SAUH BAGI JIWA
Hal-Hal Utama Tentang Basuh Kaki
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu” (Yohanes 13:14)
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu” (Yohanes 13:14)
Baru-baru ini, ramai orang menonton film The Last Supper 2025. Film tersebut menceritakan hari-hari terakhir kehidupan Tuhan Yesus, salah satunya menceritakan bagaimana Tuhan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya. Seberapa pentingkah basuh kaki tersebut?
Bangsa Yahudi memang mempunyai kebiasaan membasuh kaki saat menyambut tamu yang datang ke rumah. Namun, ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, Dia tidak hanya melakukannya sebagai tindakan kebiasaan atau simbolis. Tapi juga menetapkan suatu perintah yang memiliki makna mendalam bagi umat-Nya. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini.
Pertama, Yesus secara jelas memerintahkan murid-murid-Nya untuk melakukan hal yang sama. Dia berkata, “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh 13:14-15). Ini bukanlah sekadar tindakan simbolis, melainkan suatu perintah langsung dari Tuhan. Dan sebagai anak Tuhan, kita harus menaati perintah-Nya.
Selain itu, Yesus menegaskan bahwa siapa yang melakukannya akan berbahagia (Yoh 13:17). Ketika Petrus menolak untuk dibasuh kakinya, Yesus juga berkata, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku” (Yoh 13:8). Ini menunjukkan bahwa basuh kaki adalah syarat agar seseorang memiliki bagian dalam Kristus.
Basuh kaki bukan hanya merupakan simbol dari kerendahan hati, tapi juga memiliki dampak rohani. Melalui sakramen ini, kita dikuatkan dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Basuh kaki mengajarkan bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang harus saling melayani dalam kasih.
Yohanes juga mencatatkan bahwa sebelum Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, “Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13:1). Ini menunjukkan bahwa basuh kaki adalah tanda kasih yang sempurna–kasih yang melayani dan mengorbankan diri.
Yesus juga berkata, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua” (Yoh 13:10). Ini mengajarkan bahwa basuh kaki melambangkan bahwa kita perlu menjaga ‘langkah’ hidup kita agar tetap kudus dihadapan Tuhan setelah kita dibaptis.
Basuh kaki bukanlah sekadar simbol, tradisi, atau kebiasaan, tapi perintah Tuhan yang membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Perintah ini juga dapat mengajarkan kita untuk melayani dalam kasih. Dalam Gereja Yesus Sejati, basuh kaki adalah sakramen penting yang harus dilakukan agar mendapatkan bagian dalam-Nya. Sudahkah kita memahami pentingnya sakramen ini dan melakukannya dengan kesungguhan hati?
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 28-29 Juni 2025
- Bacalah renungan “LEBIH DARI SEKADAR UNSUR KIMIA”
- Menurut Anda, bagaimanakah caranya agar hidup kita dapat menyenangkan Tuhan?
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga dapat memuliakan Tuhan dan menyenangkan hati-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.