SAUH BAGI JIWA
Belajar Berubah
“Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya“ (Kolose 3:10)
“Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya“ (Kolose 3:10)
Berubah untuk menjadi lebih baik ternyata perlu untuk belajar, karena orang cenderung sulit untuk berubah. Kita mungkin sering mengatakan, “Inilah saya. Saya sudah tidak bisa berubah dan saya rasa saya tidak perlu berubah.” Orang yang tidak mau berubah juga tidak peduli dengan pendapat orang lain. Mental ‘tidak mau berubah’ ini dapat menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Akhirnya kita menjadi orang yang merasa diri paling benar dan paling tahu. Bahkan kita menjadi orang yang ‘agak menyebalkan’ bagi orang lain.
Ada hal yang menarik dalam Kolose 3:10, dicatatkan bahwa ‘Manusia baru’ diminta untuk diperbaharui. Ini artinya setelah kita menerima baptisan air dan telah menjadi manusia baru, rohani kita harus terus menerus diperbaharui agar kita bisa semakin menyerupai Kristus. Maka berubah menjadi lebih baik ini adalah hal yang perlu dilakukan seumur hidup dan juga perlu dilakukan oleh semua orang–tidak memandang umur, status, atau jabatan.
Lalu, mengapa manusia sulit berubah? Ada beberapa orang yang tidak menyadari kekurangannya, atau malah tidak tahu. Tapi sebagian besar lainnya sebenarnya tahu kelemahan dan kekurangannya, tapi mereka tidak mau berubah. Ini sama seperti perumpamaan yang disampaikan oleh Rasul Yakobus: “Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya” (Yak 1:23-24). Kita tahu ada noda di muka kita saat kita bercermin, tapi anehnya, kita meninggalkan cermin tanpa berusaha membersihkan noda tersebut. Lalu untuk apa bercermin? Bukankah itu hal yang aneh?
Jadi bagaimana caranya belajar untuk berubah? Pertama, kita harus dengan rendah hati menerima nasihat dalam Alkitab atau nasihat dari orang lain. Tanpa kerendahan hati, mustahil kita bisa berubah. Dari semula, kesombongan hati dapat mendorong kita untuk menolak nasihat firman atau nasihat orang lain. Penulis Amsal mengatakan dalam Amsal 9:9a, “Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak.” Sedangkan orang yang selalu menutup telinganya terhadap nasihat adalah orang yang bebal.
Berikutnya, kita harus memiliki tekad untuk berubah. Memang berubah itu bukan hal yang mudah. Kita dapat meminta bantuan orang dekat untuk mengingatkan dan mendampingi kita saat kita ingin belajar berubah akan suatu hal. Tentunya kita juga perlu meminta bantuan Roh Kudus untuk melunakkan hati kita yang keras (Yeh 36:26).
Kiranya Tuhan Yesus membantu kita untuk berubah menjadi lebih baik. Selain itu, kiranya kita juga memiliki tekad untuk berubah dan mau melakukannya dengan rendah hati. Haleluya, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 22-23 Maret 2025
1. Bacalah renungan “Belajar Memaafkan”
2. Adakah kesalahan seseorang yang masih sulit untuk kita maafkan? Setiap anggota keluarga dapat berbagi
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat belajar untuk memaafkan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.