SAUH BAGI JIWA
Jangan Iri terhadap Orang Fasik
“Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya” (Pengkhotbah 8:12)
“Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya” (Pengkhotbah 8:12)
Kita sering melihat ketidakadilan terjadi di mana-mana. Orang yang baik sering kali menderita akibat perbuatan orang-orang yang berkuasa. Hal ini terjadi bahkan di lembaga peradilan, di mana seharusnya hukum dan keadilan dapat ditegakkan. Namun, pada kenyataannya, kebenaran dapat diputarbalikkan. Oleh karena itu, bukanlah hal yang mengherankan jika orang yang bersalah dapat bebas dari hukuman, sedangkan orang benar malah menderita. Ini mengakibatkan kejahatan semakin merajalela. Orang jahat sepertinya tidak langsung mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Tuhan pun mungkin seolah-olah diam dan tidak bertindak.
Tentu hal ini dapat menimbulkan kecemburuan dan ketidakpuasan dari orang benar terhadap orang fasik. Di dalam Alkitab pun, ada beberapa ungkapan rasa ketidakpuasan terhadap ketidakadilan ini, salah satunya diutarakan oleh orang Israel dalam Maleakhi 3:14-15. Dalam ayat-ayat tersebut, dituliskan: “Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga.”
Memang, untuk sementara, tampaknya nasib orang fasik lebih mujur dan lebih baik dari orang benar. Kita mungkin melihat mereka hidup dengan bahagia, sehat, tidak berkekurangan, dan tidak mempunyai penderitaan. Pikiran seperti ini dapat menuntun kita kepada pikiran jahat lainnya, yaitu: “Lalu, mengapa saya harus tetap menjadi orang yang benar, jika orang yang jahat dapat hidup dengan lebih nyaman?”
Tapi jika kita mengamati akhir hidup orang fasik, kita akan tahu bahwa Tuhan akan selalu bertindak adil. Mazmur 37:9-10 menuliskan, “Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri. Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi.”
Sedangkan bagi orang-orang yang takut akan TUHAN, TUHAN berfirman, “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan…Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya” (Mal 3:17-18).
Apa untungnya jika kita hanya hidup nyaman selama hidup di dunia ini, tapi setelah meninggal menderita selamanya? Adalah lebih baik bagi kita untuk menerima kebahagiaan kekal kelak, meskipun kita harus menderita terlebih dahulu di dunia–karena penderitaan ini hanya sementara.
Maka, setelah mengetahui kebenaran ini, “Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa” (Ams 23:17). Tuhan pasti akan bertindak adil kepada kita. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 6-7 September 2025
1. Bacalah renungan “JANGAN IRI TERHADAP ORANG FASIK”
2. Jika orang-orang yang hidupnya jauh dari Allah dapat hidup mujur, apa yang membuat Anda tetap percaya dan menjalani hidup yang benar? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat hidup selalu dekat kepada-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.