SAUH BAGI JIWA
Hukum yang Kedua
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 13 Jul 2025
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39)
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39)
Ungkapan ‘darah lebih kental daripada air’ mungkin sudah sering kali kita dengar. Kalimat ini menyatakan bahwa ikatan saudara lebih lekat daripada hubungan dengan orang-orang yang tidak sedarah. Namun, pada zaman sekarang, sering kali kita melihat tidak adanya kepedulian terhadap saudara sekandung, apalagi terhadap orang di luar keluarga. Manusia menjadi semakin egois dan lebih mementingkan diri sendiri.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada zaman Nabi Nehemia di saat bangsa Yahudi kembali dari pembuangan di Babel. Kesusahan dan penderitaan yang dirasakan rakyat semakin menghimpit mereka, sehingga untuk memperoleh makanan saja, mereka harus menjual anak mereka untuk dijadikan budak. Bahkan ladang, kebun anggur, serta rumah mereka pun harus digadaikan kepada saudara sebangsanya sendiri agar mereka tidak mati kelaparan. Di saat orang lain berusaha menolong, ternyata saudara sebangsa dan sedarah mereka yang seharusnya menolong malah memperlakukan mereka tanpa rasa iba. Hal ini membuat Nabi Nehemia menjadi marah saat mendengar keluhan rakyat.
Tindakan ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tertulis dalam kitab Matius. Dalam Matius 23:23, dituliskan bahwa mereka membayar persepuluhan, tapi mereka mengabaikan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Tuhan Yesus mengecam perbuatan para ahli Taurat dan orang Farisi ini yang lebih mementingkan memberikan persembahan daripada berlaku adil dan kasih terhadap sesamanya. Lagipula, para ahli Taurat dan orang Farisi tersebut memberikan persembahan ini dengan tujuan agar dilihat dan dihormati orang lain. Mereka melakukannya untuk kepentingan pribadi mereka, bukan untuk memuliakan Bapa di surga.
Hendaknya kita sebagai anak-anak Tuhan dapat lebih cermat lagi dalam mempelajari firman-Nya dan dalam memahami kehendak Tuhan. Matius 22:37-40 dengan jelas menuliskan, “Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.’” Jelas dituliskan bahwa kita harus mengasihi sesama kita seperti kepada diri sendiri.
Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan Yesus yang tidak tampak, sedangkan terhadap saudara kandung atau sesama kita yang tampak saja kita tidak berlaku kasih (1 Yoh 4:20)? Apabila demikian, tanyakanlah hal ini pada diri kita masing-masing, “Apakah kita benar-benar mengasihi Tuhan?”
Kasih bukanlah hanya ucapan di bibir semata melalui untaian kata-kata bak seorang pujangga. Kasih perlu ada pembuktian. Pembuktian tersebut harus nyata melalui perilaku dan tindakan kita yang mencerminkan kasih Tuhan.
Kiranya kita dapat belajar memperbaiki diri lagi untuk lebih peduli terhadap sesama kita, baik itu saudara kandung, saudara seiman, ataupun orang lainnya yang ada di sekitar kita. Karena ajaran Yesus adalah ajaran cinta kasih. Kiranya nama Tuhan Yesus ditinggikan melalui perbuatan kasih kita setiap harinya. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 12-13 Juli 2025
1. Bacalah renungan “HUKUM YANG KEDUA”
2. Berikan sebuah contoh bagaimana wujud nyata kita mengasihi sesama. Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat lebih baik lagi dalam mengasihi sesama kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.