Melewati Amuk Masa
Seri Kesaksian: Walau Sukar Tetap Mekar – Daftar Isi
Dalam nama Tuhan Yesus bersaksi,
Namaku Dewi Maya, jemaat Gereja Yesus Sejati Sydney, Australia.
Lasem
Bulan Oktober 1992, aku berada di jenjang 3 SMA. Seorang teman mengajakku ke Gereja Yesus Sejati di kota Lasem, Jawa Tengah. Saat itu ada acara Kebaktian Kebangunan Rohani. Saat berdoa, aku merasakan aliran hangat di tubuh, lalu lidah aku mendadak bergetar, mengucapkan kata-kata yang tidak kupahami. Aku merasa sangat terharu, hati terasa ringan, tidak ada beban apapun lagi. Tanggal 21 November 1992, aku menerima baptisan air.
Sendangcoyo
Sejak saat itu, aku aktif di Gereja Lasem. Pendeta memintaku ikut melayani di Sekolah Minggu. Aku lakukan semua dengan sukacita. Tuhan Yesus begitu baik, tentu aku harus melayani-Nya. Suatu hari, pendeta mengajak kami, muda-mudi gereja, melayani ke Sendangcoyo, sebuah desa terpencil di daerah pegunungan. Untuk menuju ke sana, kami harus berjalan kaki sekitar dua jam. Walau lelah karena medannya berat dan harus mendaki, kami tetap bersukacita.
Rusuh Massa
Selesai pelayanan, hari sudah gelap dan kami mulai berjalan pulang menuruni pegunungan. Setibanya di bawah gunung, kami melihat ada sekelompok massa yang sedang mengepung sebuah rumah. Mereka berteriak, “Bakar rumahnya!” dan berbagai kalimat ancaman yang menyeramkan. Aku takut sekali. Rombongan muda-mudi kami semuanya juga ketakutan.
Doa
Kami terus mengkhawatirkan bagaimana caranya melewati gerombolan yang sedang mengamuk itu. Pendeta
menenangkan kami, dan meminta semua untuk berdoa dalam hati. Hati terasa tidak karuan. Kami berdoa memohon Tuhan Yesus melindungi dari bahaya yang sudah di depan mata ini.
Ketahuan
Tiba-tiba salah seorang dari gerombolan itu menyadari kehadiran kami dan berteriak, mulai mengeluarkan kalimat yang mengancam. Aku semakin ketakutan. Dalam hati terus berseru, “Haleluya. Tuhan Yesus, tolonglah kami…”
Teman SMP
Entah bagaimana caranya, dari arah itu aku melihat seraut wajah yang aku kenal, rasanya teman semasa di SMP. Aku coba memanggil namanya. Teman itu melihat aku dan berkata, “Hoi, soko ngendi kowe? La opo yah wene sek lewat kene? Ayo, ndang mlaku! Jok wedi.” (Hai, darimana kamu? Mengapa jam sekian lewat sini? Sudah jalan saja, jangan takut.)
Lega
Kemudian teman ini mengantarkan kami ke tempat yang aman dan menceritakan tentang penyebab peristiwa yang terjadi barusan. Puji Tuhan Yesus, Dia telah menolong kami melewati situasi yang berbahaya. Tuhan memakai seorang teman untuk mengalihkan perhatian massa, sehingga kami semua selamat.
Segala kemuliaan dan puji syukur hanya bagi Tuhan Yesus. Haleluya, Amin.