SAUH BAGI JIWA
Mendengar dan Memahami Firman
Bacaan Alkitab Harian –
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan”
“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan”
Bagian dari Injil Lukas ini menyajikan sebuah perumpamaan yang sangat penting, yaitu perumpamaan tentang seorang penabur. Yesus menggunakan gambaran seorang penabur yang menaburkan benih untuk mengilustrasikan bagaimana firman Allah diterima dan berbuah dalam hati manusia. Perumpamaan ini diikuti dengan penjelasan Yesus kepada murid-murid-Nya mengenai makna tersembunyi di dalamya.
Dalam perumpamaan tersebut, benih yang ditaburkan melambangkan firman Allah. Tanah tempat benih itu jatuh menggambarkan berbagai jenis hati manusia.
Pertama, benih yang jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan dimakan burung. Ini melambangkan orang yang mendengar firman, tapi Iblis datang dan mengambil firman itu dari hati mereka.
Kedua, benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu-batu. Benih itu tumbuh sebentar karena tidak berakar. Tanah ini menggambarkan orang yang menerima firman dengan sukacita namun tidak memiliki akar yang kuat, sehingga mudah goyah saat menghadapi pencobaan.
Ketiga adalah benih yang jatuh di tengah semak duri. Benih itu tumbuh bersama semak duri, lalu terhimpit dan tidak menghasilkan buah. Ini melambangkan orang yang mendengar firman, tapi kekhawatiran dunia, kekayaan, dan kenikmatan hidup menghimpit firman itu, sehingga tidak berbuah matang.
Terakhir, ada benih yang jatuh di tanah yang baik, kemudian benih itu tumbuh dan menghasilkan buah seratus kali lipat. Ini menggambarkan orang yang mendengarkan firman, menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam kehidupan mereka.
Yesus menekankan pentingnya pendengaran yang benar dan hati yang responsif. Ia berkata, “Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar” (Luk 8:18). Mendengar firman saja tidak cukup. Kita perlu mendengarkan dengan sungguh-sungguh, merenungkannya, dan membiarkannya berakar dalam hati kita. Hati yang baik dan subur adalah hati yang terbuka untuk menerima kebenaran firman, menolak gangguan duniawi, dan tekun melakukan kehendak Allah.
Firman Allah memang adalah benih kehidupan yang memiliki potensi untuk menghasilkan buah yang kekal dalam hidup kita. Dan setiap orang dapat merespons firman Allah dengan cara yang berbeda-beda, tergantung kondisi hati mereka. Sebagai pengikut Tuhan, kita sendiri memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hati kita adalah tanah yang baik. Kita harus mendengarkan firman Allah dengan hati yang terbuka, berusaha memahaminya, dan menghasilkan buah dalam hidup kita. Buah tersebut menjadi bukti dari bagaimana kita menerima dan mempraktikkan firman Allah.
Bagaimana kondisi hati kita saat ini ketika mendengarkan firman Tuhan? Apakah kita termasuk tanah yang di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, semak duri, atau tanah yang baik? Kiranya kita terus memohon kepada Tuhan agar hati kita menjadi tanah yang subur. Dengan demikian, firman-Nya dapat berakar kuat dan menghasilkan buah yang memuliakan nama-Nya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Perumpamaan tentang seorang penabur
4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
5 ”Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: ”Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
10 Lalu Ia menjawab: ”Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
Perumpamaan tentang pelita
16 ”Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
17 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
