SAUH BAGI JIWA
Memberi Kesempatan kepada Iblis
Bacaan Alkitab Harian –
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis” (Efesus 4:26-27)
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis” (Efesus 4:26-27)
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Begitulah yang dikatakan oleh Rasul Petrus dalam kitab
Kita memang perlu untuk berwaspada agar kita tidak memberi kesempatan kepada Iblis. Kita harus tutup pintu kita rapat-rapat agar Iblis tidak dapat masuk dan merusak diri kita. Namun, terkadang kita lalai dalam hal ini. Beberapa hal yang kita anggap sepele ternyata dapat mengundang Iblis untuk masuk ke dalam hati kita. Salah satunya adalah perasaan marah.
Semua dari kita tentu pernah merasa marah. Amarah adalah sebuah perasaan yang normal dan wajar. Tapi jika kita tidak mengendalikan dan menghadapinya dengan bijak, inilah yang dapat menjadi bahaya. Rasul Paulus juga mengingatkan kepada kita—dalam kitab bacaan pada hari ini, bahwa apabila kita marah, janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Itulah mengapa Paulus menasihatkan agar kita tidak berlama-lama dalam menyimpan perasaan ini.
Seberapa bahayakah perasaan marah ini jika terus dipertahankan? Amarah yang membara dapat mengaburkan pikiran rasional kita dan dapat membuat kita mengabaikan suara peringatan dari Tuhan. Kita dapat menemukan bagaimana banyak sekali kasus kriminal yang dilakukan oleh karena perasaan amarah. Mungkin kita berpikir bahwa tentu kita tidak akan berlaku sampai sejauh itu. Tapi berhati-hatilah jika kita merasa diri kita kuat (1 Kor. 10:12), karena justru di saat itulah kita mudah sekali untuk terjatuh.
Selain itu, perasaan amarah ini dapat membuat kita mengeluarkan perkataan-perkataan kotor yang tidak membangun serta yang dapat menyakiti hati pendengarnya. Dengan demikian, suasana dapat menjadi semakin memanas dan kedamaian pun semakin menjauh.
Rasa marah yang terus dipendam dan tidak segera diselesaikan juga dapat tertimbun menjadi sebuah perasaan dendam. Tentu hal ini tidak berkenan di hadapan Tuhan, karena Ia menginginkan kita untuk dapat saling mengampuni, bukan mendendam (Kol 3:13).
Begitu bahayanya perasaan amarah ini, bukan? Kita memang hanya manusia biasa yang tentu dapat merasa marah. Tapi, marilah kita coba untuk menghadapinya dengan baik, sehingga kita tidak akan menjadi menyesal di masa depan.
Ketika kita mulai merasa amarah menghampiri kita, cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Jika kita bisa, tahanlah mulut kita agar tidak ada perkataan yang keluar sebelum hati kita menjadi lebih tenang. Karena biasanya hati yang sedang kacau akan membuat kita mengeluarkan kata-kata yang sembrono atau sembarangan. Di samping itu, berdoalah juga kepada Tuhan untuk menolong kita dalam menghadapi situasi tersebut—agar hati kita menjadi tenang dan perasaan tersebut tidak terus berkelanjutan.
Buanglah segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, fitnah, dan segala kejahatan. Sebagai gantinya, hendaklah kita berlaku ramah terhadap orang lain, saling mengasihi, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita. Kiranya Tuhan Yesus menyertai kita semua. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?