SAUH BAGI JIWA
Menjawab Panggilan Tuhan Dengan Iman
Bacaan Alkitab Harian –
Kisah Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel adalah contoh bagaimana seseorang dapat merespons panggilan Tuhan dengan iman. Maria adalah seorang perawan muda yang menjalani hidupnya dengan sederhana. Namun, dalam sekejap, hidupnya berubah saat ia dipilih untuk menjadi ibu dari Mesias.
Secara manusiawi, apa yang disampaikan malaikat mungkin terdengar mustahil–bagaimana mungkin seorang perawan mengandung? Namun, Gabriel menegaskan bahwa bagi Allah, tidak ada yang mustahil. Maria tidak membantah atau berusaha mencari jalan keluar, melainkan dengan rendah hati berkata, ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).
Terkadang, kita juga dihadapkan pada situasi di mana Tuhan memanggil kita untuk melakukan sesuatu yang tampaknya sulit atau tidak masuk akal. Bisa jadi panggilan tersebut berupa pelayanan, keputusan hidup, atau bahkan tantangan yang menguji iman kita. Dalam momen-momen seperti itu, apakah kita dapat merespons seperti Maria, yaitu dengan iman dan ketundukan penuh kepada Tuhan?
Maria tidak memahami seluruh rencana Tuhan, tapi ia percaya dan berserah. Demikian pula, kita mungkin tidak selalu mengerti jalan yang Tuhan sediakan. Tapi, kita bisa yakin bahwa Dia yang memanggil kita juga yang akan memampukan kita. Sering kali, kita ingin mengetahui semua jawaban sebelum melangkah. Namun iman mengajarkan kita untuk berjalan dalam ketidakpastian dengan keyakinan bahwa Tuhan tetap memegang kendali.
Maria juga menghadapi risiko besar atas keputusannya. Sebagai seorang yang sudah bertunangan dengan Yusuf, ia bisa saja dituduh berzina, sehingga ia dapat menghadapi penghakiman masyarakat, atau bahkan mungkin ditolak oleh tunangannya sendiri. Tapi ia tetap memilih untuk percaya kepada Tuhan. Sikap ini menunjukkan bahwa ketaatan yang sejati seringkali mengharuskan kita untuk mengambil risiko. Meskipun begitu, ingatlah bahwa dalam setiap langkah iman, Tuhan selalu ada menyertai kita.
Apakah kita lebih sering menimbang risiko? Atau apakah kita berani melangkah dengan iman, sambil berpegang teguh pada janji-Nya? Misalnya, ketika kita tahu kita harus mengampuni orang yang telah menyakiti kita atau melakukan suatu pelayanan yang belum pernah kita ambil sebelumnya. Secara logika, mungkin hal-hal ini tampak sulit dan menakutkan. Namun, apakah kita memiliki hati yang siap merespons panggilan Tuhan seperti Maria, yaitu dengan taat? Saat Tuhan memimpin kita ke jalan yang tampak mustahil, marilah kita dapat berani berkata, “Jadilah padaku menurut kehendak-Mu.”
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus
26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ”Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
30 Kata malaikat itu kepadanya: ”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
34 Kata Maria kepada malaikat itu: ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
35 Jawab malaikat itu kepadanya: ”Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
38 Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
