SAUH BAGI JIWA
Yesus di Hadapan Pilatus dan Herodes
Bacaan Alkitab Harian –
“Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: ‘Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati’”(Lukas 23:22a)
“Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: ‘Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati’”(Lukas 23:22a)
Di era media sosial seperti sekarang ini, sangat mudah bagi seseorang untuk bersuara dan membuat sebuah isu menjadi viral. Namun, bukan tak mungkin apabila suara yang paling besar, meskipun belum tentu benar, dapat menjadi lebih dominan dan memengaruhi banyak orang. Dalam situasi seperti itu, suara kecil yang mengatakan kebenaran dapat menjadi tenggelam di tengah teriakan orang banyak. Gambaran ini membawa kita kembali pada peristiwa di zaman Yesus, ketika massa di Yerusalem berseru, “Salibkanlah Dia!”
Injil Lukas menekankan satu hal yang sangat jelas, yaitu Yesus sama sekali tidak bersalah. Pilatus sendiri sampai tiga kali menyatakan bahwa ia tidak mendapatkan kesalahan pada diri Yesus yang setimpal dengan hukuman mati. Meskipun ia mengetahuinya, namun suara massa yang besar itu akhirnya lebih memengaruhi Pilatus. Penulis kitab Lukas seolah ingin menunjukkan kepada kita, betapa rapuhnya keadilan manusia ketika diperhadapkan pada tekanan arus sosial. Pilatus menyerah dan kebenaran pun dikorbankan.
Di sisi lain, Lukas juga menyingkapkan kisah pertemuan Yesus dengan Herodes. Awalnya, Herodes bergirang karena ia berharap dapat melihat Yesus melakukan suatu hal yang menakjubkan. Namun Yesus tidak menjawab sepatah kata pun. Herodes yang kecewa akhirnya berbalik mengolok-olok-Nya, bahkan memberikan jubah untuk mempermalukan-Nya. Begitulah sifat manusia–mudah berubah. Ketika harapan tidak terpenuhi, antusiasme pun dapat berubah menjadi cemooh.
Dua situasi ini mempunyai pesan yang kuat untuk kita. Dari Pilatus, kita dapat belajar betapa mudahnya seorang pemimpin untuk dikendalikan oleh massa. Keberanian untuk berdiri di pihak yang benar juga dapat mudah hilang. Maka, kita perlu bertanya pada diri sendiri: adakah kita lebih memilih mengikuti arus pendapat banyak orang, meskipun kita tahu bahwa hal tersebut tidak benar?
Sementara itu, dari Herodes, kita dapat belajar tentang sikap hati yang salah di hadapan Yesus. Ketika doa atau permohonan kita tidak dijawab sesuai dengan keinginan, kita pun cenderung menjadi kecewa, atau bahkan meragukan Tuhan. Namun, perlu kita ketahui bahwa sikap diam Yesus bukan berarti Ia tidak peduli. Justru, Yesus sedang menggenapi suatu rencana yang jauh lebih besar daripada sekadar memenuhi ekspektasi sesaat. Tuhan tahu apa yang Ia lakukan dan itu adalah yang terbaik untuk kita.
Kiranya kita dapat selalu berwaspada, agar tidak dikuasai oleh tekanan dunia atau oleh perasaan kecewa. Tetaplah berjuang untuk membawa terang Tuhan kepada mereka yang tersesat di dalam dunia yang gelap ini. Tuhan Yesus memberkati. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Yesus di hadapan Pilatus
1 Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus.
2 Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: ”Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.”
3 Pilatus bertanya kepada-Nya: ”Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: ”Engkau sendiri mengatakannya.”
4 Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: ”Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini.”
5 Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: ”Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini.”
6 Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea.
7 Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem.
Yesus di hadapan Herodes
8 Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda.
9 Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun.
10 Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia.
11 Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
12 Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan.
Yesus kembali di hadapan Pilatus
13 Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat,
14 dan berkata kepada mereka: ”Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya.
15 Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati.
16 Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.”
[17 Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.]
18 Tetapi mereka berteriak bersama-sama: ”Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!”
19 Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. 20Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus.
21 Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya: ”Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”
22 Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: ”Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.”
23 Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriak mereka.
24 Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan.
25 Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
