SAUH BAGI JIWA
Dua Anak, Satu Ahli Waris
Bacaan Alkitab Harian –
“Sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak” (Kejadian 21:10b)
“Sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak” (Kejadian 21:10b)
Ishak dan Ismael. Walaupun keduanya sama-sama adalah anak kandung Abraham, namun sesungguhnya ada perbedaan besar di antara keduanya. Penulis surat Galatia pasal 4 menuliskan dengan jelas perbedaan tersebut.
Pertama dalam hal status. Ismael dilahirkan oleh Hagar, yang awalnya merupakan hamba dari Sara. Sedangkan Ishak dilahirkan oleh Sara, yang merupakan perempuan merdeka. Maka, berdasarkan status dari ibu mereka, Ismael memiliki derajat yang lebih rendah dari Ishak. Ismael adalah anak seorang hamba, sedangkan Ishak adalah anak orang merdeka.
Kedua adalah terkait dengan perjanjian antara Allah dan Abraham. Sebagaimana Allah telah berfirman, “Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga” (Kej 17:21). Janji itu adalah perjanjian yang kekal antara Allah dan Abraham beserta keturunannya agar Allah menjadi Allah mereka dan seluruh tanah Kanaan akan Allah berikan menjadi miliknya untuk selama-lamanya.
Melalui Ishaklah janji tersebut akan digenapi, bukan melalui Ismael. Walaupun Allah akan memberkati Ismael juga dengan menjadikan keturunannya sebagai bangsa yang besar. Tapi ini berbeda dengan Ishak. Bukan saja akan menjadi suatu bangsa yang besar, keturunan Ishak juga berhak untuk masuk dan memiliki tanah Kanaan. Dan yang terpenting adalah Allah akan menjadi Allah mereka. Sehingga Ishak diperanakkan menurut janji, sedangkan Ismael diperanakkan menurut daging.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa Ishak adalah pewaris yang sesungguhnya. Dialah yang berhak menerima janji Allah, yaitu janji untuk diberkati selama hidup di dunia ini, dan juga terlebih lagi untuk menerima kehidupan kekal di surga.
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, kita pun dapat memiliki janji ini. Sebab ketika kita memutuskan untuk datang kepada Yesus, bertobat, dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita juga berkesempatan untuk menjadi ahli waris. Namun, untuk benar-benar memperoleh warisan tersebut, tentu saja kita harus memenuhi persyaratan tertentu.
Untuk menjadi ahli waris, seseorang harus menjadi dewasa terlebih dahulu. Demikian juga halnya dengan pewaris janji Allah. Ia harus menjadi seorang dewasa secara rohani. Ia harus mengenal Allah dan memahami kehendak-Nya. Ia harus memiliki iman dan rela menderita demi kebenaran dan Injil.
Ini dapat tercapai dengan melalui pembacaan firman-Nya, doa, dan persekutuan dengan sesama orang percaya. Dengan demikian, kita menjadi dewasa dalam iman dan mampu memahami serta melaksanakan kehendak-Nya dalam hidup kita. Hanya orang-orang seperti inilah yang berhak disebut sebagai anak Allah dan memenuhi syarat untuk menjadi ahli waris dari janji-janji Allah. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
8
Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu.
9Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri.
10Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
11Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
12Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
13Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu.”
14Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
15Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
16dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
17Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
18Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”
19Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
20Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
21Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
