SAUH BAGI JIWA
Nasib Semua Orang Sama
“Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama…dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3)
“Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama…dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3)
Ketika Allah menciptakan manusia pertama, Allah menempatkan mereka dalam taman Eden. Allah berpesan kepada mereka untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, karena ketika mereka memakannya, mereka akan mati. Namun karena Hawa terbujuk oleh ular, akhirnya manusia memakan buah yang Tuhan larang itu, dan mereka diusir dari taman Eden.
Adam harus berjerih lelah dan bersusah payah untuk mengusahakan tanah. Hawa akan bersusah payah karena mengandung dan menderita kesakitan melahirkan anak. Lalu Adam mati pada usia 930 tahun.
Tidak ada keabadian dalam dunia ini. Semua orang pada akhirnya akan mengalami kematian. Metusalah yang berusia 969 tahun pun pada akhirnya mati. Pengkhotbah juga mengatakan hal yang sama, bahwa nasib semua orang sama, yaitu pada akhirnya menuju alam orang mati.
Sebagai orang yang percaya Yesus, ketika kita hidup di dalam-Nya, maka akan ada kehidupan setelah kematian. Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 11:25, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Dengan percaya kepada Tuhan Yesus, melakukan perintah-Nya, dan hidup dalam kebenaran sesuai dengan firman-Nya, maka kita dapat memperoleh hidup kekal.
Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan tentang talenta. Ada seorang yang akan bepergian ke luar negeri, dan memberikan talenta kepada ketiga hambanya–ada yang lima, dua, dan satu talenta. Hamba yang mendapatkan lima dan dua talenta menjalankan uang itu sehingga beroleh laba dua kali lipat. Sedangkan hamba yang memiliki satu talenta menggali lubang dalam tanah dan menyembunyikannya.
Ketika tuannya pulang, hamba yang menjalankan uang dan beroleh laba dipuji oleh tuannya. Mereka akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dan mendapatkan kebahagiaan bersama tuannya. Sedangkan hamba yang menyembunyikan uangnya ke dalam tanah, talentanya diambil dan ia dicampakkan dalam kegelapan yang paling gelap. Umat yang percaya memang harus berusaha untuk mengisi jalan hidup dengan lebih berguna dan menggunakan setiap talenta yang kita miliki untuk memuliakan-Nya.
Semua manusia memang pada akhirnya akan mati. Tapi hal yang membedakannya adalah bagaimana kita mengisi kehidupan ini ketika kita masih memiliki napas hidup. Kita perlu berjuang dengan penuh ketekunan, bersikap rajin belajar sehingga cakap dalam mengerjakan sesuatu, dan iman kita juga perlu terus bertumbuh dan berbuah. Janganlah menjadi pemalas dan pasif, karena dikatakan, “Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah” (Pkh 10:18). Kehidupan ditandai dengan bekerja dan menghasilkan buah, sehingga hidup dapat menjadi lebih berarti.
Kita semua sama, pada akhirnya akan mengalami kematian. Namun dalam Tuhan Yesus, ada kehidupan yang kekal setelah kematian. Untuk mendapatkan kehidupan kekal itu, mari kita isi hidup kita dengan penuh makna serta tetaplah pegang iman dan kebenaran-Nya. Haleluya, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 6-7 September 2025
1. Bacalah renungan “JANGAN IRI TERHADAP ORANG FASIK”
2. Jika orang-orang yang hidupnya jauh dari Allah dapat hidup mujur, apa yang membuat Anda tetap percaya dan menjalani hidup yang benar? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat hidup selalu dekat kepada-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.