KEBAJIKAN DAN KEMURAHAN MENGIKUTI AKU,
SEUMUR HIDUPKU
Dks. Eunice Liew – Gereja Subang Jaya, Malaysia Barat
Di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus saya bersaksi. Saya menjalani hidup yang relatif lancar dengan beberapa cegukan yang dapat saya lalui oleh karena pertolongan Allah. Saya ingin membagikan bagaimana Allah mengasihi dan memelihara saya dalam banyak peristiwa terpisah. Sebagian besar di antara kita dapat berkata bahwa kita menjalani hidup yang damai dan tidak ada mujizat khusus yang terjadi untuk kita saksikan, tetapi sesungguhnya memiliki rasa damai adalah suatu kesaksian akan kasih karunia Allah.
DUA PILIHAN STUDI
Saya dilahirkan dalam keluarga Gereja Yesus Sejati di Sungai Petani (Malaysia Utara). Saya mengikuti kelas-kelas pendidikan agama sama seperti anak-anak lainnya. Puji syukur atas anugerah Allah, saya memperoleh Roh Kudus pada umur sebelas tahun.
Sebagai remaja saya mulai membangun hubungan dengan Allah dengan menyambut-Nya sebagai sahabat saya. Saya berbicara kepada Allah tentang segala hal, dari soal pekerjaan sekolah sampai remaja-remaja laki-laki yang saya sukai. Kalau saya menyukai seorang saudara seiman tertentu di gereja, saya suka berdoa kepada Tuhan, “Apakah saudara ini akan menjadi suami saya?” Allah sungguh adalah sahabat terdekat saya. Saya dapat mencurahkan perasaan saya yang paling mendalam kepada-Nya karena saya tahu semua rahasia hati saya akan aman bersama-Nya.
Karena bersekolah di sekolah kebiaraan, banyak teman saya mulai mendaftarkan diri untuk mengikuti pelajaran-pelajaran menjadi guru dan perawat setelah menyelesaikan SMP. Saya ingin menjadi guru karena saya senang bersama-sama dengan anak-anak, dan lagi guru-guru juga mendapatkan liburan sekolah. Namun pendaftaran sekolah perawat diadakan sebelum kuliah guru; dan semua orang bergegas mendaftar. Walaupun saya ingin menjadi guru, saya mendaftar juga ke sekolah perawat karena pikir saya, kalau saya tidak mendaftar sekarang dan kemudian di sekolah guru saya ditolak, saya akan kehilangan dua kesempatan.
Saya mengikuti wawancara di sekolah perawat dan secara mengejutkan saya melalui wawancara itu dengan baik. Karena sekolah perawat bukan keinginan saya, saya berdoa kepada Tuhan seperti ini: “Tuhan, kalau Engkau menghendaki, mohon agar saya tidak masuk ke sekolah perawat. Karena hasil pendaftaran sekolah perawat masuk terlebih dahulu, saya harus membayar biaya tambahan untuk pindah dari sekolah perawat ke sekolah guru.” Setelah beberapa waktu, saya mengikuti wawancara sekolah guru, tetapi sayangnya saya tidak dapat menjawab wawancara itu dengan baik. Saya hanya mendapatkan nilai positif dari pengalaman mengajar saya yang terdahulu sebagai guru pengganti.
Kira-kira dua bulan kemudian, saya menerima amplop bersegel Jata Nagara – lambang negara Malaysia – di dalamnya adalah surat dari sekolah perawat dengan kata-kata “Dengan dukacita…” Saya sangat gembira ditolak di sekolah perawat! Beberapa minggu kemudian, saya menerima amplop yang besar dan berat dari Departemen Pendidikan. Saya diterima di sekolah guru.
Semua guru-guru muda di Malaysia dapat ditempatkan di wilayah mana pun di bagian negara Malaysia. Pilihan pertama saya adalah tetap berada di Penang, kota kediaman keluarga saya, sementara pilihan kedua saya adalah Kedah. Saya berdoa agar saya ditugaskan dekat dengan keluarga. Allah senantiasa menuntun saya sepanjang perjalanan ini; dan akhirnya saya ditugaskan di Alor Setar, tempat saudari tertua saya tinggal, jadi saya tinggal bersamanya.
TUNTUNAN TUHAN DALAM KARIR
Saya menikah dengan Sdr. Wong dari Kuala Lumpur pada tahun 1979, dan di tahun yang sama permohonan pindah saya dari Kedah ke Selangor disetujui. Beberapa tahun kemudian suami dan saya membeli sebuah rumah di USJ dan saya dipindahtugaskan ke sebuah sekolah di Subang Jaya. Semua permohonan pindah saya langsung disetujui pemerintah. Saya tidak pernah perlu mengajukan permohonan ulang. Allah sungguh bermurah hati kepada saya, dan Ia selalu menuntun saya sepanjang karir. Segala sesuatu seperti jatuh tepat di tempat-tempat yang semestinya oleh kuasa tangan Allah.
MENGHADAPI TAKUT, TETAPI TIDAK TERANCAM, KARENA PERLINDUNGAN TUHAN
Dalam peristiwa terpisah, ketika saya masih tinggal di rumah tua di Kepong, saya biasanya berjalan kaki ke pasar pagi. Suatu pagi ketika saya sedang berjalan di jalan yang agak miring, ada truk yang membawa penuh kerikil melewati saya dari sisi jalan yang lain. Beberapa detik kemudian saya mendengar suara benturan keras di belakang saya. Truk itu terguling di samping saya; dan segunung kerikil berada tepat di belakang tubuh saya. Saya hampir saja tertabrak oleh truk yang terguling dan hampir terkubur di bawah kerikil-kerikil. Peristiwa itu dapat saja membunuh saya. Sampai hari ini saya terus bersyukur atas perlindungan Allah pada waktu itu.
Allah senantiasa memelihara dan memimpin jalan kami. Selama kita terus menaruh keyakinan kita kepada-Nya dan menerima pimpinan-Nya dalam segala pilihan hidup kita, kita akan selalu melihat tangan ajaib Allah bekerja dalam hidup kita, sehingga hidup kita menjadi kaya dan penuh.
DISEMBUHKAN OLEH TUHAN MELALUI DOA
Di pertengahan bulan Januari 1991, saya jatuh sakit. Saya mengalami pusing hebat, jantung berdebar, tinitus (rasa bising terus-menerus di telinga) dan mual-mual. Akibatnya, saya menjadi gelisah dan takut. Kalau saya mengalami gejala-gejala ini, saya harus berbaring tak bergerak selama beberapa jam. Gejala ini bahkan menyerang ketika saya tidur; saya akan terbangun dan muntah-muntah. Saya memeriksakan diri pada tiga dokter – dua dokter THT dan satu dokter syaraf. Saya menjalani pemeriksaan otak tetapi tidak menemukan apa-apa. Dokter menganjurkan agar saya menerima keadaan itu karena mungkin ini adalah gangguan syaraf. Saya diresepkan obat yang harus saya gunakan seumur hidup saya, tetapi obat itu tidak menolong. Saya masih merasa pusing-pusing dan keadaan saya bertambah berat. Gejala-gejala ini semakin sering terjadi, jadi saya terbenam dalam depresi.
Masa itu adalah masa terburuk dalam hidup saya. Saya merasa hidup tidak berarti, dan saya merasa bunuh diri bukanlah gagasan yang buruk walaupun saya mempunyai suami yang penuh kasih dan dua anak perempuan yang patuh dan lucu. Keluarga terus mendoakan saya. Pada waktu itu suami saya yang penuh kepedulian menggantikan saya mengurus segala pekerjaan rumah tangga. Dua anak perempuan saya tidak pernah mengganggu saya karena mereka menyadari saya sedang sakit. Pada waktu itu mereka masih berumur 11 dan 7 tahun.
Doa-doa saya menjadi lebih tekun dan semakin panjang. Setiap malam setelah makan saya masuk ke kamar sendirian dan berdoa kepada Tuhan Yesus untuk menyembuhkan saya dan berbelas kasihan serta memberikan kekuatan. Suatu malam ketika masih berdoa, Roh Kudus memenuhi diri saya dengan meluap-luap. Suatu kekuatan melalui tubuh saya dan sukacita meliputi hati saya. Tanpa dapat dikendalikan mulut saya berbicara dengan keras, “Puji Tuhan, Ia telah menyembuhkan saya.” Saya terus mengucapkannya berulang kali. Saya merasa sangat gembira, dan saat itu menjadi salah satu masa terindah yang pernah saya alami. Saya merasa pulih. Ketika saya selesai berdoa, saya mulai bertanya-tanya mengapa doa itu sangat berbeda. Saya percaya bahwa Tuhan Yesus telah menyembuhkan saya. Saya membuang semua obat-obatan. Sejak hari itu dan seterusnya, penyakit saya sembuh dan saya tidak lagi pusing-pusing. Sungguh Tuhan Yesus yang saya percaya adalah Allah yang benar dan hidup. Ia memberikan kita pengharapan di saat hidup kita tidak berpengharapan. Saya telah sakit selama setengah tahun, dan kemudian saya sembuh kembali.
Pada tahun 1993, kami membeli rumah baru di Subang Jaya; jadi saya mengajukan permohonan pemindahan untuk mengajar di sekolah wilayah itu. Meskipun banyak rekan-rekan saya tidak berhasil memohon pemindahan ke sekolah-sekolah di Subang Jaya di mana mereka tinggal, saya mengajukan permohonan pertama kalinya tahun itu dan permohonan saya langsung disetujui. Mereka semua terkejut, karena hanya ada dua sekolah di Subang Jaya saat itu, jadi kemungkinan mendapatkan pemindahan sungguh sangat kecil. Allah sangat bermurah hati kepada saya dalam banyak hal dan berjalan bersama-Nya dalam hidup saya sangatlah indah dan berarti. Dua anak perempuan saya bertumbuh besar dengan baik, mereka berprestasi di sekolah, dan puji Tuhan, mereka berdua tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit apa pun.
PENGUJIAN KARENA TAAT PADA KEHENDAK ALLAH
Di tahun 2001, perusahaan tempat suami saya bekerja menawarkannya untuk mengundurkan secara sukarela (Voluntary Separation Scheme – VSS) yang disertai dengan pesangon yang besar. Suami saya menanyakan pendapat saya, apakah ia harus mengambilnya atau tidak. Dengan singkat saya berkata kepadanya, “Tidak”, karena kami harus melanjutkan pendidikan anak-anak kami dan jumlah uang sebesar itu tidak akan bertahan lama. Apalagi, mungkin tidak mudah bagi suami saya untuk mendapatkan pekerjaan lagi karena faktor usia. Saat itu ia sudah berumur 51 tahun.
Dua bulan kemudian kembali perusahaan menawarkan VSS kepadanya, dan ia pulang ke rumah memberitahukan hal ini. Saya berkata bahwa saya akan berdoa kepada Allah dan memohon jalan-Nya. Yang ajaib, dalam doa saya diberitahukan oleh Roh Kudus untuk menerima tawaran perusahaan itu. Saya merasa yakin semuanya ini berasal dari Allah, apalagi karena saya pribadi tidak menyetujui penawaran itu. Tidak hanya sekali, tetapi Roh Kudus terus memberitahukan saya untuk mengambil tawaran VSS itu setiap kali saya mendoakannya. Jadi saya memberitahukan suami saya akan hasil doa-doa saya; dan ia menerima tawaran pengunduran diri dengan sukarela.
Kadang-kadang, apabila rohani saya lemah, saya mulai kuatir dengan masa depan saya, karena suami saya sebentar lagi akan tidak mempunyai pekerjaan. Pada waktu kebaktian Sabat, pengkhotbah membuka kitab Ibrani 13:5b yang berbunyi, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ketika saya membaca ayat ini, saya merasa sangat terhibur; seakan-akan Allah berbicara kepada saya begitu saya memikirkan tentang masa depan suami saya. Suatu waktu dalam doa, saya berkata kepada Allah bahwa saya akan mengikuti dan melakukan kehendak-Nya walaupun apabila keluarga saya harus hidup dengan kekurangan. Kami harus hidup lebih hemat dan memangkas liburan-liburan kami ke luar negeri. Kehendak Allah adalah yang terbaik bagi kami dan saya sungguh-sungguh meyakini hal ini. Ketika saya membaca Alkitab pada malam itu, pasal yang saya baca kembali mengingatkan saya bahwa Allah akan memberkati mereka yang melakukan kehendak-Nya. Kita harus selalu mengingatkan diri sendiri untuk memegang perintah-perintah Allah dan melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Nya (1Yoh. 3:22).
Seminggu kemudian, seorang teman menelepon suami saya dan menawarkan pekerjaan di Singapura. Puji Tuhan atas berkat-berkat dan pengaturan-Nya yang indah! Pengajaran yang saya dapatkan dari pengalaman ini, apabila kita mengikuti jalan Tuhan, kita akan selalu berhasil walaupun jalannya berbatu-batu. Allah ingin agar kita beriman kepada-Nya dan sepenuhnya percaya kepada-Nya. Ia juga menguji kita untuk melihat apakah kita memiliki keberanian untuk melakukan kehendak-Nya, dan kita mungkin harus merelakan keinginan-keinginan daging kita. Kalau kita berhasil melewati pengujian itu, berkat-berkat-Nya tercurah. Segala yang kita miliki berasal dari Allah; dan Ia juga mempunyai kuasa untuk mengambilnya. Kita tidak memiliki apa-apa untuk dimegahkan. Kiranya segala kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan Yesus selalu adalah yang terindah bagi saya, dan saya akan senantiasa mengasihi-Nya. Kiranya saya berjalan bersama-Nya seumur hidup saya. Amin.