SAUH BAGI JIWA
Janganlah Terlalu Sayang
“Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya” (Hakim-Hakim 16:16)
“Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya” (Hakim-Hakim 16:16)
Mungkin kita pernah merasakan rasa sayang yang luar biasa terhadap seseorang, baik itu orang tua, anak, teman, maupun pasangan hidup kita. Sering kali kita menumpahkan begitu banyak perhatian dan menghabiskan begitu banyak waktu, uang, pikiran, dan tenaga kita untuknya. Bahkan, terkadang kita mungkin sampai mengabaikan nalar dan logika kita untuk menunjukkan perasaan sayang tersebut. Atau mungkin kita juga pernah memaksakan kehendak kita kepada Tuhan agar doa kita tentang orang tersebut dikabulkan–jika tidak diindahkan Tuhan, kita akan menjadi kesal dan marah.
Sesungguhnya perasaan sayang dan kasih terhadap seseorang bukanlah suatu dosa selama kita tidak terobsesi kepadanya. Namun apabila perasaan sayang tersebut telah berubah menjadi obsesi, hal ini dapat memenuhi pikiran dan hati kita, sehingga tidak ada lagi ruang untuk berpikir jernih. Bahkan saat kita beribadah atau berdoa pun, pikiran kita akan tertuju padanya dan sudah tidak murni lagi untuk beribadah kepada Tuhan. Dari obsesi kita ini, bahkan bisa muncul pikiran negatif serta keinginan untuk berbuat dosa.
Demikian pula yang terjadi dalam cerita Simson yang berakhir dengan kehancuran akibat perasaan cintanya pada orang yang salah. Cerita tersebut menggambarkan bagaimana seseorang yang terlalu kita cintai dan sayangi akhirnya bisa malah membawa penderitaan kepada kita yang dengan tulus mengasihinya. Delila dituliskan berhari-hari merengek-rengek kepada Simson, sampai Simson tidak dapat lagi menahan hatinya–sampai mau mati rasanya. Awal kehancuran Simson adalah rasa sayangnya yang terlalu berlebihan kepada Delila, sehingga dia tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang merupakan kehendak Tuhan dan mana yang bukan.
Mungkin saat ini kita sedang merasa sangat sayang dengan seseorang. Tapi mari kita renungkan: apakah perasaan itu sudah berubah menjadi obsesi dan rasa sayang yang berlebihan? Bukan berarti kita diajarkan untuk tidak boleh mengasihi atau menyayangi orang lain. Tuhan Yesus pun mengajarkan kita untuk mengasihi sesama (Mat 22:39). Namun kita harus ingat bahwa perasaan sayang itu jangan berlebihan sampai membuat orang tersebut mengendalikan seluruh pikiran dan perasaan kita.
Tidak ada kasih yang lebih tulus dan setia selain kasih Yesus yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita. Dialah satu-satunya Pribadi yang layak menjadi pusat kasih dan harapan kita. Karena itu, jangan biarkan kasih kepada manusia melebihi kasih kita kepada Tuhan, apalagi sampai menjadikannya berhala dalam hidup kita.
Arahkan kembali hati dan pandangan kita kepada Yesus. Di dalam Dia ada damai dan pengharapan yang tidak mengecewakan. Saat kasih kita terikat pada Kristus, kita pun akan mampu mengasihi sesama dengan bijak dan seimbang. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal : 31 Mei-1 Juni 2025
- Bacalah renungan “Janganlah Terlalu Sayang”
- Pikirkanlah sebuah contoh bagaimana kasih kita kepada Tuhan yang melebihi kasih kita kepada seseorang (atau sesuatu) yang sangat kita sayangi?
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat benar-benar mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.