sangat kaku, karena ucapan pendeta yang membuat permusuhan tingkat tinggi antara saya dan orangtua saya. Meskipun demikian, saya sempat beristirahat merebahkan badan di rumah mereka. Pada saat itulah saya bermimpi.
Saya dibawa ke suatu tempat yang sangat sulit untuk dijelaskan. Ada takhta yang sangat besar, dan seseorang duduk di atasnya. Saya hanya bisa melihat punggungnya. Kepalanya dikelilingi pelangi. Kemudian saya mendengar suara “aneh” dari takhta itu, yang seperti suara banyak air. Saya tidak bisa memahami bahasanya.
Tiba-tiba saya melihat seekor burung merpati keluar dari takhta itu ke arah saya. Burung tersebut meletakkan tiga pelangi, masing-masing satu di kepala, pinggang, dan kaki saya. Kemudian saya melihat diri saya ada di gunung yang sangat tinggi. Di sana saya melihat seorang lelaki yang sangat tua, penguasa gunung itu, berbicara kepada saya. Suaranya seperti suara banyak air, seperti suara pertama yang saya dengar.
Di tangan penguasa gunung itu ada tongkat dan gulungan kitab. Dia menyingkirkan kemeja saya dan mengenakan pakaian putih yang baru kepada saya. Dia juga mengikatkan pinggang saya dengan ikat pinggang kuning, dan memberikan sepatunya untuk saya pakai. Kemudian dia memberikan tongkat dan gulungan kitab yang ada di tangannya dan memerintahkan saya untuk memakan gulungan itu. Ketika mulut saya menyentuh gulungan itu, saya pun memahami suara yang keluar dari mulutnya. Penguasa gunung itu berkata bahwa saya harus kembali ke kota saya untuk mencari gereja sejati.
Ketika saya berbalik untuk pergi, saya melihat papan reklame berukuran besar dengan tulisan berbahasa Perancis—“Véritable Jésus Eglise” (dalam bahasa Indonesia: Gereja Yesus Sejati) dan “Samedi – Samedi – Samedi” (Sabtu – Sabtu – Sabtu). Tulisan itu dikelilingi oleh bintang-bintang yang berkelap-kelip. Setelah itu, saya terbangun dari mimpi.
BAGIAN DARI GEREJA SEJATI
Besoknya saya pergi mencari Gereja Yesus Sejati dan benar-benar menemukannya. Bangunannya sama persis dengan yang saya lihat dalam mimpi. Bahkan perilaku para jemaatnya juga sama seperti yang saya lihat dalam mimpi.
Empat bulan kemudian, saya dibaptis dalam nama Yesus dalam Gereja Yesus Sejati. Selama baptisan, saya melihat air di sekeliling saya penuh dengan darah. Sejak hari itu, tubuh saya, yang masih menanggung efek kecelakaan serius beberapa tahun sebelumnya, mulai sembuh dengan sendirinya.
Waktu itu, di tahun 1978, saya ikut ayah saya pergi ke hutan menebang pohon. Di Ghana, setelah pohon ditebang, sisa batangnya selalu dibakar. Ketika sedang berjalan di hutan itu, saya terjatuh ke dalam lubang sisa pohon, yang api arangnya masih menyala hingga melelehkan kaki saya dan membakar tubuh bagian bawah saya. Saya pingsan dan terbangun tiga hari kemudian di rumah sakit.
Dokter mengatakan bahwa mereka harus memotong kedua kaki saya karena luka bakar yang sangat parah. Tetapi Tuhan menjamah hati dokter itu untuk mengumumkan permintaan bantuan. Presiden Ghana mengunjungi saya di rumah sakit, dan menawarkan untuk menanggung semua tagihan medis. Saya menghabiskan tiga tahun di rumah sakit dan kesehatan saya sangatlah buruk, tetapi kaki saya tidak diamputasi. Para dokter memberitahukan bahwa saya akan hidup dengan empat masalah: migrain parah, epilepsi, buta, dan tidak bisa punya anak.
Saya mengalami semua masalah tersebut sampai pada hari saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Dan beberapa tahun setelah dibaptis, tubuh saya sudah sembuh total, hanya menyisakan bekas luka bakar parah tersebut. Saya berterima kasih kepada Tuhan yang menyembuhkan saya dan memberkati saya dengan empat anak.
Dua minggu setelah baptisan, saya bermimpi melihat tangan yang membawa tulisan “Eternel” (bahasa Indonesia: kekal) dan saya mendengar suara yang meminta saya membacanya. Ketika mencoba membacanya, saya merasa seolah lidah saya tertelan ke dalam perut.
Kemudian suara itu menyuruh saya mengulang-ulang kata “Haleluya”. Ketika saya melakukannya, saya merasa lidah saya menggulung kembali ke tempat asalnya di mulut saya dan saya pun mulai berdoa seperti jemaat lainnya. Saya terbangun dari mimpi dan mulai berdoa. Saya menyadari bahwa saya dipenuhi dengan Roh Kudus dan berdoa dalam bahasa roh.
Sejak itu, saya sangat bersukacita dan saya bersyukur kepada Tuhan karena telah menunjukkan gereja-Nya yang sejati kepada saya. Sekarang saya menjadi pekerja gereja penuh waktu dan menikmati setiap menitnya. Saya tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk Tuhan yang telah menyelamatkan saya dan memberikan harapan hidup kekal.
Puji dan syukur kepada Tuhan!