SAUH BAGI JIWA
Bolehkah Marah?
Bacaan Alkitab Harian –
“Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: “Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu?”
“Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: “Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu?”
Rasa-rasanya di dalam dunia ini tidak ada orang yang tidak pernah menjadi marah. Ada banyak hal yang bisa memancing kemarahan kita. Entah mendapat perlakuan yang tidak seharusnya, entah dirugikan, entah dikecewakan, dan banyak hal lainnya yang dapat membuat kita menjadi marah.
Ketika Tuhan Yesus turun ke dalam dunia menjadi manusia, Dia pun pernah menjadi marah. Walaupun Tuhan Yesus adalah orang yang sabar, tetapi Dia pun bisa menjadi marah, tetapi tentunya bukan sembarang marah, tetapi marah karena alasan yang benar. Setidaknya Alkitab mencatatkan tiga peristiwa di mana Tuhan Yesus menjadi marah.
Pertama, ketika Yesus berkata bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari, Petrus pun menarik Yesus ke samping dan menegor-Nya. Maka Tuhan Yesus pun memarahi Petrus. Kedua, Yesus marah ketika murid-murid-Nya melarang orang membawa anak-anak kecil kepada-Nya. Dan ketiga, Yesus marah ketika melihat orang berjual beli di halaman Bait Allah dan Dia pun membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati.
Selain Tuhan Yesus, ternyata tokoh-tokoh besar lainnya di dalam Alkitab, seperti Musa, Daud, Ayub, dan Nehemia pun pernah menjadi marah. Juga dalam bacaan hari ini, dikisahkan bagaimana Yakub menjadi panas hati dan akhirnya bertengkar dengan Laban. Tetapi kemarahan Yakub tentunya beralasan. Laban dengan semena-mena telah menuduhnya melarikan diri sambil membawa harta benda dan dewa sesembahannya. Kemudian Laban mengejarnya dan dengan seenaknya menggeledah barang-barangnya. Diperlakukan seperti seorang penjahat, Yakub pun menjadi marah.
Demikianlah hari ini, sebagai manusia, kita pun dapat menjadi marah. Tetapi kita perlu waspada ketika kita menjadi marah. Efesus 4:26 mengingatkan, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Dan juga penulis Kitab Mazmur 37:8 menasihati kita, “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” Oleh karena itu, ketika menjadi marah, janganlah kita biarkan amarah itu untuk waktu yang lama karena dapat mengarahkan kita kepada dosa. Segeralah padamkan!
Seperti Yakub, dia pun tidak berlama-lama ketika marah. Dia dan Laban segera berdamai dan kemudian mengikat perjanjian. Teladan Yakub ini patut kita contoh. Ketika ada yang membangkitkan amarah kita, jangan biarkan itu bertahan lama, “sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah”.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Laban mengejar Yakub
22 Ketika pada hari ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari,
23 dibawanyalah sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead.
24 Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu, serta berfirman kepadanya: ”Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah kata pun.”
25 Ketika Laban sampai kepada Yakub, – Yakub telah memasang kemahnya di pegunungan, juga Laban dengan sanak saudaranya telah memasang kemahnya di pegunungan Gilead –
26 berkatalah Laban kepada Yakub: ”Apakah yang kauperbuat ini, maka engkau mengakali aku dan mengangkut anak-anakku perempuan sebagai orang tawanan?
27 Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepadaku, supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi?
28 Lagipula engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu.
29 Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah kata pun.
30 Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?”
31 Lalu Yakub menjawab Laban: ”Aku takut, karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku.
32 Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barangmu.” Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu.
33 Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke dalam kemah kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah Rahel.
34 Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya.
35 Lalu kata Rahel kepada ayahnya: ”Janganlah bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu, sebab aku sedang haid.” Dan Laban mencari dengan teliti, tetapi ia tidak menemui terafim itu.
36 Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: ”Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu?
37 Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili antara kita berdua.
38 Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan.
39 Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku.
40 Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur.
41 Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.
42 Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam.”
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
