SAUH BAGI JIWA
Sikap Dalam Menantikan Kedatangan Tuhan
“Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh” (2 Petrus 3:17b)
“Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh” (2 Petrus 3:17b)
Rasul Petrus pernah berkata bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek yang berkata, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan” (2 Pet 3:4). Dan sekarang, telah lebih dari dua ribu tahun berlalu, namun janji kedatangan Tuhan masih belum tergenapi. Bagaimana sikap kita mengenai hal ini? Apakah kita sama seperti para pengejek itu dan menganggap Tuhan telah lalai menepati janji-Nya? Atau apakah kita mungkin tetap percaya pada janji Tuhan, tapi kita mulai mengurangi kewaspadaan kita?
Penundaan penggenapan janji kedatangan Tuhan ini sesungguhnya merupakan kesempatan bagi kita untuk menyempurnakan diri. Tuhan masih memberikan kita waktu untuk memperbaiki apa yang masih kurang dalam diri kita. Sehingga pada waktu Dia datang, kita akan kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Pada saat-saat kritis ini, janganlah kita menjadi lengah. Janganlah kita mengurangi kewaspadaan.
Rasul Petrus menasihati kita agar dalam masa penantian ini, kita berusaha untuk semakin bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan. Hal ini harus terus kita lakukan sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”
Berpegang teguh pada kebenaran merupakan hal yang sangat penting. Kebenaran Tuhan harus berakar dalam hati dan pikiran kita, sehingga kita tidak akan dapat disesatkan oleh ajaran-ajaran palsu dan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Selain itu, ketika rahasia kebenaran itu dinyatakan kepada kita dan kita memahaminya, maka kita tidak akan tergoyahkan oleh apa pun. Sehingga dengan penuh keyakinan kita dapat berkata, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil 4:13).
Penulis kitab Yudas pun mengucapkan hal yang senada dengan Rasul Petrus mengenai para pengejek di akhir zaman, yang hidup tanpa Roh Kudus dan yang menuruti hawa nafsu kefasikan mereka. Ia menasihatkan agar kita membangun diri kita di atas dasar iman yang paling suci dan untuk berdoa dalam Roh Kudus, sambil menantikan kedatangan-Nya.
Jadi, kita tahu sekarang apa yang harus kita lakukan dalam menantikan kedatangan Tuhan dan bagaimana kita harus bersikap. Kiranya kita dapat bersikap dan melakukan hal yang benar dengan mengikuti nasihat yang telah disampaikan oleh orang-orang kudus. Tetaplah waspada dan berjaga-jaga, sebab kedatangan Tuhan adalah seperti pencuri di waktu malam.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 9-10 Agustus 2025
- Bacalah renungan “HATI YANG SENANTIASA TERISI”
- Menurut Anda, seperti bagaimanakah kehidupan yang dijalani seseorang, sehingga hatinya tetap “kosong” walaupun telah percaya Yesus? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar hati kita diisi dan dipenuhi oleh Firman Tuhan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.