SAUH BAGI JIWA
Bentuk Mengasihi Allah
“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (1 Yohanes 5:3)
“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (1 Yohanes 5:3)
Suatu hari, terlintas dalam pikiran saya tentang bagaimana bentuk kita mengasihi Allah. Allah menghendaki agar kita mengasihi-Nya lebih dari hobi, pekerjaan, pasangan, bahkan lebih dari keluarga kita. Hal ini tampaknya sangat abstrak karena Tuhan tidak terjangkau dalam pandangan mata kita, sedangkan hal-hal tersebut dapat kita lihat sehari-harinya. Ada orang yang mengatakan bahwa bentuk kita mengasihi keluarga adalah dengan mengorbankan kepentingan pribadi demi kebahagiaan seluruh anggota keluarga. Ketika kita mengasihi pasangan kita, kita dapat merendahkan hati kita dan menurunkan ego kita. Namun, bagaimana bentuk kita mengasihi Allah?
Penulis Surat
Selain itu, dalam terjemahan lain, kata ‘berat’ dapat diartikan sebagai ‘menjadi beban’. Menjadi suatu perenungan bagi kita: apakah kita masih menganggap perintah Tuhan sebagai hal yang membebankan? Contohnya adalah ketika kita meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan Alkitab, apakah waktu tersebut menjadi kesukaan kita atau malah kita anggap sebagai sesuatu yang melelahkan?
Jika kita telusuri lebih dalam, ‘berat’ dan ‘beban’ dapat pula berarti suatu hal yang sulit untuk dipenuhi. Saat tidak ada rintangan apa pun, mungkin perintah Tuhan dapat kita jalani dengan baik. Namun, ketika kita bertemu dengan halangan atau dihadapkan dengan pilihan yang lebih menyenangkan, apa yang akan kita pilih? Datang di hari Sabat untuk berkebaktian dapat menjadi berat untuk dijalankan jika kita memiliki pilihan untuk datang ke acara kantor yang dihadiri orang-orang penting atau konser musik artis yang jarang datang ke negara kita.
Terdengar sulit ketika kita diminta untuk dapat mengasihi Allah tanpa syarat, dengan cara menjalankan perintah-Nya tanpa kita merasa terbeban. Namun, ingatlah kembali bahwa Allah terlebih dahulu telah mengasihi kita bahkan sebelum kita dilahirkan (Yer 1:5). Ia rela mengosongkan diri-Nya, menanggung banyak penderitaan, bahkan tidak jarang ditolak. Hal itu dilakukan demi kasih-Nya kepada diri kita, manusia yang penuh berdosa (1 Yoh 4:9).
Tidak hanya itu, Ia tahu kita adalah manusia yang penuh kelemahan dan sulit bagi kita untuk mengikuti perintah-Nya. Karena itu, Ia memberikan kepada kita Roh Kudus yang memampukan kita dan mengingatkan kita untuk melakukan perintah-Nya. Namun kita perlu untuk hidup di dalam Roh, meluangkan waktu untuk berlutut berdoa dan meminta kekuatan dari pada Tuhan untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Agar dapat mengasihi Tuhan yang begitu mengasihi kita, kita perlu menuruti perintah-perintah-Nya. Walaupun sulit bagi kita untuk menjalankan perintah-Nya secara sempurna, kiranya kita bertekad untuk berusaha melakukannya dengan kekuatan Roh Kudus.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 19-20 April 2025
- Bacalah renungan “BENTUK MENGASIHI ALLAH”
- Apakah Anda merasa berat dalam melakukan perintah Tuhan? Setiap anggota keluarga bisa berbagi.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu kita dalam melakukan perintah-perintah-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.