TUHAN MENJAGA RUMAH KAMI
Pemazmur mengingatkan dirinya sendiri, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” Saat sekarang ini, menjalani kehidupan yang sedemikian sibuk, kita membutuhkan peringatan ini juga karena mudah bagi kita untuk melupakan kasih karunia Tuhan dan rasa syukur kepada-Nya. Saat kita terlepas dari bencana besar, kita melihatnya sebagai penyelamatan dari Tuhan. Padahal bagaimana dengan kejadian sehari-hari yang kadang kala kita cenderung melihatnya sebagai suatu kebetulan belaka? Sampai sejauh mana kita benar-benar menghitung berkat-berkat Tuhan?
Di sini, pemberi kesaksian ini mengingat kasih Tuhan yang secara terus-menerus diberikan kepada keluarganya. Apakah Anda juga akan melakukan hal yang sama jika Anda berada pada posisinya?
“Suatu hari, saya berada di dapur rumah baru kami, saya sedang memasak sepanci makaroni ketika bel pintu berbunyi. Saya berjalan ke pintu depan dan melihat salah satu tante saya dan keluarganya datang mengunjungi kami. Karena terlalu bersemangat untuk bertemu dengan mereka, saya bergegas keluar ke teras depan untuk menyambut mereka. Tiba-tiba ada hembusan angin yang kuat dan saya mendengar pintu depan terbanting di belakang saya! Ketika saya menyadari bahwa saya tidak membawa kunci pintu, saya mulai panik. Kompor gas berada di posisi maksimum untuk memasak makaroni, dan anak saya yang berumur tiga tahun berada di ruang dekat dapur sedang bermain. Bagaimana jika air di panci kering? Bagaimana jika anak saya berjalan ke dapur? Saya tidak berani memikirkan akibatnya.
Buru-buru, tamu saya dan saya melakukan berbagai upaya untuk masuk ke dalam rumah tapi kami tidak berhasil. Ketika tampaknya semua cara telah kami lakukan, saya memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan. Sekali lagi, hati Tuhan tidak berpaling dari permohonan saya.
Pada saat genting ini, pemilik rumah sebelumnya kebetulan berada di lingkungan kami dan mampir untuk memberitahukan kepada kami bahwa dia masih berutang satu set kunci pintu. Ketika ia mendengar masalah saya, dia bergegas pulang untuk membawakan saya cadangan set kunci tersebut, Dengan kunci tersebut, saya bisa masuk ke dalam rumah dan dengan cepat mematikan kompor gas. Puji Tuhan, panci air tidak kering, dan anak saya tidak terluka.
Segala kemuliaan bagi nama Tuhan.”
Sumber: Manna 22 – Indifferent Neighbors