SAUH BAGI JIWA
Saya Maafkan, Tetapi…
Bacaan Alkitab Harian –
“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu”
“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu”
Memaafkan atau mengampuni orang lain adalah salah satu pengajaran yang sering kita temukan dalam Alkitab serta kita dengarkan dalam khotbah-khotbah. Hal ini memang begitu penting, karena apabila kita tidak mengampuni orang, Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita (Mat 6:15).
Meskipun kita tahu betapa pentingnya hal ini, namun untuk melakukannya bisa jadi sangat sulit, apalagi jika kesalahan orang tersebut sangat membekas. Perbuatan jahat orang lain terhadap kita itu mungkin membuat kita jadi berpikir bahwa kita harus membalas dendam. Atau mungkin kita berkata bahwa kita memaafkannya, tapi hati kita terus membencinya dan kita tidak benar-benar memaafkannya.
Yusuf adalah salah satu orang yang pernah mendapatkan perlakuan tidak baik dari saudara-saudaranya. Bayangkan saja, di usia yang masih muda, dia mau dibunuh oleh kakak-kakaknya. Rencana tersebut memang tidak jadi, tapi pada akhirnya, dia dijual dan dibawa ke Mesir. Di usianya yang masih muda, dia harus berpisah dari keluarganya dan berjuang sendiri di tanah asing. Bukankah ini sangat berat?
Ketika saudara-saudaranya datang untuk membeli makanan pada Yusuf di Mesir, bisa saja Yusuf menolak untuk memberikan makanan kepada mereka. Sebagai seorang penguasa, Yusuf juga bisa mencelakai saudara-saudaranya yang telah berlaku jahat kepadanya dulu.
Meskipun butuh beberapa waktu sampai akhirnya Yusuf mengakui identitas dirinya, namun Yusuf mengampuni saudara-saudaranya. Yusuf menyuruh mereka untuk tidak bersusah hati dan tidak menyesali diri. Ia berusaha menenangkan mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk berdamai dengan diri sendiri.
Pengampunan Yusuf juga terlihat melalui perbuatannya. Ia berkata kepada mereka bahwa ia akan memelihara mereka dan seluruh keluarga mereka. Walaupun mereka telah berbuat jahat kepadanya, Yusuf masih peduli kepada mereka dan menunjukkan kerinduan dan kasihnya kepada mereka di ayat 14-15.
Cerita Yusuf ini bisa menjadi suatu cermin bagi kita. Apakah kita telah mengampuni dengan tulus orang yang bersalah kepada kita? Jika kita berkata, “Saya memaafkan kamu,” tapi dalam hati masih ada dendam, itu berarti pengampunan kita tidak sungguh-sungguh. Apabila kita masih demikian, bukan saja kita menunjukkan ketidaktulusan dalam memaafkan, tapi kesalahan kita pun tidak akan diampuni Tuhan. Tuhan telah mengampuni dosa kita yang begitu besar. Tuhan pun menginginkan kita untuk mengampuni sesama sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali atau dapat dikatakan tanpa batas dan dengan segenap hati (Mat 18:22, 35).
Setelah kita memaafkan orang, perbuatan mereka mungkin masih akan teringat oleh kita. Namun, jangan biarkan ingatan tersebut menguasai hati kita sehingga menimbulkan rasa benci kepada orang tersebut.
Mohonlah kekuatan dari Tuhan untuk dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Cobalah juga untuk bersikap seperti biasa kepada mereka, namun jika itu sulit, kita bisa mulai dengan hal kecil, seperti memberikan mereka senyuman atau menyapa mereka. Kiranya Tuhan membantu kita dalam hal pengampunan ini. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya
1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: ”Suruhlah keluar semua orang dari sini.” Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: ”Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: ”Marilah dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: ”Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.
10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.
11 Di sanalah aku memelihara engkau – sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi – supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.
12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu.
13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari.”
14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.
15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
