SAUH BAGI JIWA
Teruslah Berbuat Baik
“Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik” (Pengkhotbah 11:6)
“Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik” (Pengkhotbah 11:6)
Kitab Pengkhotbah 11:1-6 membahas tentang perbuatan amal, yaitu bagaimana kita harus berbuat baik kepada orang lain. Dalam berbuat baik, kita tidak perlu menunggu sampai kita menjadi kaya, melainkan kita dapat memberi dari apa yang ada pada kita. Orang yang memiliki banyak, harus lebih banyak memberi. Tapi jika kita hanya memiliki sedikit, hal itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak berbuat baik. Teladanilah janda yang memberi dua peser dan jemaat Makedonia yang rela memberi dari kekurangan mereka.
Selanjutnya, kita juga harus berbuat baik seumur hidup kita. Sejak muda, kita harus belajar memberi dan berbagi. Sampai tua, kita pun tetap harus berusaha untuk melakukannya. Sering kali, semakin tua kita semakin memiliki banyak kekhawatiran, sehingga kita lebih mementingkan diri sendiri. Mungkin kita berpikir jika kita terus memberi sedangkan penghasilan kita terbatas, kita akan menjadi kekurangan di masa tua.
Kiranya pikiran seperti itu tidak menahan kita untuk beramal. Yakinlah bahwa Tuhan pasti memelihara dan mencukupi kebutuhan kita. Amsal 28:27 berkata, “Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.”
Selain itu, kita harus senantiasa beramal dan berbuat baik terhadap sesama karena kita tidak tahu berapa lama umur hidup kita di dunia ini. Mazmur 103:15-16 menuliskan, “Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.” Hidup manusia itu singkat. Maka, selama masih ada kesempatan, marilah kita berbuat baik. Sebab perbuatan baik itu berkenan kepada Tuhan dan ketahuilah bahwa perbuatan baik akan mendapatkan balasan dari Tuhan.
Perbuatan baik kita tidak hanya terbatas dalam bentuk materi atau bantuan fisik. Ketika kita meninggalkan dunia ini, kita akan pergi dengan tangan kosong. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita juga dapat membagikan hal-hal rohani kepada sesama, terutama kepada mereka yang belum mengenal Tuhan. Cobalah untuk memberitakan tentang Tuhan kepada mereka. Carilah juga mereka yang terhilang dari kumpulan domba. Biarlah kita membagikan pengalaman rohani dan pengetahuan akan Tuhan kepada mereka, agar mereka dapat berbalik dan kembali ke jalan Tuhan.
Mengasihi jiwa-jiwa seperti ini akan sangat bernilai dan berkenan kepada Tuhan. Ketika masih hidup di dunia, Tuhan Yesus juga tidak hanya menyembuhkan penyakit dan kelemahan manusia, melainkan Ia juga senantiasa mengajarkan jalan Tuhan serta memberitakan jalan keselamatan. Bantuan secara fisik terbatas gunanya, tapi bantuan secara rohani dapat berguna sampai kehidupan kekal.
Terlepas dari bantuan dan perbuatan baik apa pun yang dapat kita berikan terhadap sesama, yang terpenting adalah, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Gal 6:9). Hendaknya kita senantiasa memiliki hati yang berbelas kasih dan yang siap membantu orang lain. Tetaplah bersemangat untuk melakukan kebaikan seumur hidup kita. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 20-21 Desember 2025
1. Bacalah renungan “TERUSLAH BERBUAT BAIK”
2. Pikirkan sebuah contoh perbuatan “memberi dan berbagi” yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam bergereja. Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan tulus hati memberi dan berbagi kepada sesama.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.