“Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku” (Kolose 1:29)

Saat kita bekerja, tentu kita akan dituntut untuk berusaha dengan sekuat tenaga, baik oleh atasan, bos, maupun diri kita sendiri. Begitu pula dengan para siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Mereka akan diminta untuk belajar dengan sebaik mungkin oleh para guru dan juga orang tua mereka.

Lalu, bagaimana dengan identitas kita sebagai pengikut Kristus? Apakah ada suatu hal yang harus kita lakukan dengan sekuat tenaga? Ya, kita harus berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menaati dan melakukan perintah Tuhan, salah satunya adalah perkara mengabarkan Injil (Mat 28:19-20).

Amanat ini mungkin sudah sering kita dengar. Tapi, apakah kita benar-benar telah melakukannya dengan sungguh-sungguh?

Ada banyak tokoh dalam Alkitab yang turut mengabarkan tentang Tuhan Yesus, salah satunya adalah Rasul Paulus. Sejak Tuhan memanggilnya, Paulus menjadi seorang yang giat di dalam melakukan pengabaran Injil. Ia menuliskan surat kepada jemaat di berbagai kota.

Dalam surat kepada jemaat di Kolose, Paulus berkata bahwa ia mengusahakan dan mempergumulkan dengan segala tenaga agar tiap-tiap orang dipimpin kepada kesempurnaan dalam Kristus. Ia melakukannya dengan cara memberitakan Kristus. Hal itu terbukti. Ia harus melewati berbagai macam rintangan dan tantangan untuk melakukan pengabaran Injil ini. Paulus pernah dipenjara, didera, disesah, dilempari batu, dan lain-lainnya (2 Kor 11:23-28). Namun, itu semua tidak mengecilkan semangat Paulus.

Ia tetap memberitakan tentang Kristus dengan menasihati dan mengajari orang-orang dalam segala hikmat, untuk memimpin mereka kepada kesempurnaan dalam Kristus. Ia peduli terhadap orang-orang di sekitarnya, sehingga ia ingin mereka pun dapat bertumbuh di dalam Tuhan.

Jika kita merenungkannya, perjuangan kita sekarang mungkin tidak sesulit Paulus. Di zaman sekarang ini, sangat kecil kemungkinannya sampai kita harus mendapatkan penganiayaan yang luar biasa berat, seperti apa yang dihadapi Paulus, karena kita mengabarkan tentang Kristus. Tantangan terbesar kita pada hari ini mungkin adalah rasa malu, takut ditolak, ditertawakan dan dihina, atau mungkin merasa diri tidak mampu. Tantangan-tantangan ini tidak membuat kita terkekang atau mengeluarkan darah. Namun, apakah kita mau melakukannya? Apakah kita mempunyai kepedulian yang sama seperti Paulus, yaitu agar orang-orang dapat dipimpin dalam kesempurnaan di dalam Kristus?

Baik kita merasa penginjilan itu sulit atau tidak, kita harus memohon akan penyertaan Tuhan, karena Tuhanlah yang akan memberikan kita kekuatan dan kuasa untuk dapat melakukan penginjilan. Paulus pun mengakui adanya kuasa Tuhan yang bekerja dengan kuat di dalam dirinya.

Meskipun Paulus harus melalui berbagai penderitaan, ia dapat berkata, “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu” (Kol 1:24a). Ketika kita telah melakukan amanat untuk mengabarkan Injil ini dengan sekuat tenaga kita, mungkin kita akan mengerti dan turut merasakan rasa sukacita yang Paulus rasakan tersebut. Tuhan Yesus memberkati.