“Tetapi Herodes berkata: ‘Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?’ Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus”

(Lukas 9:9)

Dalam era keterbukaan informasi digital saat ini, orang dapat dengan mudahnya mencari data pribadi seseorang yang ingin diketahui. Misalnya ketika ada sebuah kasus sedang viral, orang-orang akan beramai-ramai mencari tahu seperti apa detailnya kejadian tersebut. Tidak sedikit juga orang yang akan mencari tahu latar belakang dari orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut, seperti: dari mana ia berasal, siapa saja anggota keluarganya, apa latar belakang pendidikannya, apa agamanya, dan lain sebagainya. Namun, tidak semua data informasi yang disajikan dalam dunia digital tersebut sesuai dengan fakta. Ada banyak juga data-data palsu atau hoax yang dapat mengaburkan kebenaran dari orang tersebut.

Hal inilah yang terjadi ketika Yesus dalam pekerjaan pengabaran Injil dan memberi kuasa kepada murid-murid untuk melakukan tanda mukjizat. Apa yang Ia lakukan menjadi pembicaraan banyak orang. Mereka yang tidak mengenal Yesus, berusaha mencari tahu siapakah Tuhan Yesus itu.

Tapi ternyata, data yang mereka pegang tidak sesuai dengan kebenaran. Bahkan, orang seperti Raja Herodes pun tidak memegang data yang benar. Orang-orang saat itu mengenali Yesus sebagai Yohanes Pembaptis yang telah mati dipenggal oleh raja dan bangkit dari kematian. Ada juga yang mengatakan bahwa Yesus adalah Elia yang telah muncul kembali. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa Yesus adalah seorang dari nabi-nabi dahulu yang telah bangkit. Dalam nas lain, ada juga yang mengatakan bahwa Yesus mengadakan mukjizat dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan (Luk 11:15). Berita yang simpang siur mengenai Yesus Kristus ini membuat Raja Herodes pun berusaha agar dapat bertemu dengan Yesus.

Dunia mengenal Yesus dengan berbagai macam tafsiran dan pandangan mereka sendiri. Ada yang mengenal Yesus dari kata orang dan ada juga yang mengenal Yesus dengan benar, seperti murid-murid Yesus. Dalam Matius 16:15-17, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Yesus pun mengatakan kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”

Tentu kita juga ingin disebutkan sebagai orang yang berbahagia, bukan? Maka dari itu, kita pun harus dapat mengenal Yesus dengan benar. Agar dapat mengenal-Nya dengan benar, kita tidak dapat hanya mengandalkan apa kata orang, melainkan diri kita sendiri juga harus mengenal-Nya. Kita dapat memohon kepada-Nya agar Ia menuntun kita pada pengenalan yang benar (2 Ptr 3:18). Di samping itu, kita juga dapat berusaha untuk mengenal-Nya dengan benar dengan cara terus menggali firman Tuhan, baik dari membaca Alkitab maupun dari mendengarkan khotbah. Tak jarang juga, melalui kehidupan kita sehari-hari, kita dapat lebih mengenal Tuhan. Janganlah kita tutup hati kita agar kiranya apa yang kita rasakan itu dapat menuntun kita pada pengenalan-Nya yang benar. Kiranya Tuhan selalu menyertai kita dalam proses pengenalan-Nya ini. Haleluya!