“Lalu firman-Nya: ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana’”

(Kejadian 46:3)

Ketika pertama kali mendengar dari anak-anaknya bahwa Yusuf masih hidup dan tinggal di Mesir, Yakub tidak percaya. Sudah sekian lama tidak ada kabar tentang Yusuf. Jadi Yakub yakin bahwa Yusuf pasti telah tiada. Tapi setelah mendengar pesan Yusuf dan melihat kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangatnya. Maka, dia ingin bertemu Yusuf sebelum dia mati.

Bertemu Yusuf adalah satu hal, tapi untuk menetap di Mesir adalah lain hal. Yakub sudah lama tinggal di tanah Kanaan dan sulit bagi seseorang untuk meninggalkan sebuah zona nyaman. Apalagi saat ini usianya telah lanjut.

Namun, setelah mendengar firman Allah dalam penglihatan pada suatu malam, Yakub diteguhkan. Firman itu mengatakan, “Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.”

Maka, berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawanya beserta anak dan istri mereka. Mereka juga membawa ternak dan harta benda yang telah mereka peroleh di tanah Kanaan. Mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemput mereka.

Dalam hidup, kita sering kali diperhadapkan pada situasi di mana kita harus memilih. Kita harus memutuskan pilihan apa yang akan kita ambil. Terkadang, kita pun merasa bimbang dalam membuat keputusan. Kita takut salah memilih atau membuat pilihan. Apalagi jika itu menyangkut masalah besar dan sulit, yang akan berdampak pada kehidupan kita di masa depan. Kadang kala, kita juga enggan untuk meninggalkan zona nyaman kita, sehingga kita memilih untuk diam di tempat. Dengan begini, kita lebih mengutamakan kehendak kita sendiri daripada kehendak Tuhan.

Tindakan Yakub ketika mengalami dilema dapat kita tiru. Ketika dia merasa bimbang antara akan pindah atau tidak, dia datang ke hadapan Tuhan dan mempersembahkan korban. Tuhan mengerti kegalauan Yakub dan mengeguhkannya. Ini membuat Yakub yakin bahwa pindah adalah keputusan yang tepat sebab sesuai dengan kehendak Tuhan. Janji penyertaan Tuhan membuatnya lebih yakin lagi. Maka segera setelah itu, Yakub langsung berangkat.

Demikian juga dengan kita. Ketika kita tidak yakin akan pilihan kita atau ketika kita takut salah dalam mengambil keputusan, sebaiknya kita datang kepada Tuhan. Sampaikan semua itu kepada Tuhan. Mohonlah akan pimpinan-Nya. Walaupun kita tidak mendengarkan suara-Nya secara langsung seperti Yakub, namun yakinlah bahwa Roh Kudus-Nya yang ada di dalam diri kita akan memberikan kita hikmat. Hikmat tersebut dapat membantu kita dalam memilih dan memutuskan sesuatu. Percayalah bahwa Tuhan pasti mendengar dan akan membantu kita. Jika kita menyertakan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan, maka Dia akan menyertai kita juga. Haleluya!