SAUH BAGI JIWA
Jubah Yusuf Ditanggalkan
Bacaan Alkitab Harian –
“Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu” (Kejadian 37:23)
“Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu” (Kejadian 37:23)
Yakub membuatkan jubah yang maha indah untuk Yusuf, anak kesayangannya. Saudara-saudara Yusuf melihat dan mengetahui bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf, maka mereka membenci Yusuf.
Pada suatu kali, ketika saudara-saudaranya sedang menggembalakan kambing domba, Yusuf diminta ayahnya untuk pergi melihat keadaan saudara-saudaranya dan kambing dombanya. Yusuf pergi mencari dan menjumpai mereka di Dotan. Tapi, ketika saudara-saudaranya dari jauh telah melihat Yusuf, mereka bermufakat untuk membunuhnya. Baru saja Yusuf sampai, mereka menanggalkan jubahnya dan melemparkan Yusuf ke dalam sumur kering. Dari sana, penderitaan dan kehidupan baru Yusuf pun dimulai. Yusuf dijual kepada orang Ismael, kemudian mereka membawanya ke Mesir untuk menjadikannya budak.
Penanggalan jubah Yusuf melambangkan perubahan hidup Yusuf dari anak kesayangan ayahnya menjadi seorang budak di negeri asing. Jubah yang diberikan ayahnya memberikan rasa perlindungan baginya dan status terhormat sebagai anak kesayangan. Ketika ia dilemparkan ke dalam sumur tanpa jubahnya, Yusuf seperti kehilangan perlindungan dan kenyamanan yang selama ini ia dapatkan. Peristiwa ini berubah menjadi mimpi buruknya. Sesak hatinya ketika ia memohon belas kasihan kepada saudara-saudaranya.
Namun, Tuhan mempunyai rencana yang indah baginya dan segenap keluarganya. Pada akhirnya, ia pun tahu maksud Tuhan di balik penderitaannya tersebut. Ia berkata kepada kakak-kakaknya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Dalam hidup, kita mungkin pernah mengalami suatu titik di mana hidup kita yang nyaman dan aman berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap. Seperti halnya Ayub. Ia adalah orang saleh dan memiliki berbagai hal baik, namun suatu saat rentetan kejadian menimpanya bertubi-tubi, sehingga dalam sekejap ia kehilangan banyak hal. Namun, dalam keadaan menderita tersebut, ia tidak menyalahkan Tuhan dan kehilangan iman. Ia malah mengatakan, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ia menerima nasib buruknya dan tetap setia kepada Allah.
Apabila suatu saat jubah kita ditanggalkan seperti Yusuf–mengalami kesulitan dan penderitaan, apakah kita akan menyerah dan meninggalkan Tuhan? Melihat kehidupan Yusuf selanjutnya, ia tetap hidup baik dan memuliakan Tuhan. Ketika menjadi seorang budak, ketika dalam penjara, ia tetap setia melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Ia juga tidak membenci saudara-saudaranya ketika ia sudah menjadi penguasa di Mesir, malah ia menolong mereka. Orang lain pun melihat bahwa Yusuf disertai Tuhan dan Tuhan membuat segala sesuatu yang dikerjakannya berhasil.
Menjalani kehidupan dalam dunia ini bukanlah hal mudah. Terkadang kita berhasil, terkadang kita jatuh dan menderita. Mari kita belajar dari kehidupan Yusuf. Meskipun jubah indahnya ditanggalkan, ia tetap setia kepada Tuhan dan selalu melakukan yang terbaik untuk memuliakan-Nya. Tetaplah beriman dan jangan putus harapan. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
23
Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.
24Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.
25Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.
26Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: “Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?
27Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
28Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
29Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya,
30dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: “Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?”
31Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
32Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: “Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?”
33Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: “Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam.”
34Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
35Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: “Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!” Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.
36Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
