SAUH BAGI JIWA
Menunggu Hukuman Datang
“Kata orang Israel kepada Tuhan: ‘Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!’“ (Hakim-Hakim 10:15)
“Kata orang Israel kepada Tuhan: ‘Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!’“ (Hakim-Hakim 10:15)
Dalam sebuah kelas di sekolah, kita sering menjumpai banyak anak dengan berbagai macam kepribadian. Ada yang pendiam, aktif, ceria, dan suka bercanda. Di sisi lain, ada juga anak yang lebih suka menentang aturan, seperti berbicara dengan keras, tidak mendengarkan instruksi, atau mengganggu teman-temannya. Mereka biasanya terus berbuat demikian hingga mereka menyadari bahwa guru memperhatikannya atau akan memberikannya teguran. Pada saat itu, mereka segera berhenti, terkadang dengan ekspresi atau tindakan yang menunjukkan rasa takut atau malu karena ketahuan.
Bangsa Israel pada zaman hakim-hakim dikenal sebagai bangsa yang terjebak dalam sebuah siklus ketidaksetiaan dan pertobatan. Mereka berbuat dosa, mereka mendapatkan hukuman, mereka bertobat, mereka dilepaskan dari kesesakan, masa damai, lalu jatuh ke dalam kubangan dosa kembali. Hal ini terjadi berulang kali, termasuk pada zaman setelah hakim Yair meninggal.
Mereka beribadah kepada para allah asing dan meninggalkan Tuhan. Bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel dan Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin dan bani Amon. Kesesakan ini berlangsung selama delapan belas tahun dan membuat seluruh orang Israel sangat terdesak.
Barulah kemudian, mereka berseru kepada Tuhan dan mengakui kesalahan mereka. Mereka juga menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka dan beribadah kepada Tuhan. Maka Tuhan yang Maha Kasih tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka.
Ini merupakan sebuah renungan bagi kita. Adakah kita bersikap seperti bangsa Israel tersebut yang setelah mendapatkan masalah baru kembali kepada Tuhan? Bahkan, butuh waktu selama delapan belas tahun sampai mereka pada akhirnya meminta pertolongan Tuhan. Apakah mereka tidak menyadari kesalahan mereka selama delapan belas tahun itu atau mereka tahu kesalahan mereka tapi tidak ingin berbalik dari kesalahan mereka?
Berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan itu harus dilakukan sepanjang waktu. Bukan karena si A, maka kita rajin datang ke gereja, dan jika tidak ada si A, kita tidak datang ke gereja. Atau bukan hanya dalam waktu sulit–seperti sedang sakit, ditimpa bencana, atau yang lainnya, kita baru berpaling kepada Tuhan. Melakukan kehendak Tuhan seharusnya berasal dari hati yang tulus dan iman yang kokoh, bukan sekadar mengikuti orang lain atau karena situasi tertentu.
Dan apabila kita sudah terjebak dalam sebuah kesalahan dan kita menyadarinya, segeralah kembali, jangan mengulur-ulur waktu. Kita tidak tahu ada berapa banyak waktu tersisa bagi kita di dunia, maka segeralah bertobat dengan mengakui dosa kita dan jangan sampai kita terjatuh lagi ke dalam dosa tersebut.
Dari kisah hidup bangsa Israel, kita bisa belajar untuk tetap setia pada Tuhan di setiap kondisi, baik dalam situasi sulit atau senang. Kita juga harus mengikuti-Nya dengan iman yang kokoh, bukan hanya sekadar mengikuti seorang pemimpin atau orang lainnya. Serta segeralah berbalik jika kita sudah terlanjur berbuat salah. Kiranya Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 10-11 Mei 2025
1. Bacalah renungan “KEPEMIMPINAN TOLA”
2. Pikirkanlah sebuah contoh nyata bagaimana perbuatan kecil seseorang dapat berdampak besar? Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan setia melakukan yang terbaik dalam pelayanan kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.