SAUH BAGI JIWA
Belajar Memaafkan
“…dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian“ (Kolose 3:13)
“…dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian“ (Kolose 3:13)
Bisa memaafkan seseorang memang membutuhkan proses yang panjang. Oleh karena itu, kita perlu belajar untuk bisa memaafkan atau mengampuni seseorang yang bersalah kepada kita. Memaafkan bukan berarti kita melupakan peristiwa yang menyebabkan kita tersakiti. Bagi orang yang masih mempunyai ingatan yang baik, mana mungkin bisa melupakan suatu peristiwa yang begitu menyakitkan, kecuali orang tersebut sudah mengalami kepikunan atau hilang ingatan. Jadi memaafkan atau mengampuni bukan berarti kita harus melupakan peristiwa yang menyakitkan itu.
Bagaimana cara untuk belajar memaafkan? Kita harus tahu dulu alasan mengapa orang sulit untuk memaafkan. Biasanya seseorang sulit untuk memaafkan orang yang menyakitinya karena orang tersebut mempunyai status yang kita junjung, misalnya orang tua, mertua, pengurus gereja, bahkan mungkin seorang hamba Tuhan. Hati kita mungkin akan berkata, “Sesungguhnya orang-orang tersebut tidak boleh menyakiti hati saya.” Hal lainnya bisa juga karena orang yang menyakiti kita adalah orang yang pernah kita tolong. Kita akan merasa dikhianati, sehingga kita merasa sakit hati yang mendalam. Misalnya, seorang ibu yang sudah merawat anaknya dengan bersusah payah merasa kecewa karena anaknya tidak mau berbakti pada orang tuanya.
Belajar memaafkan harus dimulai dari pola pikir kita. Ada beberapa pola pikir yang perlu kita tanamkan dalam hati kita. Hal yang pertama adalah kita harus menyadari bahwa Tuhan telah mengampuni dosa dan kesalahan kita. Dia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia. Apakah kita menyadari bahwa Yesus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa (Rm 5:8)? Sering kali kita mau mengampuni kesalahan orang lain setelah dia mengakui kesalahannya dan datang untuk meminta maaf kepada kita. Tapi apa yang Yesus lakukan? Dia berinisiatif datang ke dunia untuk kita manusia yang telah bersalah dan berdosa pada-Nya, pada saat manusia masih berdosa.
Dalam Doa Bapa Kami juga ada kalimat yang berbunyi, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat 6:12). Artinya, saat kita meminta pengampunan pada Tuhan atas segala dosa dan kesalahan kita, Tuhan meminta kita untuk terlebih dahulu mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Jika kita tidak bisa mengampuni orang lain, maka menjadi tanda tanya besar: apakah kesalahan kita juga akan diampuni oleh Tuhan?
Pola pikir lainnya yang harus kita tanamkan dalam hati kita adalah bahwa semua orang bisa berbuat salah, termasuk kita. Tidak ada orang yang sempurna. Kita pun belum sempurna dan masih sering berbuat salah pada orang lain dan pada Tuhan. Atau walaupun kita merasa diri kita sudah sempurna, bolehkah kita tidak memaafkan orang lain? Tentu tidak demikian.
Bila saat ini kita masih belum bisa memaafkan orang lain, pergumulkanlah ini dalam doa-doa kita. Kiranya Tuhan Yesus membantu kita untuk dapat belajar memaafkan orang lain. Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 22-23 Maret 2025
1. Bacalah renungan “Belajar Memaafkan”
2. Adakah kesalahan seseorang yang masih sulit untuk kita maafkan? Setiap anggota keluarga dapat berbagi
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat belajar untuk memaafkan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.