ALLAH BENAR YANG MAHA TAHU
Sdri. Christina Chan – Gereja Elgin, Inggris
Haleluya, di dalam nama Tuhan Yesus saya bersaksi. Nama saya Christina Chan; saya mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan. Saya ingin membagikan kesaksian ke semua orang tentang anugerah Allah atas anak perempuan saya, Anita. Sejak ia kecil, anak perempuan saya menderita eczema. Keadaan ini diobati dengan banyak obat dari berbagai dokter, tetapi semuanya tidak membuahkan hasil. Ketika kulitnya terasa gatal, khususnya di malam hari, ia seringkali menggaruknya sampai kulitnya lecet. Suami dan saya merasa sangat sedih akan hal ini, tetapi kami percaya kepada Tuhan dalam doa-doa kami, memohon agar Ia berbelas kasihan. Namun kami seringkali menganggap mungkin kami kurang beriman kepada Tuhan untuk mendengarkan doa-doa kami.
Tanggal 14 Februari (hari Selasa), saat Anita berumur lima tahun, suami saya membaca sebuah artikel di surat kabar yang memuat tentang pengobatan eczema di rumah. Ia menunjukkannya kepada saya dan menyuruh untuk menggunakan pengobatan rumah di wajah dan tubuh anak kami malam itu. Namun tidak sampai sepuluh menit menggunakan pengobatan itu, saya mendengarnya berteriak, “Mama, sangat gatal!” Saya terkejut ketika melihat wajah dan tubuhnya merah-merah dan membengkak. Saya menggendongnya dan langsung menggunakan air untuk membersihkan kulit yang merah dan berdoa bersamanya. Saat itu lewat jam satu dini hari. Saya bergumul untuk memutuskan apakah saya harus menelpon suami yang sedang bekerja restoran untuk pulang dan membawanya ke rumah sakit. Namun begitu saya ingat bagaimana anak saya mengamuk kalau ia menyadari akan pergi ke rumah sakit, saya memutuskan untuk hanya memberitahukan suami saja tanpa menyuruhnya pulang ke rumah. Lalu saya berdoa kepada Allah dan memohon sepenuh hati, “Oh Tuhan, Engkau adalah Dokter yang maha kuasa, kalau Engkau menyembuhkan merah-merah dan bengkak pada kulit anak perempuan saya, saya akan bersaksi bagi-Mu di hari Sabat.”
Setelah berdoa dengan bercucuran air mata, saya tidak melihat keadaan Anita membaik; ia hanya dapat menangis dan berteriak-teriak. Hati saya merasa sangat sedih, sehingga saya berlutut dan berdoa kembali. Setelah doa itu, keadaannya sedikit membaik. Setelah itu saya tidak lagi merasa takut karena tahu bahwa Allah telah mendengar doa saya. Saya menggendong anak saya ke tempat tidur agar ia dapat beristirahat, tetapi ia ingin agar saya menceritakan cerita Alkitab. Saya mulai menceritakan berbagai penyembuhan yang dilakukan Yesus ketika Ia memberitakan Injil, dan menambahkan bahwa Ia juga akan menyembuhkannya. Setelah cerita itu, saya mau berdoa ketiga kalinya. Saya meminta Anita untuk berdoa sambil berbaring di tempat tidurnya, tetapi ia berkata, “Saya juga mau berlutut dan berdoa sama Mama, supaya kita bisa mohon Tuhan menyembuhkan saya.” Mendengar kata-kata yang penuh dengan iman itu, saya berkata, “Ok, pemandu sorak kecilku, ayo berdoa bersama!” Doa kali itu, saya merasa sangat bersyukur kepada Allah karena merah-merah dan bengkak pada kulitnya sudah berkurang; dan ia dapat tidur dengan nyenyak.
Setelah beberapa waktu, suami saya pulang dari pekerjaannya, dan saya menceritakan semua yang terjadi. Ia juga bersyukur kepada Allah. Malam itu, ketika saya berbaring di tempat tidur, saya merenungkan semua yang terjadi, dan merasa hal ini bukanlah perkara yang terlalu penting untuk disaksikan di depan seluruh jemaat. Apakah saya lupakan saja soal memberi kesaksian? Tiba-tiba saja, seluruh tubuh saya terasa gatal, dan saya tidak dapat tidur. Saya melihat jam dan menyadari bahwa malam mulai berlalu. Kalau saya tidak segera tidur, saya akan terlalu letih untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan menjaga anak saya. Saya kemudian tersadar bahwa Allah mungkin mengirim gatal-gatal ini untuk mengingatkan saya bahwa saya telah berjanji kepada-Nya. Allah maha tahu, seperti kata Alkitab, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1Sam. 16:7b) Jadi saya berdoa kepada Tuhan dan bertobat, memohon agar Ia mengampuni dosa-dosa saya dan memberikan keberanian untuk bersaksi bagi-Nya. Setelah berdoa, kulit saya kembali normal dan saya dapat tidur. Di hari Sabat pekan itu, tanggal 18 Februari, saya bersaksi bagi Tuhan dan memuliakan nama-Nya di Gereja Elgin.
Dari pengalaman ini, saya dapat sungguh-sungguh melihat bahwa Allah benar yang kita sembah adalah satu-satunya Allah yang maha tahu dan maha kuasa. Ia menyelidiki hati kita dan mengetahui segala pikiran kita (Mzm. 139:1-3). Saat ini, eczema yang diderita Anita belum sepenuhnya hilang, tetapi saya yakin apabila suami dan saya mempunyai cukup iman memohon kepada Allah, apabila Allah menghendaki, Ia akan turun tangan. Saya berharap Allah berbelas kasihan kepada kami, agar suatu hari anak saya dapat sepenuhnya sembuh. Kiranya segala kemuliaan bagi Allah yang benar di surga. Amin.
eczema, “Dermatitis – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.” https://id.wikipedia.org/wiki/Dermatitis. Accessed 20 Aug. 2020.