SAUH BAGI JIWA
Orang Berdosa Yang Dipakai Tuhan
Bacaan Alkitab Harian –
“Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’” (Lukas 5:27)
“Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: ‘Ikutlah Aku!’” (Lukas 5:27)
Pemungut cukai sering dibandingkan dan disejajarkan dengan orang berdosa. Contohnya dalam kitab Injil Matius 9:11. Pada waktu itu orang Farisi bertanya kepada murid-murid Yesus mengenai mengapa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Jelas di sini pemungut cukai disetarakan dengan orang berdosa. Keadaan ini tentunya bukan tanpa sebab.
Orang Yahudi, terutama dari golongan Farisi sangat membenci profesi pemungut cukai. Bagaimana tidak? Jika kita lihat apa yang dilakukan para pemungut cukai ini memang terkadang di luar rasa kemanusiaan. Pemerasan demi pemerasan dilakukan. Beban berbunga ditetapkan. Penyitaan dan penarikan paksa terjadi jika tidak mampu membayar. Bahkan tindak kekerasan fisik maupun mental pun dilakukan, tidak sedikit para penunggak dianiaya dan dipermalukan. Di zaman sekarang, kita mungkin dapat melihatnya terjadi pada korban pinjol.
Zakheus, salah seorang pemungut cukai, pernah berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk 19:8). Dengan pertobatannya, Tuhan menyatakan bahwa terjadi keselamatan kepada rumahnya. Selain Zakheus, doa seorang pemungut cukai dalam Lukas 18:13 juga menggambarkan bahwa dirinya adalah orang berdosa. Dia berdiri jauh-jauh dan tidak berani menengadahkan mukanya ke langit, melainkan memukul dirinya sendiri sambil berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” Tuhan pun berkata bahwa orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah.
Dari beberapa contoh di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pemungut cukai dulu disetarakan dengan orang berdosa. Lalu mengapa Tuhan mau makan semeja dengan pemungut cukai, menyatakan keselamatan pada Zakheus, membenarkan doa pemungut cukai, dan memilih Lewi si pemungut cukai untuk mengikuti-Nya? Itu karena Tuhan ingin menunjukkan bahwa kasih-Nya melampaui batas manusia yang sulit menerima orang yang dianggap hina dan berdosa.
Tuhan Yesus pernah berkata, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat 9:13b). Adalah otoritas Tuhan untuk memakai siapa saja yang dikehendaki-Nya, termasuk orang bodoh dan orang hina (1 Kor 1:27). Kita juga adalah orang berdosa. Namun Tuhan mau memakai kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Tapi pertanyaannya, apakah kita bersedia untuk dipakai-Nya? Apakah kita mau melayani-Nya? Tentunya kita juga harus mengakui dosa-dosa kita dan menghasilkan buah pertobatan.
Mari kita tidak lagi memandang orang lain dengan kacamata penghakiman, seolah-olah kita lebih layak di hadapan Tuhan. Sebaliknya, marilah kita menyadari bahwa kita semua adalah orang berdosa yang sangat membutuhkan anugerah-Nya. Tuhan tidak mencari orang yang sempurna, tetapi orang yang mau bertobat dan membuka hati untuk dipakai-Nya.
Jika hari ini kita masih merasa tidak layak, ingatlah bahwa Tuhan memanggil bukan karena kelayakan kita, melainkan karena kasih-Nya yang besar. Maka, jangan sia-siakan kesempatan itu. Kiranya kita semua dapat menjadi pribadi yang bukan hanya diampuni, tetapi juga dipakai untuk menyatakan kasih dan kemuliaan-Nya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
27
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!”
28Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.
29Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.
30Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
31Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
32Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
33Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.”
34Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
35Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
36Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
37Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur.
38Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.
39Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
