SAUH BAGI JIWA
Sikap Dalam Menjalani Hubungan
“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan” (1 Tesalonika 4:3-4)
“Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan” (1 Tesalonika 4:3-4)
Frase “Friends with benefits” atau “pertemanan dengan imbalan” merupakan suatu istilah yang menggambarkan pergerakan budaya anak muda zaman sekarang yang sudah mulai menjamur di berbagai negara. Budaya tersebut mendorong para anak muda untuk menjalani hubungan dengan lawan jenis tanpa harus disertai dengan ikatan komitmen ataupun ikatan pernikahan, sehingga keduanya dapat melakukan hubungan intim sesuai dengan kesepakatan tanpa harus ada ikatan emosional maupun ikatan jangka panjang.
Sebagai umat Tuhan, bagaimana seharusnya kita bersikap di dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis? Nasihat-nasihat seperti apa yang telah Tuhan berikan melalui firman-Nya?
Berikut beberapa poin singkat yang mungkin dapat membantu kita menyelaraskan kembali sikap kita terhadap suatu hubungan demi kebaikan semua pihak dan pada akhirnya untuk kemuliaan Tuhan.
Hindarilah hubungan yang tidak pantas. Setiap hubungan adalah kesempatan untuk meneladani kasih Kristus. Tahun-tahun kita tidak menikah adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Maka, bersabarlah. Keintiman adalah sebuah pahala dari komitmen. Kita tidak perlu mengejar hal ini jika kita belum siap untuk menikah. Kita tidak dapat ‘memiliki’ seseorang di luar pernikahan. Hindari situasi yang dapat membahayakan kekudusan tubuh atau pikiran. Berpacaran sebagaimana yang dikenal dunia tidak mempersiapkan kita untuk pernikahan, malah dapat menjadi tempat pelatihan untuk perceraian. Tidak jarang juga kita menganggap jatuh cinta sebagai sesuatu yang berada di luar kendali kita. Tapi faktanya, cinta sejati tidak diatur atau diukur dengan perasaan.
Yesus telah menunjukkan kepada kita bahwa cinta berada di bawah kendali kita. Dia tidak ingin mati di kayu salib, tapi tetap melakukannya untuk kita. Tidakkah kita bersyukur bahwa cinta Tuhan berada di bawah kendali-Nya dan tidak berdasarkan keinginan-Nya? Oleh karena itu, kita tidak dapat membenarkan perilaku menyakiti seseorang dengan mengatakan ‘cinta’ telah menguasai kita dan membuat kita tidak bertanggung jawab.
Mengejar keintiman tanpa komitmen adalah seperti pergi mendaki gunung dengan pasangan yang setelah setengah jalan mendaki gunung, tidak yakin apakah dia ingin tetap memegang talinya atau tidak. Kita tentu tidak menginginkan hal ini. Maka, kiranya kita dapat bersikap lebih bijak dan berpikir dengan matang dalam menjalin hubungan dengan seseorang. Undanglah Tuhan juga ke dalam hubungan kita agar kiranya hubungan kita berpusatkan kepada-Nya dan berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Kiranya Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 1-2 November 2025
1. Bacalah renungan “SAMA SEPERTI YUNUS”
2. Pernahkah kita bersikap seperti Yunus yang berusaha menghindar ketika diberikan tugas pelayanan? Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membentuk kita, sehingga kita dapat dengan rela hati bekerja di ladang-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.