SAUH BAGI JIWA
Mahkota Penguasaan Diri
“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi”
“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi”
Dalam suatu pertandingan olahraga, tentunya ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para olahragawan. Tidak hanya membutuhkan ketaatan, namun para atlet juga membutuhkan penguasaan diri ketika bertanding. Seorang petinju harus memukul lawannya pada bagian yang diperbolehkan. Jika dia tidak menguasai dirinya dan kemudian memukul bagian-bagian yang terlarang, dipastikan dia akan didiskualifikasi dari pertandingan.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita sesungguhnya juga sedang bertanding dalam pertandingan rohani. Sama seperti suatu pertandingan olahraga, pertandingan rohani ini juga memerlukan penguasaan diri. Jika para atlet mengikuti suatu pertandingan demi mengejar suatu mahkota yang fana, kita yang berada dalam pertandingan rohani, mengejar suatu mahkota yang kekal.
Jika kita perhatikan, setiap manusia pernah mengalami sukacita dan dukacita. Ada seseorang yang mengatakan, “Kalau senang, jangan terlalu senang. Kalau sedih, jangan terlalu sedih.” Ketika kita terlalu senang, kita bisa menjadi lupa diri dan kemudian berbuat dosa. Sedangkan ketika kita terlalu sedih, kita bisa menjadi stres, depresi, dan bahkan mungkin melakukan tindakan bunuh diri.
Itulah mengapa kita harus memiliki penguasaan diri dalam setiap keadaan dan dalam setiap situasi yang harus kita hadapi. Suatu kali saya pernah bertemu dengan seorang ibu. Suami beliau dan menantunya sakit serta memerlukan perawatan yang serius. Kami yang melihat keadaan keluarga ini turut prihatin dengan apa yang terjadi. Ketika saya bertemu dengan ibu itu, saya bertanya, “Ibu, bagaimana keadaan Ibu?” Kemudian dia memberikan sebuah jawaban yang membuat saya takjub. Dia menjawab, “Kesedihan satu hari akan berlalu, kesenangan satu hari juga akan berlalu.” Ya, janganlah kita terlalu memikirkan tentang kesedihan ataupun kesenangan, sebab semuanya akan berlalu.
Alkitab memberikan sebuah dorongan kepada kita, yaitu orang yang menguasai diri sesungguhnya melebihi seseorang yang merebut kota (Ams 16:32). Kalau hari ini kita bertemu dengan seorang panglima atau pemimpin di dalam sebuah pasukan, kita akan mendengar banyak pujian yang disampaikan kepadanya. Tapi firman Tuhan memberikan sebuah ingat-ingatan kepada kita, bahwa orang yang sabar melebihi seorang pahlawan dan orang yang menguasai diri melebihi orang yang merebut kota.
Selain itu, Rasul Paulus juga menyampaikan kepada jemaat di Galatia mengenai sembilan buah Roh dan yang menjadi penutup dari buah Roh tersebut adalah penguasaan diri (Gal 5:22-23). Maka, hari ini dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan, hendaknya kita mengejar penguasaan diri agar kita beroleh mahkota abadi yang disediakan oleh Tuhan.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
15-16 Feb 2025
- Bacalah renungan “MAHKOTA PENGUASAAN DIRI”
- Pikirkanlah sebuah contoh bagaimanakah caranya kita dapat menguasai diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap anggota keluarga boleh berbagi pendapatnya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat menguasai diri dalam menjalani kehidupan ini.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.