SAUH BAGI JIWA
Lemparkanlah Rotimu Ke Air
“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu” (Pengkhotbah 11:1)
“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu” (Pengkhotbah 11:1)
Suatu hari, seorang rekan sepelayanan dari luar kota menghampiri untuk menyapa saya. Ternyata ia adalah murid sekolah minggu yang pernah saya ajar puluhan tahun yang lalu! Kemudian ia mengatakan bahwa dulu saya pernah memberikan Alkitab ukuran kecil untuknya ketika ia duduk di kelas remaja dan sampai saat itu ia masih menyimpannya. Ia juga mengatakan ada kartu ucapan ulang tahun dari saya yang masih diingatnya.
Saya sungguh tidak mengingat peristiwa itu. Saya hanya teringat bahwa saya sering membeli Alkitab kecil dari sedikit uang yang saya miliki di Pasar Senen ketika kuliah, tapi saya tidak pernah ingat kepada siapa saja saya memberikannya. Namun saya bersukacita ketika ia mengingat hal itu dan sangat menghargainya. Saya tidak pernah mengingat roti yang saya lemparkan ke air, tapi saya mendapatkan sukacita kembali lama setelah itu.
Ketika melakukan pelayanan, kita mungkin tidak dapat segera melihat hasilnya karena membutuhkan waktu yang lama dan panjang. Misalnya dalam mengajarkan firman Tuhan pada anak-anak kecil lewat sekolah Sabat atau sekolah minggu. Namun janganlah berhenti dan janganlah memakai hitung-hitungan untung-rugi pada waktu kita melayani pekerjaan Tuhan. Karena mengerjakan pekerjaan-Nya tidak pernah menjadi sia-sia.
Di Yope, ada seorang murid perempuan bernama Dorkas. Ia banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah, tapi pada waktu itu, ia sakit dan meninggal. Banyak janda menangis sambil menunjukkan semua baju dan pakaian yang Dorkas buat selagi masih hidup. Kebaikan dan kemurahhatian Dorkas begitu membekas sehingga ada banyak orang yang merasa kehilangan akan kepergiannya. Murid-murid memanggil Petrus untuk datang ke Yope. Lalu, Petrus berlutut dan berdoa. Kemudian Dorkas pun hidup kembali dan ada banyak orang yang menjadi percaya kepada Tuhan karena peristiwa itu.
Lukas 6:36 dan 38 menuliskan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati… Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.” Dorkas berbuat baik dengan tulus tanpa mengharapkan balasan. Kasih dan kebaikannya itu dapat dirasakan oleh orang banyak di sekitarnya.
Kita juga dapat belajar dari jemaat di Makedonia yang tetap memberi meskipun dalam kekurangan. Selagi mereka dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap. Meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Paulus merasa mereka telah memberi melampaui kemampuan mereka.
Ketika kita memberi, kiranya kita dapat berlaku seperti kasih seorang ibu yang hanya memberi dan tidak harap kembali. Meskipun mungkin tidak terlihat secara langsung dampak perbuatan kita, kiranya kita tidak berhenti untuk menabur dan memberikan bantuan dengan ketulusan hati. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah melupakannya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 25-26 Oktober 2025
1. Bacalah renungan “LEMPARKANLAH ROTIMU KE AIR”
2. Berikanlah contoh perbuatan murah hati yang bisa Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap anggota keluarga dapat berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat menjadi saluran berkat-Nya bagi orang-orang di sekitar kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.