PERJALANAN SAYA PERCAYA KEPADA TUHAN
Sdri. Yip Hong Lee – Tempat Ibadah Manchester, Inggris
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya bersaksi. Ini adalah kesaksian saya bagaimana saya menjadi anggota Gereja Yesus Sejati (GYS). Saat itu tahun 1999, ketika saya bertemu dengan seorang saudari bernama Sylvia Ho di universitas. Setelah kami berteman, kami mulai berbicara tentang Allah. Saya selalu percaya pada suatu kuasa yang lebih tinggi, walaupun saya tidak pernah menemukan satu kuasa tersebut yang dapat memenuhi pengharapan saya. Kedua orang tua saya menganut salah satu agama dan itu menjadi agama yang saya anut juga, sampai saya bertemu dengan Sdri. Sylvia dan mulai membaca Alkitab. Semua yang saya baca di Alkitab memenuhi apa yang saya cari, dalam hal hikmat dan pengertian. Setelah itu barulah saya merasakan damai sejahtera dan kelegaan untuk pertama kalinya. Sekarang ketika saya merenungkannya kembali, saya yakin dan percaya bahwa Allah telah mempersiapkan jalan-Nya bagi saya untuk menemukan GYS. Perjalanan hidup saya baru saja dimulai, dan banyak hal yang akan terjadi. Saya bersyukur karena Dia menyertai saya.
Di akhir jenjang SMU, saya mendaftar untuk kuliah S1 di Leeds dan Manchester. Namun karena satu dan lain hal ada masalah-masalah dengan pendaftaran saya ke Leeds. Di saat yang bersamaan, saya ditawarkan penerimaan tanpa syarat di Manchester. Ini berarti bahwa saya diterima di sana, berapa pun nilai yang saya dapatkan untuk tingkat A. Manchester memang merupakan pilihan pertama saya, jadi tanpa pikir panjang apakah saya akan diterima di Leeds atau tidak, saya berangkat belajar di Manchester. Di sanalah saya bertemu dengan Sdri. Sylvia.
Setelah tahun pertama di universitas, sesaat setelah bertemu dengan Sdri. Sylvia, saya jatuh sakit. Musim panas itu, saat saya hendak kembali melanjutkan kuliah tahun kedua, saya mulai mengalami beberapa hal. Saya muntah-muntah setiap kali saya makan dan mengalami diare dengan bercak-bercak darah; jadi saya bergegas ke rumah sakit. Saya tidak dapat makan selama berbulan-bulan, karena para dokter menjalankan pemeriksaan-pemeriksaan pada pencernaan saya. Mereka tidak dapat mengetahui apakah masalah kesehatan yang saya alami, walaupun mereka telah menemukan sesuatu di usus kecil melalui hasil scan. Mereka harus menunggu sampai diare berhenti untuk melaksanakan bedah dan mengetahui apakah yang ada di dalam usus kecil saya.
Setelah operasi pembedahan dan beberapa pemeriksaan, mereka akhirnya mendiagnosa saya mengidap limfoma (Red.: kanker darah yang dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar getah bening) dan memutuskan untuk memberikan kemoterapi. Walaupun saat itu saya merasa sedih, saya bertekad untuk kembali kuliah. Hidup saya baru saja dimulai. Saya sedang menikmati hidup saya di universitas dan tidak mau meninggalkannya ataupun tertinggal. Saya tidak mau penyakit ini menghentikan hidup saya. Saya memberitahukan dokter bahwa saya ingin kembali kuliah. Mereka awalnya merasa ragu, tetapi pada akhirnya mereka mengizinkan saya kuliah, bahkan mengatur jadwal kemoterapi sesuai dengan jadwal kuliah saya.
Sepanjang perjalanan itu, saya memelihara Allah dekat dalam hati saya dan membaca Alkitab setiap kali saya sempat, bahkan di ruang tunggu saat saya menunggu kemoterapi dimulai. Saya juga banyak berdoa. Saya tahu bahwa pada waktu itu, saya berkeras kepala dan tidak membiarkan apa pun menghentikan saya menjalani kuliah di universitas dan menikmati hidup saya serta mengalami pengalaman-pengalaman baru. Namun tanpa Allah, saya tidak akan memiliki kekuatan untuk terus melanjutkannya. Tanpa Allah, mungkin saya saat ini tidak lagi hidup. Saya tahu Ia menyertai saya setiap waktu, kapan pun saya membutuhkan-Nya. Ada banyak waktu-waktu saya ingin menyerah. Belajar sambil menjalani kemoterapi sangatlah sulit karena tugas-tugas saya sudah banyak tertinggal. Ketika saya mengikuti kelas, saya hampir tertidur atau merasa ingin muntah karena berbagai pengobatan yang saya dapatkan. Tetapi entah bagaimana, saya berhasil melalui itu semua. Akhirnya dokter-dokter menyatakan bahwa saya telah sembuh pada bulan Februari 2001. Dan lebih luar biasa lagi, walaupun seharusnya saya menerima delapan kemoterapi, saya hanya memerlukan enam kemoterapi yaitu jumlah minimal. Puji Tuhan.
Saya menerima Roh Kudus pada tahun 2002. Saya lulus kuliah di waktu yang sama bersama Sdri. Sylvia; Sungguh indah bagaimana saya masih dapat mengikuti upacara kelulusan yang sama. Lalu saya dibaptis pada tahun 2003 di Gereja Sunderland. Sejak masuk ke gereja dan di sepanjang perjalanan hidup saya, saya telah bertemu dengan banyak jiwa-jiwa yang indah dan mengalami banyak momen-momen bahagia yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dapat melihat dan merasakan indahnya pekerjaan Allah pada diri setiap orang dan segala hal adalah sesuatu yang sungguh ajaib. Saya yakin bahwa saya masih akan melihat lebih banyak lagi. Apakah perjalanan saya sekarang lambat dan membosankan, atau apakah akan ada banyak pengujian, saya akan selalu memegang Allah dekat di hati saya.
Segala kemuliaan dan puji bagi Tuhan kita Yesus Kristus. Amin.