KASIH ALLAH MEMANGGIL DAN MENYELAMATKAN KELUARGA KAMI
Sdr. Willy Rentanzil Matindus, GYS Daan Mogot – Indonesia
Haleluya, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya bersaksi. Nama saya Willy Rentanzil Matindus dan saya lahir di Jakarta pada tahun 1958. Saya adalah alumnus Sekolah Kristen Kanaan di Jakarta, dan jemaat Gereja Yesus Sejati (GYS) di Daan Mogot.
Saat saya berumur kira-kira 13 tahun, ayah saya meninggal dunia. Akibatnya, keluarga kami mengalami kesulitan keuangan yang berat. Di tahun 1980 saya bersama saudara bekerja keras merintis usaha. Setelah bertahun-tahun berlalu, usaha kami berhasil melalui kerja keras kami sendiri, tetapi kami tidak bersandar kepada Allah. Pada tahun 1985 usaha kami bangkrut.
Di tahun yang sama, adik laki-laki kami meninggal dalam kecelakaan mobil di tengah perjalanannya dari Puncak ke Jakarta. Pada saat itu kami tidak punya uang untuk menguburkan adik kami. Banyak teman-teman yang membantu kami secara keuangan. Saya sangat tertekan karena saya harus menghadapi banyak kesulitan.
Pada tahun 1987 saya menikah. Setelah menikah, sifat saya menjadi lebih buruk. Setiap hari saya mencari kesenangan dunia dan baru pulang sekitar jam dua pagi. Saya tidak terlalu peduli dengan anak dan istri saya. Istri saya merasa sangat menderita.
Pada tahun 1992, terjadi sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan saya. Istri dan anak saya kabur dari rumah, dan hanya meninggalkan sebuah surat untuk saya. Dalam surat itu, ia menulis bahwa saya tidak perlu mencari mereka karena mereka akan melakukan bunuh diri; dan saya dapat membaca berita bunuh diri mereka di surat kabar. Membaca surat itu, saya merasa sangat ketakutan dan sangat menyesal dengan perbuatan saya yang dulu. Saya panik; saya berusaha mencari mereka ke mana-mana dan menghubungi teman-teman, tetapi tidak berhasil.
Puji Tuhan, dalam kebingungan itu seorang alumni Sekolah Kristen Kanaan yang merupakan jemaat GYS di Jakarta mengajak saya untuk berdoa bersama-sama dan bersandar pada Allah. Tengah malam itu, kami berdoa di aula GYS. Pada saat itu saya menerima Roh Kudus untuk pertama kalinya; saya dapat berbahasa roh, puji Tuhan! (Kis. 10:44-46). Setelah berdoa, ada suatu bisikan di hati saya yang mengatakan bahwa istri saya berada di Hotel Horison di Jakarta. Pada waktu itu saya tidak tahu apabila suara itu berasal dari Roh Kudus. Saya dan teman pergi ke Hotel Horison, tetapi tidak dapat menemukan mereka. Saya hanya berdiri di tempat masuk hotel sampai teman saya mengusulkan untuk pulang ke rumah bersama-sama dan kembali mencari anak istri saya keesokan harinya, karena saat itu sudah larut malam. Ia menghibur saya, mengatakan bahwa kami telah berdoa dan harus menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yesus.
“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” (Mzm. 37:5)
Pada hari kedua, Allah menjawab doa-doa kami. Istri saya dan anak-anak berada di rumah mertua saya. Puji Tuhan, saya akhirnya dapat bertemu kembali dengan anak dan istri saya. Tuhan menjawab doa saya.
Dari apa yang dikatakan istri kepada saya, kuasa Allah sungguh nyata. Ia berkata bahwa di malam saya berdoa, ia menginap di Hotel Horison. Ia berencana untuk bunuh diri, tetapi sebuah suara menyuruhnya pulang. Pada jam dua malam, tiba-tiba anak kami mengalami demam tinggi; hal ini menyebabkannya panik. Karena ia tidak tega melihat anaknya sakit, ia membatalkan rencana bunuh diri. Keesokan harinya ia kembali ke rumah orang tuanya. Saya berkata kepadanya bahwa saya baru selesai berdoa sekitar jam dua pagi hari itu. Sungguh ini adalah pengaturan Allah sehingga anak kami mengalami demam tinggi, sehingga akhirnya istri saya memutuskan untuk pulang. Setelah peristiwa itu, saya menyadari akan segala dosa-dosa saya, tetapi saya tidak bertobat dengan sepenuh hati.
Pada tahun 1993, saya memulai usaha antar-jemput di samping usaha saya yang sebelumnya, tanpa bersandar kepada Tuhan. Saya mengira dengan dua usaha saya akan memperoleh lebih banyak penghasilan. Tetapi pada akhirnya kedua usaha saya gagal tanpa membuahkan hasil. Namun saya terus mengerjakan usaha-usaha saya. Pada suatu hari di bulan Maret 1993, ketika saya melakukan usaha antar jemput di salah satu mobil, tanpa sengaja kaki saya terlindas roda. Namun saya tidak merasakan sakit yang serius; saya masih dapat berjalan. Tetapi satu bulan kemudian ketika saya sedang duduk-duduk di rumah, saya merasakan sakit luar biasa saat tangan saya menyentuh paha. Saya bersama istri segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri ke spesialis orthopedi. Hasil pemeriksaan x-ray menunjukkan bahwa tulang-tulang telapak kaki saya hancur. Lebih lanjut, dokter memperingatkan kami bahwa kalau kami tidak serius menangani masalah ini, saya dapat menjadi lumpuh. Akibatnya, saya terpaksa harus beristirahat penuh.
Puji Tuhan atas teguran-Nya melalui peristiwa itu. Akibat kejadian itu saya tidak dapat bekerja dan beristirahat penuh di rumah selama empat bulan. Di masa itulah saya sering berdoa dan diam-diam membaca Alkitab istri saya karena saya merasa malu. Tetapi belakangan istri saya mengetahuinya. Firman Tuhan mengubah hati dan pikiran saya dengan luar biasa, saya percaya bahwa firman-Nya hidup. Suatu hari ketika saya sedang berdoa, saya merasakan rasa terbakar di kaki saya; dan oleh belas kasihan Allah, kaki saya akhirnya sembuh total.
Pada bulan Maret 1994, saya dan istri saya diberkati Tuhan untuk pergi ke Eropa. Karena iklim di Eropa yang dingin, saya dan istri kuatir dengan kaki saya yang baru saja sembuh. Dalam perjalanan itu, saya dan istri berdoa kepada Allah untuk menguatkan kaki saya. Puji Tuhan, cuaca dingin tidak mempengaruhi kaki saya, tetapi malah menjadi kuat. Setelah kembali ke Indonesia, kaki saya sepenuhnya sembuh sampai hari ini.
Pada tanggal 6 Agustus keluarga kami dibaptis di GYS. Kasih Allah menyelamatkan seluruh keluarga kami, dan juga mengubah hidup saya menjadi manusia baru. Seperti tertulis dalam Alkitab, “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Ef. 4:23-24).
Sungguh, kasih Allah sungguh indah. Sekarang keluarga kami hidup dalam kedamaian dan kasih-Nya. Kiranya segala kemuliaan dipanjatkan bagi nama Tuhan kita Yesus Kristus, dari sekarang sampai selamanya, Amin.