SAUH BAGI JIWA
Hidup Ini adalah Kesempatan
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi” (Pengkhotbah 9:10)
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi” (Pengkhotbah 9:10)
Salomo mengatakan bahwa semua manusia mengalami nasib yang sama (Pkh 9:3). Baik orang benar maupun orang fasik, orang yang baik maupun yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis–pada akhirnya, semuanya akan mati. Setelah manusia mati, maka sudah tidak ada harapan lagi. Hanya orang yang hidup yang memiliki harapan. Dan harapan manusia tersebut tergantung dari apa yang diusahakannya selama ia hidup.
Oleh karena itu, selama masih hidup, kita harus bekerja sekuat tenaga untuk memperoleh hasil yang terbaik. Kita giat bekerja bukan hanya untuk perkara-perkara duniawi, tapi terlebih lagi, kita harus bergiat untuk perkara-perkara rohani. Dalam Yohanes 6:27, ada tertulis, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu.”
Di dalam Alkitab, kita dapat melihat ada banyak orang yang bergiat dalam pekerjaan Tuhan. Bezaleel dan Aholiab yang dikaruniai Tuhan dengan keahlian dan pengertian, membuat kemah suci menurut petunjuk Tuhan. Nehemia bekerja dengan segenap hati untuk membangun kembali tembok Yerusalem, walaupun ia mendapatkan rintangan dari berbagai pihak. Para rasul juga dengan giat memberitakan Injil, meskipun mereka harus mengalami banyak kesusahan, bahkan penganiayaan.
Yesus pun mendorong kita untuk bekerja bagi Tuhan selama masih ada kesempatan. Akan tiba waktunya, di mana kita tidak dapat lagi melakukannya walaupun kita mau. Itu adalah ketika telah meninggalkan dunia ini atau ketika Yesus datang untuk kedua kalinya (Yoh 9:4).
Maka, selama masih siang, isilah kehidupan kita ini dengan hal-hal yang bermakna. Jangan hanya sekadar menjalani hari-hari atau menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna atau tidak bernilai kekal. Sebab hidup kita ini sangat berharga. Demi menyelamatkan kita, Yesus telah sangat menderita dan dihina. Oleh karena itu, jangan membuat kasih karunia Tuhan atas kita menjadi sia-sia. Hidup ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk bekerja dan melayani Tuhan. Kesempatan untuk mengerjakan keselamatan kita dengan rasa takut dan gentar. Juga merupakan kesempatan untuk memperoleh kehidupan kekal di surga.
Rasul Paulus mengerti benar akan hal ini, sehingga dalam
Kiranya teladan dari Rasul Paulus dan para hamba Tuhan yang setia ini dapat memotivasi kita untuk bekerja lebih giat bagi Tuhan. Selain itu, kiranya kita juga termotivasi untuk mengisi hari-hari hidup kita dengan penuh makna dan berusaha untuk berkenan kepada-Nya dalam segala hal. Berusahalah untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan selama kita masih hidup. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 13-14 September 2025
1. Bacalah renungan “MENGHARGAI WAKTU DAN KESEMPATAN”
2. Bagaimanakah Anda dapat lebih baik lagi dalam mengisi hari-hari dengan kegiatan yang bermakna dan membangun kerohanian? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat menggunakan waktu yang kita miliki dengan bijaksana.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.