SAUH BAGI JIWA
Hati Orang Berhikmat
“Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri” (Pengkhotbah 10:2)
“Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri” (Pengkhotbah 10:2)
Di dunia ini, orang yang dianggap berhikmat adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi, berpendidikan tinggi, berprestasi, pintar, memiliki banyak gelar, seorang ahli, dan sebagainya. Sedangkan orang yang dianggap bodoh adalah sebaliknya–orang yang tidak berpendidikan, tidak memiliki prestasi, tidak pintar, dan sebagainya. Di dalam kitab Pengkhotbah, Salomo menuliskan pendapatnya terkait hal ini. Menurutnya, siapakah yang dimaksudnya dengan orang yang berhikmat dan orang yang bodoh?
Dalam kitab Pengkhotbah, Salomo menyebutkan bahwa hati orang berhikmat menuju ke kanan, sementara hati orang bodoh menuju ke kiri. Perbedaan arah ini menunjukkan pola pandang yang sangat mencolok antara orang berhikmat dan orang bodoh, salah satunya dalam hal mengandalkan Tuhan. Orang yang mengandalkan Tuhan dan yang tidak mengandalkan Tuhan akan terlihat perbedaannya.
Ketika Allah menanyakan apa yang Salomo inginkan untuk Allah berikan kepadanya, Salomo memilih untuk memohon hikmat agar dapat memimpin bangsa Israel dengan baik (1 Raj. 3:5-9). Bukanlah kebetulan Salomo diangkat sebagai raja dalam usia yang sangat muda. Tentunya ia memiliki kapasitas dan kemampuan sebagai seorang raja. Ia bukanlah orang yang biasa-biasa saja. Namun, sebagai seorang raja yang memiliki talenta dan kemampuan, Salomo masih mau bersandar kepada Allah dan memohon hikmat-Nya.
Pada hari ini, kita mungkin memiliki berbagai macam keahlian, kemampuan, dan talenta. Kita juga mungkin telah mempersembahkan kemampuan dan keahlian kita ini untuk melayani Tuhan. Ini adalah suatu hal yang baik. Namun apakah dalam setiap pelayanan kita, kita mau memohon hikmat dan penyertaan Allah? Atau apakah justru kita malah melupakan-Nya dan hanya mengandalkan hikmat, kepintaran, dan kemampuan kita sendiri?
Melalui renungan ini yang diambil dari kitab Pengkhotbah 10:1-3, marilah kita bersama-sama belajar untuk memohon hikmat Allah dalam pelayanan kita. Kita juga mau memohon penyertaan Allah dalam setiap pelayanan yang kita ambil.
Janganlah kita bersandar pada kekuatan diri kita sendiri, karena kita hanyalah manusia biasa. Apabila kita hanya mengandalkan diri sendiri, kita adalah sama seperti orang bodoh. Meskipun kita mempunyai banyak kemampuan dan pengalaman, masih ada banyak hal yang tidak kita ketahui dan di luar kendali kita. Maka dari itu, kita butuh sosok Tuhan yang mengetahui segalanya dan kabar baiknya, Ia juga bersedia untuk membantu kita!
Kiranya kita dapat belajar untuk menjadi orang yang berhikmat dalam hal mengandalkan Tuhan. Berdoalah terlebih dahulu untuk memohon akan penyertaan-Nya sebelum memulai tugas pelayanan kita. Tuhan Yesus menyertai kita semua. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 11-12 Oktober 2025
1. Bacalah renungan “HATI ORANG BERHIKMAT”
2. Ceritakanlah persiapan yang biasanya Anda lakukan sebelum pelayanan. Adakah Anda memohon penyertaan Tuhan?
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon agar Tuhan Yesus selalu menyertai ketika kita melakukan pelayanan-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.