Jalan Keselamatan
Ada sebuah website Kristen menyatakan, “Ada perbedaan-perbedaan di antara gereja-gereja Kristen yang menyebabkan adanya beragam denominasi. Walaupun berbeda-beda, gereja-gereja Kristen ini mempunyai akar yang sama, yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan dan cara keselamatan kekal (Sejujurnya, itu adalah hal yang paling penting!)
Sekilas, sikap terbuka ini tampaknya dapat diterima oleh sebagian besar orang Kristen. Mereka mungkin merasa bahwa walaupun denominasi-denominasi ini mempunyai keyakinan berbeda tentang Allah dan keselamatan, bekerja menuju tujuan yang sama dan mempunyai keyakinan yang sama dalam Yesus Kristus adalah sesuatu yang baik. Jadi seharusnya tidak masalah gereja mana yang kita ikuti atau versi “injil” apa yang mereka beritakan, karena pada intinya mereka semua sama, bukan?
Sebenarnya, pertanyaan ini bukan hal yang baru. Di masa para rasul, orang-orang Kristen mungkin bertanya-tanya tentang hal yang sama ketika berbagai variasi injil mulai bermunculan. Kepada mereka yang menerima perbedaan-perbedaan ini, Paulus menjawab.
“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” (Gal. 1:6-9)
Biasanya Paulus bersikap menerima dan simpatik dengan orang yang berbeda, karena ia pernah berkata, “Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” (1Kor. 9:22-23) Tetapi dalam hal Injil, Paulus tidak memberikan ruang untuk kompromi. Hanya ada satu Injil. Tidak ada “injil” lain yang dapat diterima.
Mengapa Paulus sangat bersikeras untuk percaya hanya pada satu Injil? Menurutnya, tidak semua injil dan tidak semua ajaran tentang Yesus benar. Beberapa injil mengajarkan tentang “Yesus yang lain” atau menerima “roh yang lain” atau “Injil yang lain” (2Kor. 11:3-4). Walaupun berbagai ajaran atau pengalaman rohani ini tampaknya berpusat pada Yesus Kristus, sesungguhnya mereka menggiring orang-orang menjauhi Injil yang benar. Sesungguhnya, injil mana pun yang berbeda dengan Injil yang diberitakan oleh para rasul dapat mengancam keselamatan kita, karena Injil yang benar sangat terikat dengan keselamatan kita (1Kor. 15:1-2). Inilah sebabnya Paulus menggunakan kata-kata yang tegas melawan injil-injil lain, bahkan menggunakan kata kutuk bagi mereka yang memberitakan injil yang berbeda dan menyesatkan orang lain. Begitu juga, Rasul Yohanes memperingatkan kita untuk tidak mempercayai setiap roh, tetapi “ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah.” (1Yoh. 4:1) Para rasul memegang sikap yang tak berkompromi dalam memegang teguh satu Injil yang benar.
Hari ini, banyak orang mengusung gagasan bahwa perbedaan ajaran keselamatan bukanlah masalah. Kebenaran telah menjadi persoalan selera pribadi: “yang benar buat Anda belum tentu benar buat saya.” Tetapi Injil Kristus tidak bersifat relatif. Kalau relatif, para rasul tidak perlu mengutuk-ngutuki injil-injil lain. Efesus 4:4-5 memberitahukan kita bahwa hanya ada “satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan.” Satu iman ini menunjukkan satu Injil keselamatan yang diberitakan oleh para rasul, “iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yud. 3)
Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Ia berjanji bahwa Bapa akan mengutus kepada kita Roh Kudus, Roh kebenaran, yang “akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” (Yoh. 16:13) Roh Kudus tidak menunjukkan “kebenaran-kebenaran” yang berbeda kepada orang-orang yang berbeda, karena Roh Kudus membawa kesatuan (Ef. 3:4). Karena itu, dua gereja yang memegang keyakinan berbeda atau mengajarkan “kebenaran” yang berbeda, tidak mungkin keduanya benar: salah satu pasti benar dan lainnya salah, atau tidak lengkap.
PENGAJARAN YESUS DAN PARA RASUL
Bagaimanakah kita mengetahui apabila injil yang kita dengar itu benar? Pertama-tama, Injil yang benar harus sesuai dengan ajaran Yesus dan para rasul. Efesus 2:19-22 memberitahukan kita:
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”
Ayat ini memberitahukan kita bahwa kita dibangun ke dalam bait Allah yang kudus di atas para rasul dan para nabi, dan Tuhan Yesus Kristus. “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” (1Kor. 3:11) Tuhan Yesus Kristus adalah batu penjuru di mana kita harus membangun di atasnya agar iman kita dapat bertahan (Luk. 6:48).
Karena itu, gereja yang memberitakan Injil yang benar di masa sekarang adalah gereja yang meneruskan ajaran Yesus Kristus dan para rasul. Gereja tidak hanya harus berpegang teguh pada ajaran-ajaran ini dan menyatakannya, tetapi sebagai bait rohani dan tempat kediaman Roh Kudus, gereja harus mengalami kuasa Roh Kudus seperti di masa para rasul. Gereja harus mempunyai kesaksian Allah melalui karunia Roh Kudus dan berbagai tanda dan mujizat (Ibr. 2:3-4; Mrk. 16:20). Apabila gereja memegang teguh iman para rasul di masa sekarang, gereja juga akan mempunyai berkat ilahi serupa dengan pada gereja para rasul.
Jadi apakah sebenarnya “satu injil” yang diberitakan oleh para rasul dan Tuhan Yesus? Mari kita telusuri pertanyaan ini dengan lebih menyeluruh.
KESELAMATAN OLEH KASIH KARUNIA MELALUI IMAN
Injil yang benar memberitakan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan.
“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” (1Kor. 15:3-4)
Tuhan Yesus menerima hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada kita, dan Ia membuka jalan bagi kita untuk mendapatkan hidup kekal bersama-Nya. Kasih karunia adalah pertolongan ilahi yang tidak sepantasnya diterima manusia untuk pemulihan atau pengudusan. Dengan kata lain, kesempatan keselamatan adalah sebuah hadiah; kita tidak menerimanya karena pribadi kita yang baik ataupun perbuatan baik yang kita lakukan. Dan sesungguhnya, tidak ada perbuatan apa pun yang dapat melayakkan kita untuk memperoleh keselamatan Allah. Tetapi Allah datang sebagai manusia sebagai Tuhan Yesus Kristus dan mati untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Pekerjaan penebusan Kristus ini adalah pesan utama Injil kasih karunia.
Karena kasih karunia Allah adalah sebuah hadiah, kita tidak mungkin dapat memperoleh keselamatan sebagai hak – kita hanya dapat menerima kasih karunia Allah melalui iman:
“Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.” (Rm. 3:21-25)
Melalui keyakinan di dalam Tuhan Yesus, kita dapat memegang kasih karunia-Nya. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Ef. 2:8-9)
Di masa sekarang, hampir semua denominasi Kristen memegang doktrin keselamatan oleh kasih karunia melalui iman. Namun, perbedaan-perbedaan muncul ketika kita membahas apakah yang dicakup dalam kasih karunia ini dan apakah penjabaran iman yang benar. Sebagian besar orang Kristen meyakini bahwa begitu Anda mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan menerima-Nya ke dalam hati Anda, Anda diselamatkan dan memperoleh jaminan hidup kekal – segala perbuatan setelah pengakuan dan penerimaan ini tidak ada pengaruhnya dengan keselamatan pribadi Anda.
Tetapi apakah pengakuan lisan dan menerima Tuhan Yesus merupakan seluruh syarat yang diperlukan untuk menerima kasih karunia Allah? Apakah perbuatan-perbuatan ini sungguh menjamin keselamatan kita? Tuhan Yesus memberitahukan:
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!\”” (Mat. 7:21-23)
Menurut-Nya, pengakuan lahiriah dan penerimaan saja tidak akan menjamin keselamatan kita. Kita harus menerima Tuhan Yesus dengan iman yang benar, dengan “melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Walaupun setiap orang yang mengaku Kristen dapat mengakui Tuhan, tidak semua orang adalah orang yang sungguh-sungguh percaya. Iman yang palsu tidak akan membuahkan keselamatan. Hanya iman sejati yang dapat memungkinkan kita menerima kasih karunia hidup kekal, dan tolok ukur iman yang nyata ada pada firman Allah. Untuk mengetahui kehendak Allah, kita harus menyelidiki Kitab Suci untuk melihat apakah yang Ia perintahkan sehubungan dengan keselamatan kita.
MENJADI KRISTEN YANG SEUTUHNYA
Ada tiga tahap utama untuk menjadi orang Kristen sepenuhnya. Sebagai orang percaya, kita harus menyelidiki kembali apakah kita telah memenuhi syarat iman yang sejati menurut Alkitab.
1) Mengakui Yesus Sebagai Tuhan
Iman dalam Tuhan Yesus dimulai dengan percaya dan mengakui kasih karunia Tuhan:
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” (Rm. 10:9-10)
Kita harus percaya bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib demi dosa-dosa kita dan dibangkitkan sebagai pembenaran kita (Rm. 4:25). Oleh kemurahan Allah yang agung, kita dapat memperoleh hidup kekal melalui iman di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Kita harus memahami bahwa mengakui Tuhan bukanlah formalitas lahiriah atau perbuatan yang selesai dilakukan satu kali. Kita juga harus menerima-Nya di dalam hati kita, dan membiarkan-Nya menjadi Tuhan atas hidup kita. Iman yang sejati juga berarti bertobat dari dosa-dosa kita dan berbalik kepada Allah (Kis. 2:38, 40; Yes. 55:6-7). Menerima Yesus sebagai Tuhan berarti mengabdikan seluruh hidup kita kepada-Nya. Dengan iman yang berkelanjutan inilah kita menerima kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus.
“Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu–kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.” (1Kor. 15:1-2)
“Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.” (Kol. 1:21-23)
Karena itu, keselamatan oleh kasih karunia melalui iman bukanlah perbuatan instan. Sebaliknya, keselamatan adalah pekerjaan panjang Allah dalam hidup orang-orang percaya, dan mereka harus berpegang teguh pada pengakuan mereka akan Yesus Kristus di sepanjang hidup mereka.
2) Menerima Hidup Kristus
Injil yang benar harus sejalan dengan perintah Tuhan Yesus mengenai perbuatan-perbuatan yang membawa keselamatan, karena Yesus adalah perantara perjanjian yang baru antara Allah dengan manusia – melalui Dia-lah kita diselamatkan.
Ketika Tuhan Yesus datang, Ia memberikan perintah-perintah yang menyatakan hubungan perjanjian Allah yang baru dengan orang-orang percaya. Orang-orang yang menerima Tuhan Yesus Kristus harus masuk ke dalam hubungan perjanjian ini dengan menerima tiga sakramen: baptisan air, pembasuhan kaki, dan Perjamuan Kudus.
Sayangnya, perintah-perintah ini seringkali hanya dianggap sebagai lambang tanpa khasiat keselamatan. Tetapi apabila kita mempelajari Perjanjian Baru dengan saksama, tampak jelas bahwa untuk diperhitungkan dalam perjanjian yang baru dan diselamatkan, orang percaya harus taat pada perintah-perintah-Nya dan menerima sakramen-sakramen-Nya yang kudus.
2a) Dibaptis ke dalam Kristus
Ketika Tuhan meninggalkan amanat-Nya kepada murid-murid, Ia memberikan perintah: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Mat. 28:19) Ia juga berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Mrk. 16:16)
Menurut ayat ini, kita harus percaya dan dibaptis untuk diselamatkan. Mengapa perlu dibaptis? Petrus memberitahukan kita, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kis. 2:38). Begitu pula, Ananias menyuruh Paulus untuk dibaptis agar dosa-dosanya dihapuskan (Kis. 22:16).
Baptisan diperlukan karena darah Kristus membasuh dosa-dosa kita melalui sakramen ini. Baptisan juga adalah perbuatan kudus untuk menguburkan diri kita yang lama dan menerima hidup yang baru. Setelah kita mati dalam dosa, kita menerima hidup Kristus ketika kita menerima pembasuhan-Nya oleh iman:
“Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.” (Kol. 2:11-12)
2b) Biarkan Tuhan Membasuh Kaki Anda
Di tengah perjamuan terakhir-Nya bersama murid-murid, Tuhan bangkit untuk membasuh kaki setiap murid-Nya. Awalnya, Petrus tidak mau menerimanya, tetapi Tuhan memberitahukan, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” (Yoh. 13:8) Lalu Yesus memerintahkan mereka:
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yoh. 13:14-17)
Sakramen basuh kaki bukan sekadar perbuatan upacara simbolis yang melambangkan kerendahan hati atau semangat melayani; Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk melakukannya untuk “mendapat bagian dalam” dalam Dia. Mendapatkan bagian dalam Yesus berarti mendapatkan bagian dengan-Nya dalam hidup ini dan juga hidup yang akan datang.
2c) Ambil Bagian dalam Tubuh dan Darah Tuhan
Tuhan juga menetapkan Perjamuan Kudus di perjamuan-Nya yang terakhir.
“Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.”” (Luk. 22:19-20)
Sebelumnya, Yesus telah menjelaskan perlunya Perjamuan Kudus:
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh. 6:53-54)
Khasiat rohani Perjamuan Kudus didasarkan pada kata-kata Tuhan sendiri. Melalui Perjamuan Kudus, Kristus hidup dalam diri kita dan kita diam di dalam Dia. Dengan hidup Kristus dalam diri kita, kita memperoleh hidup kekal dan akan dibangkitkan pada hari terakhir. Karena itu, setiap orang percaya dalam Yesus Kristus harus ambil bagian dalam Perjamuan Kudus.
3) Hidup oleh Roh
Setelah dilahirkan kembali, kehidupan rohani kita harus senantiasa diperbarui melalui Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan. Oleh kasih karunia Allah, Ia telah memberikan Roh Kudus kepada kita untuk menggenapi pekerjaan keselamatan-Nya dalam diri kita.
“Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Tit. 3:4-5)
Roh Kudus adalah Penasihat yang diam dalam diri orang percaya untuk memandu mereka dalam kebenaran dan menguduskan mereka. Pekerjaan Roh Kudus adalah pemeliharaan Allah yang indah bagi keselamatan orang-orang percaya (2Tes. 2:13). Karena itu, kita harus menerima anugerah Allah ini melalui iman dengan berjalan di dalam Roh (Gal. 5:16-25). Kita harus taat pada kehendak Roh dan tidak hidup menuruti keinginan-keinginan kita sendiri. Inilah makna dilahirkan kembali oleh Roh yang sesungguhnya.
“Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.” (Rm. 8:12-14)
Keselamatan kita belum lengkap ketika kita pertama kali menjawab kasih karunia Allah; sebaliknya, kita barulah memulai perjalanan. Kita harus meneruskan iman kita dengan senantiasa menjawab pekerjaan keselamatan Allah dalam hidup kita melalui Roh-Nya. Dalam hal bagaimana seharusnya kita sebagai orang percaya menjawab pekerjaan keselamatan Allah dalam hidup kita, Paulus berkata:
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Flp. 2:12-13)
Keselamatan oleh kasih karunia melalui iman tidak selesai saat kita percaya dan menerima Yesus Kristus. Keselamatan adalah proses seumur hidup yang mencakup segala segi hidup kita. Kita harus mengerjakan keselamatan kita seumur hidup dengan takut dan gentar. Tetapi ajaran ini bukan menunjukkan bahwa kita mendapatkan keselamatan melalui perbuatan, karena pada akhirnya Allah-lah yang bekerja dalam diri kita melalui Roh-Nya, dan Ia akan menjaga kita tak bercacat cela sampai hari Tuhan kita Yesus Kristus kembali (1Tes. 5:12-24).
KESIMPULAN
Hanya ada satu injil keselamatan, dan melalui iman dalam injil inilah kita dapat benar-benar menjadi anak-anak Allah. Karena perkara ini sangat penting bagi keselamatan kita, sangatlah penting untuk menyelidiki injil yang telah kita terima untuk mengetahui apakah injil itu adalah injil yang sepenuhnya, yaitu injil yang diberitakan oleh Tuhan Yesus dan para rasul.
Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang di masa hidup-Nya, “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Luk. 6:46) Orang yang benar-benar percaya tidak sekadar mengakui nama Yesus; ia juga taat pada perintah-perintah Tuhan. Hari ini, Allah telah mendirikan Gereja Yesus Sejati sebagai bait Roh Kudus, dan mempercayakan gereja-Nya untuk memberitakan injil yang benar, dan menjamin injil ini dengan Roh Kudus-Nya dan melalui tanda dan mujizat.
Setelah Anda menemukan injil yang benar, Anda harus melakukan firman Allah dan menerima injil kasih karunia dengan iman. Apabila Anda belum sepenuhnya menerima kasih karunia Yesus Kristus menurut jalan Allah, kami mendesak Anda untuk menerima injil yang benar, sekarang.