SAUH BAGI JIWA
Gelanggang Pertandingan
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!“ (1 Korintus 9:24)
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!“ (1 Korintus 9:24)
Pernahkah Anda pergi menonton pertandingan di suatu gelanggang olahraga? Pertandingan apa yang Anda saksikan? Pasti akan menarik sekali saat kita menonton suatu pertandingan olahraga, terutama apabila yang bertanding tersebut adalah yang kita andalkan atau dukung. Para atlet tersebut akan berjuang keras agar dapat keluar sebagai pemenang.
Bagi sebagian orang yang gemar berolahraga, olahraga adalah suatu aktivitas yang sering kita lakukan untuk menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan stamina kita. Sedangkan bagi orang yang tidak menggemari olahraga, berolahraga bisa menjadi suatu kegiatan yang melelahkan atau mungkin dirasa membuang-buang waktu saja. Namun bagi seorang atlet, latihan berolahraga wajib untuk dilakukan setiap hari. Apalagi saat mendekati masa pertandingan, latihan tersebut akan semakin intens dilakukan. Tujuannya tidak lain adalah agar dia dapat memperoleh suatu kemenangan dalam pertandingan tersebut.
Seorang pelari bukan hanya melatih otot kakinya saja saat akan menghadapi pertandingan, melainkan seluruh otot di tubuhnya. Demikian juga dengan seorang petinju. Tidak hanya melatih pukulannya, tapi seorang petinju juga melatih otot kakinya. Mengapa? Agar dia dapat menopang seluruh gerakannya, termasuk otot pinggang atau perutnya untuk dapat berputar dan menangkis serangan lawan. Petinju yang sembarangan memukul akan membuang-buang energi dan membuatnya kehabisan tenaga, sehingga diperlukan hikmat kapan dia harus memukul atau menghindar. Semua latihan ini mereka lakukan dengan jerih lelah untuk suatu tujuan, yaitu kemenangan. Namun kemenangan tersebut adalah kemenangan yang bersifat fana.
Saat ini, kita semua adalah peserta pertandingan yang sedang berada di dalam sebuah gelanggang pertandingan. Arena pertandingan kita adalah dunia fana dan lawan kita adalah si Iblis yang siap menelan orang-orang yang lengah. Kita harus melatih semua otot yang ada dalam tubuh rohani kita setiap hari agar dapat mengalahkan lawan kita tersebut. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan membaca firman Tuhan, menjaga ketetapan-ketetapan-Nya, senantiasa berdoa memohon hikmat dan pimpinan dari Roh Kudus agar kita mampu mengalahkan lawan kita. Jangan sampai semua pekerjaan yang telah kita lakukan di dunia ini membuat kita lupa untuk membangun hubungan intim dengan Tuhan melalui doa.
Selain itu, kita juga harus mampu mengendalikan segala hawa nafsu kita dan tetap berfokus pada satu tujuan, yaitu mahkota yang abadi, bukan mahkota kemenangan yang bersifat sementara. Maka, marilah kita berlari dengan tekun dalam perlombaan rohani ini, seperti yang diajarkan Rasul Paulus, dengan mata yang tertuju kepada Yesus, sumber dan penyempurna iman kita (Ibr 12:1b-2a).
Biarlah Tuhan sendiri yang menjadi panglima kita di medan perang untuk meraih satu kemenangan, yaitu mahkota kemuliaan. Tuhan Yesus menyertai kita semua, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 31 Mei-1 Juni 2025
1. Bacalah renungan “Janganlah Terlalu Sayang”
2. Pikirkanlah sebuah contoh bagaimana kasih kita kepada Tuhan yang melebihi kasih kita kepada seseorang (atau sesuatu) yang sangat kita sayangi?
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat benar-benar mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.