SAUH BAGI JIWA
Penolakan Dalam Penginjilan
Bacaan Alkitab Harian –
“Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu” (Lukas 4:29)
“Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu” (Lukas 4:29)
Dalam keseharian kita sebagai orang Kristen, kita memiliki tugas untuk menyampaikan Injil kepada orang lain yang ada di sekitar kita. Entah itu dengan bersaksi, menceritakan kasih dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita, maupun mengabarkan kebenaran firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Tidak jarang kita mengalami penolakan, baik secara halus maupun dengan keras. Namun, dengan adanya penolakan tersebut, apakah kita akan berhenti melakukan penginjilan?
Ketika Tuhan Yesus turun ke dunia, Ia menyampaikan kebenaran kepada banyak orang dan sering kali menerima penolakan. Salah satunya tercatat dalam kitab Lukas 4:14-30. Di suatu Sabat, Yesus datang ke Nazaret dan membaca nas dari kitab Yesaya di hadapan orang banyak. Yesus menyampaikan bahwa nas dalam ayat tersebut yang menceritakan tentang Mesias telah tergenapi. Mereka yang mendengar terheran karena menganggap Yesus sebagai orang biasa, yaitu anak tukang kayu. Mereka juga menjadi kecewa dan menolak-Nya (Mrk 6:3). Pada akhirnya mereka semua marah dan ingin melemparkan Dia dari tebing.
Di dalam Yohanes 1:10-11 ada tertulis bahwa saat itu Tuhan telah ada di dunia, tapi dunia tidak mengenal-Nya. Tuhan datang kepada milik kepunyaan-Nya, tapi orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya. Penolakan yang dialami oleh Tuhan Yesus dilakukan oleh bangsa-Nya sendiri, bahkan dari kota tempat Ia tumbuh. Banyak dari mereka yang mengharapkan seorang raja datang dan membebaskan mereka dari penjajahan bangsa Romawi–pikiran mereka mengenai Mesias ini masih bersifat lahiriah. Padahal Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan Dialah yang akan membebaskan mereka dari penjajahan atas dosa. Tapi mereka menolak-Nya, bahkan ingin membunuh-Nya.
Pada saat ini, apa bentuk penolakan yang dapat terjadi ketika kita melakukan penginjilan? Penolakan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, ada yang menghindar atau mengalihkan pembicaraan. Ada juga yang secara terang-terangan mengejek keyakinan kita dengan mengatakan bahwa kita adalah orang yang ‘sok suci’. Keluarga kita juga bisa menganggap kita memaksakan kehendak pribadi. Penolakan dari orang-orang terdekat memang terasa lebih menyakitkan karena datang dari orang-orang yang kita kasihi, apalagi keluarga. Namun, kiranya kita dapat meneladani Tuhan Yesus yang tetap mempertahankan pelayanan penginjilan-Nya meskipun mengalami masa yang sukar.
Penolakan bukanlah akhir dari pelayanan, melainkan bagian dari perjalanan yang justru mendewasakan iman kita. Jika Tuhan Yesus sendiri mengalami penolakan, maka kita sebagai pengikut-Nya pun tidak luput dari hal yang sama. Karena itu, marilah tetap setia dalam memberitakan Injil. Bukan dengan paksaan, tapi dengan kasih dan kerendahan hati. Kita dapat melakukannya melalui hidup kita yang mencerminkan kasih Kristus, sehingga orang-orang di sekitar kita dapat merasakan terang dan pengharapan yang sejati. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
14
Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
15Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
16Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
17Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
18“Roh Tuhan ada pada-Ku,
19untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
20Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
21Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
22Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?”
23Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!”
24Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
25Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
26Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
27Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.”
28Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
29Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
30Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
