SAUH BAGI JIWA
Kasih Yang Tidak Diasah
“Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat” (Pengkhotbah 10:10)
“Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat” (Pengkhotbah 10:10)
Adalah suatu kisah tentang anak muda yang diterima bekerja sebagai penebang pohon. Dikisahkan pemuda tersebut dibekali sebilah kapak tajam oleh pemilik lahan. Ia bersemangat sekali menebang pohon, sehingga di hari pertama ia berhasil menebang tiga puluh pohon. Namun keesokan harinya, ia hanya berhasil menebang dua puluh lima pohon. Maka, si pemuda tersebut bertekad untuk dapat mengembalikan performanya supaya di hari ketiga ia dapat kembali menebang tiga puluh pohon.
Tapi ternyata di hari ketiga, ia hanya mampu menebang dua puluh dua pohon saja. Padahal ia telah memperbesar tenaga dan juga menambah waktu kerjanya. Tidak sampai di situ, hari demi hari, jumlah pohon yang berhasil ditebang pun semakin menurun jumlahnya.
Sang pemilik lahan bertanya kepada si pemuda, “Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?” Maka jawab si pemuda, “Setiap hari saya harus bangun pagi dan bekerja keras menebang sebanyak mungkin pohon. Selesai bekerja, saya merasa begitu lelah dan waktu sudah malam. Mana ada waktu untuk mengasah kapak itu?”
Kerja keras itu memang harus, tapi ternyata tidak cukup sampai di situ. Selain kerja keras, kita masih memerlukan hal lainnya yang tidak kalah penting. Kita memerlukan hikmat atau sering juga disebut dengan kecerdasan. Jika kita hanya bekerja keras tanpa ada hikmat, pekerjaan yang kita lakukan dapat menjadi sia-sia. Kerja keras harus disertai dengan kecerdasan atau hikmat, maka barulah kita akan memperoleh hasil yang memuaskan.
Kecerdasan ini dapat kita artikan sebagai memahami banyak hal. Dalam kasus pemuda tersebut, ia harus memahami cara menebang pohon, memahami jenis-jenis kayu, dan juga menyiapkan alat dan persiapan yang memadai, termasuk menjaga ketajaman kapak. Kapak tersebut harus selalu diasah secara berkala agar selalu tajam.
Saudaraku, setiap hari kita hidup dalam kesibukan dan tanpa kita sadari, kinerja kita juga akan terus menurun jika kita tidak memperhatikan ketajaman kapak kita. Kita tidak dapat terus-menerus menguras tenaga kita hanya untuk bekerja.
Oleh karena itu, berhentilah sejenak untuk mengasah kapak kita. Kita dapat melakukannya dengan beristirahat. Selain itu, kita juga dapat memperdalam hikmat kita dengan hal-hal-rohani, seperti merenungkan firman Tuhan, bersekutu dengan umat-Nya, dan berdoa. Dengan demikian, tubuh kita pun akan kembali terisi dengan hal-hal yang baik. Selain itu, dampaknya adalah kita akan kembali menjadi produktif dan sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Kiranya Tuhan selalu memberkati kita. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 11-12 Oktober 2025
1. Bacalah renungan “HATI ORANG BERHIKMAT”
2. Ceritakanlah persiapan yang biasanya Anda lakukan sebelum pelayanan. Adakah Anda memohon penyertaan Tuhan?
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon agar Tuhan Yesus selalu menyertai ketika kita melakukan pelayanan-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.