Bintang yang Membawaku kepada Gereja Yesus Sejati
(Manna 28/Lim Sook Imm, Singapura)
Nama saya adalah Lim Sook Imm. Saya dilahirkan pada tahun 1959 dan dibesarkan di dalam sebuah keluarga penganut Taoisme yang saleh.Sejak dari masa kecil saya sudah menjalani kehidupan ritual-ritual ibadah agama dan ketaatan. Dan ini adalah tentang bagaimana saya menjadi percaya di dalam Tuhan.
Suatu hari ketika masih di sekolah dasar, guru saya menceritakan sebuah kisah tentang seseorang bernama Yesus, yang hidup pada dahulu kala di kota Betlehem. Dia menunjukkan banyak tanda heran dan mujizat serta menyembuhkan banyak orang sakit, termasuk yang pincang, yang lumpuh bahkan yang kerasukan setan. Akan tetapi, orang-orang sebangsanya tidak menyukai-Nya. Jadi, mereka menyalibkan Dia sampai mati di kayu salib.
Saya mendengarkan cerita itu dengan penuh perhatian. Itu adalah pertama kalinya saya mendengar cerita seperti itu. Ketika saya mendengar bahwa Dia dihukum mati, entah bagaimana, saya menaruh perasaan simpati untuk-Nya di dalam hati. Pada tengah malam di hari itu, saya bermimpi. Saya melihat ada seorang laki-laki yang sepertinya baik sedang terikat dengan tali coklat dan berdiri di awan-awan. Kepala-Nya terbungkus kain dan ada sebatang tongkat di tangan-Nya. Perlahan-lahan, Dia turun dari awan. Saya jatuh berlutut dan menatap Dia dengan sungguh-sungguh. Orang itu berkata kepada saya, “Akulah Yesus. Kamu harus percaya kepada-Ku. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh. 14:14). Sesudah itu, saya terbangun dari mimpi, tetapi saya menyimpan mimpi saya tersebut di dalam hati.
Ayah saya adalah satu-satunya pencari nafkah di dalam keluarga agar bisa menghidupi sepuluh anak, ibu dan nenek. Saya adalah anak kedelapan. Tekanan hidup kerap menimbulkan pertengkaran di antara kedua orangtua saya. Saya masih ingat, pada suatu kali, di saat pertengkaran itu, ayah saya menghancurkan tempayan yang berisi beras untuk melampiaskan amarahnya. Melihat lantai penuh berserakan dengan butiran-butiran beras, saya segera memungutnya dengan tangan dan memasukkannya ke dalam sebuah baskom. Karena saya merasa kuatir, jika tidak demikian, jangan-jangan tidak ada nasi untuk dimakan. Saya melihat sendiri bagaimana orang tua saya tetap menderita walaupun mereka begitu taat kepada berhala mereka. Ibu saya begitu saleh kepada dewa-dewanya, tetapi dia belum mendapatkan apapun sebagai balasannya, termasuk perlindungan dari pada dewa-dewa mereka tersebut. Lalu, saya bertekad bahwa saya tidak akan menyembah berhala-berhala itu yang selama ini ditaruh di dalam rumah. Saya akan berdoa kepada Yesus untuk melindungi keluarga saya.
Ketika saya berusia 15 tahun, salah satu teman sekelas mengajak saya untuk datang ke Gereja Yesus Sejati. Tadinya saya mengira akan mendapatkan sekolah gratis di gereja tersebutsehingga saya pun meminta izin kepada kedua orangtua saya dengan dasar itu dan merekapun menyetujuinya. Akan tetapi bahkan sesudah menyadari bukan untuk mendapatkan sekolah gratis, saya ternyata masih senang dengan ajakan teman saya tersebut. Sesudah sekian lama, akhirnya saya baru mempunyai kesempatan untuk tahu lebih banyak tentang Yesus, yang ternyata pernah saya impikan dahulu dan yang pernah diceritakan oleh guru saya. Jadi saya ikut teman saya berkebaktian Sabat di Gereja Yesus Sejati pada tahun 1974. Sebagai orang asing di gereja itu, saya cuma bisa mengamat-amati. Tetapi ketika mendengar doa jemaatnya, saya mendengar suara doanya bagaikan desau air bah, sama seperti yang diilustrasikan di dalam Alkitab (Why. 19:6). Sayapun mengikutikebaktian-kebaktian di sana selama 15 bulan. Selama waktu tersebut saya mempelajari dasar-dasar kepercayaan dari Gereja Yesus Sejati. Dari Alkitab, saya juga dapat mengetahui bahwa:
- Yesus adalah Firman yang menjadi manusia dan Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Dia bangkit pada hari ketiga dan naik ke surga. Dia adalah Juruselamat manusia, Allah semesta alam dan satu-satunya Allah yang sejati (Yoh. 1:14; Mat. 20:28; Yoh. 20:1-8; Luk. 2:8-11);
- Baptisan air adalah sakramen untuk penebusan dosa (Yoh. 3:5; Kis. 2:38),
- Percaya di dalam Yesus berarti takut akan Allah dan mengasihi sesama manusia (Mat. 22:34-40).
Ternyata menghadiri kebaktian-kebaktian di gereja sangat bermanfaat bagi saya, tetapi saya juga menjumpai pencobaan dan pengujian. Sebagai contoh, percaya Yesus oleh sebagian besar anggota keluarga saya dianggap sebagai suatu pelanggaran di dalam silsilah keluarga. Kasih sayang nenek, air mata ibu, sikap keras ayah, dan teguran dari saudara-saudara kandung dijadikan alasan yang kuat untuk melawan keputusan saya untuk percaya kepada Tuhan. Dihadapkan pada hal-hal tersebut, hati saya mulai bimbang. Suatu malam, saya memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan memohon petunjuk-Nya. Tuhan, langkah apa yang seharusnya saya ambil? Lalu, saya bermimpi. Di dalam mimpi itu, saya melihat sebuah bintang terang yang muncul dari halaman belakang rumah. Merasa takjub, saya pun ingin menggapainya. Saya mendekati bintang itu, tetapi tiba-tiba saja bintang itu bergerak, menjauh dari halaman belakang saya ke jalan utama, terus melintasi banyak tempat sampai akhirnya berhenti di hadapan Gereja Yesus Sejati di Telok Kurau! Ketikaberhenti di situ, bintang itu makin terang benderang sehingga saya tidak mampu lagi membuka mata.
Mimpi saya diakhiri dengan sampainya saya di Gereja Yesus Sejati. Ini mengingatkan saya akan cerita kelahiran Yesus, ketika orang-orang Majus juga mengikuti bintang dari Timur sampai berhenti tepat di atas tempat bayi Yesus berada (Mat. 2:1-12).
Meskipun ada perbedaan waktu dan keadaan di antara saya dan orang-orang Majus itu, saya sebenarnya yakin bahwa Tuhan Yesus telah mendengarkan doa saya dan menunjukkan kepada saya arah mana harus saya ambil.
Oleh sebab kasih karunia-Nyalah, saya dibaptis di dalam TUHAN pada bulan Desember 1975.
Lim Sook Imm
Singapura