SAUH BAGI JIWA
Kasih Yang Nyata
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19)
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19)
Di zaman sekarang ini, orang terkesan lebih apatis atau ‘cuek’. Banyak yang enggan untuk menunjukkan kasih terlebih dahulu karena takut tidak mendapat respons yang sama. Begitu juga dalam perbuatan baik, seseorang mungkin enggan membantu orang lain jika dia merasa tidak pernah dibantu sebelumnya.
Kita mungkin sering melihat bagaimana seseorang baru ingin mengasihi jika dirinya telah dikasihi terlebih dahulu oleh orang lain. Misalnya, seseorang akan lebih mudah memberikan senyuman kepada orang lain jika dia diberikan senyuman terlebih dahulu oleh orang tersebut. Atau seseorang akan lebih mudah memberikan hadiah jika sebelumnya dia pernah menerima hadiah dari orang lain.
Namun dalam
Allah telah mengasihi kita terlebih dahulu dengan memberikan anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita dari dosa. Allah tahu kita tidak dapat lepas dari dosa apabila Yesus tidak datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa kita.
Yesus sendiri telah memberikan teladan kasih yang sempurna. Ia tidak hanya mengasihi orang-orang yang baik kepada-Nya, tetapi juga mengasihi orang-orang yang menolak, mengkhianati, dan bahkan menyalibkan-Nya (Luk 23:34). Kasih yang sejati bukanlah kasih yang bersyarat atau kasih yang hanya diberikan kepada mereka yang layak menurut pandangan kita. Sebaliknya, kasih yang sejati adalah kasih yang diberikan dengan tulus, seperti yang dilakukan Yesus.
Hari ini kita dapat belajar bahwa menjadi Kristen harus proaktif dalam melaksanakan kasih. Menjadi Kristen berarti meneladani kasih Allah yang tanpa syarat, kasih yang tidak menunggu untuk dikasihi terlebih dahulu. Jika Allah telah mengasihi kita lebih dulu, maka kita pun dipanggil untuk mengasihi sesama, bahkan ketika tidak ada jaminan bahwa kasih kita akan dibalas. Jangan seperti apa yang dilakukan oleh orang dunia: jika orang lain tidak berbuat baik kepada kita, maka kita pun tidak mau berbuat baik kepadanya; kita baru mau berbuat baik dan ramah apabila orang lain juga berbuat demikian kepada kita.
Kita dapat memulainya dari hal yang kecil, yaitu dengan mendoakan orang lain. Sebelum kita berdoa di akhir kebaktian, biasanya kita akan diberitahukan siapa saja yang perlu dibantu doa. Selain itu, kita sendiri juga mungkin mengetahui siapa saja yang sedang sakit, berbeban berat, atau hal yang lainnya–kita dapat mendoakan mereka. Kita juga bisa menawarkan bantuan, seperti mengunjungi mereka yang sakit, memberikan makanan bagi yang membutuhkan, atau sekadar menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang sedang berduka.
Marilah kita belajar untuk menjadi terang dan garam dunia dengan menunjukkan kasih yang aktif dan tulus, seperti yang telah diajarkan oleh Tuhan kita, Yesus Kristus. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 19-20 April 2025
- Bacalah renungan “BENTUK MENGASIHI ALLAH”
- Apakah Anda merasa berat dalam melakukan perintah Tuhan? Setiap anggota keluarga bisa berbagi.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu kita dalam melakukan perintah-perintah-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.